Awal melangkahkan kaki di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Tigaron, Kabupaten Karangasem yang baru mempekerjakan tiga orang karyawan, I Made Mangku Mudiana masih ditempatkan pada posisi kasir. Kemudian pada tahun 1991, karena kesulitan untuk mendapatkan pimpinan, I Made Mangku Mudiana cukup diakui kinerjanya selama bergabung di LPD, hingga waktu terus berjalan LPD harus segera mendapatkan pimpinannya. Akhirnya ia pun dipercaya dan menerima tawaran menduduki bangku pimpinan LPD Desa Adat Tigaron.
Hanya tamatan SMA, I Made Mangku Mudiana tidak menyangka akan terpilih sebagai pimpinan LPD Desa Adat Tigaron. Diantara tiga orang karyawan yang bekerja saat itu, ia memang yang senior dalam usia, namun pengalaman, semuanya masih dalam tahap merintis dan perlu banyak belajar. Selebihnya ia menjalani pekerjaan dengan seharusnya dan memberikan yang terbaik untuk LPD Desa Adat Tigaron.
Pola pekerjaan sebagai karyawan pada masa 1990an itu, tidak serutin seperti sekarang ini, sehingga memiliki kesempatan untuk mengambil pekerjaan lain yakni sebagai tukang bangunan. Tak sampai disana saja pekerjaan nyambil yang ia ambil, karena selama lima tahun lamanya tidak mendapat gaji dari LPD. Ia juga berlakon sebagai nelayan, petani garam, apapun yang memberikan penghasilan untuknya.
Baca Juga : Bersama Kita Bangkit Hadapi Tantangan di Masa Depan
Meski demikian adanya keadaan LPD Desa Adat Tigaron, tak ada pihak tertentu atau krama yang memandang rendah atau menyepelekan. Sampai akhirnya ia menduduki kursi pimpinan pun, astungkara mendapat dukungan selama bertanggung jawab dengan posisinya dan seluruh staf berlandaskan kejujuran, LPD Desa Adat Tigaron akan menemukan jalan terbuka dalam melayani krama desa adat.
Salah satu rekan I Made Mangku Mudiana, I Wayan Terana selaku sekretaris LPD Desa Adat Tigaron, bisa dikatakan juga tidak menyangka akan terlibat sebagai pengembang LPD. Ia sendiri memiliki latar belakang di bidang pariwisata, sampai ada tawaran dari pihak LPD langsung untuk menjadi pengurus LPD Desa Adat Tigaron. Ia pun mengikuti tes interview layaknya karyawan baru akan memasuki perusahaan. Pria berusia 49 tahun ini, pun diterima sejak tahun 2000 pada posisi collector tabungan, sembari sebagai tukang acung di desa Tulamben.
Pondasi yang kuat dimiliki LPD adalah berakar dari kepercayaan krama desa adat. Pria kelahiran Tigaron 19 Juni 1968 ini, bahu membahu bersama seluruh stakeholder, baik itu dari prajuru desa maupun pihak LPD Desa Adat Tigaron sendiri, turun langsung ke banjar – banjar untuk mensosialisasikan LPD. Mengenai manfaat yang notabenenya dari krama untuk krama dan pembangunan desa.
Langkah – langkah yang diambil I Made Mangku Mudiana dalam mengambih hati krama untuk bergabung menjadi nasabah LPD Desa Adat Tigaron saat itu tidak muluk – muluk dengan mengumbar banyak janji. Hanya memberikan informasi secara jelas dan transparan kepada krama, tak kalah krusial bukti atas tujuan dari pendirian LPD itu sendiri.
I Made Mangku Mudiana dan jajaran pengurus LPD Desa Adat Tigaron lainnya sangat bersyukur, lambat laun apa yang mereka laksanakan mulai membuahkan hasil positif. Kepercayaan dari krama mulai tumbuh, seiring dengan pemahaman mereka soal pengelolaan keuangan di LPD yang nyatanya memang memberikan banyak benefit tak hanya bagi nasabah, terlebih bagi desa, di mana LPD Desa Adat Tigaron berpijak.
Dari modal dua juta rupiah yang diberikan pemerintah, I Made Mangku Mudiana harus ekstra bekerja menarik nasabah. Tak sia – sia, pada tahun 1991, produk tabungan mulai menjadi incaran pertama para nasabah, dengan menyisihkan uang 500 hingga 1000 rupiah dan terus mengalami kenaikan. Atas apresiasi krama, pihak LPD pun tak ragu memberikan hadiah atau undian dengan hadiah terbesar berupa sepeda motor, bagi krama yang rajin menabung di LPD. Hal ini diharapkan semakin menjadi motivasi untuk krama lain yang belum bergabung dengan LPD yang membawahi dua banjar, Banjar Tigaran Kangin dan Banjar Tigaron Kangin.
Baca Juga : Memaksimalkan Pengembangan Ekonomi Kemasyarakatan dengan Pasar yang Sehat
Kontribusi LPD Desa Adat Tigaron dalam Pembangunan Desa
Dalam berkontribusi ke desa adat, LPD Desa Adat Tigaron telah menyiapkan dana punia untuk Pura Khayangan Tiga, baik itu Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Puseh hingga 20 juta rupiah. Untuk upacara ngaben masal, LPD juga memberikan dana subsidi dan meringankan beban krama yang tengah berduka cita atau meninggal. LPD Desa Adat Tigaron, menunjukkan kepeduliannya dengan menyekolahkan anak yatim piatu hingga tingkat SMP, dana untuk organisasi – organisasi yang aktif di desa, untuk tokoh – tokoh masyarakat seperti pemangku dan pecalang, memberikan dana duka, dalam bentuk bantuan uang tunai. Program dana duka ini sudah dijalankan LPD Desa Adat Tigaron sejak tahun 2020.
Di masa pandemi, LPD Desa Adat Tigaron beupaya meringankan beban lansia dengan memberikan paket beras sebesar 10 kg kepada 150 lansia dan membagikan beras sebanyak 8 ton kepada 400 kepala keluarga (KK). Kegiatan pembagian sembako ini sesungguhnya telah berjalan setiap tahun dan dibagikan jelang hari Raya Nyepi. Kedepan bila laba terus berkembang, program seperti ini akan terus ditingkatkan.
LPD Desa Adat Tigaron dengan aset yang dimiliki saat ini mencapai 48 miliar, diharapkan kedepannya akan terus memberikan manfaat untuk krama, terutama dalam perekonomian dapat tumbuh kembali. I Made Mangku Mudiana mewakili LPD Desa Adat Tigaron juga banyak-banyak mengucapkan terimakasih kepada krama atas dukungan kepada LPD yang telah berinisiatif memberikan bantuan berupa beras untuk meringankan beban warga. Kedepannya semoga LPD Desa Adat Tigaron semakin berbenah diri dalam produk – produk lainnya yang tak kalah bermanfaat untuk krama dalam waktu jangka panjang. Kepercayaan dan LPD yang sehat, dapat terus dipertahankan agar LPD Desa Adat Tigaron bisa terus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan di desa adat maupun peningkatan kesejahteraan krama Tigaron.
Vkqtoc https://oscialipop.com – best price cialis 5 mg cialis generic india Generique Du Cialis En France Kkcuvt Propecia Inghilterra https://oscialipop.com – Cialis Uxhxao