Berangkat dari Kesederhanaan Untuk Terus Bertahan di Tengah Pandemi

Berangkat dari Kesederhanaan Untuk Terus Bertahan di Tengah Pandemi

I Wayan Subrata – UD. Sari Agung

Ayah dari I Wayan Subrata awalnya memiliki basic pekerjaan di bengkel sepeda, kemudian mencoba beralih usaha kecil-kecilan dengan berjualan bambu dan kayu kelapa. Sedangkan ibu, membuka warung kopi dan makanan kecil, yang kemudian berlanjut diikuti Sang Istri yang juga mengambil pekerjaan yang sama.

Setelah memiliki anak, dengan biaya yang semakin bertambah, Wayan Subrata kemudian meminta istri untuk berhenti berjualan di warung, untuk kemudian membuka sebuah usaha yang lebih menjanjikan kedepannya. Usaha bernama “UD. Sari Agung” pun dirintis pada tahun 1995, yang beralamat di Jalan Astina Timur, Samplangan, Kabupaten Gianyar, dan bergerak pada penyediaan bahan bangunan. Suasana saat itu, masih terbilang sepi, jadi bisa dikatakan menjadi sebuah keputusan berani, untuk akhirnya membangun sebuah usaha.

Setahun sebelum bergabung dengan toko bangunan tersebut, tempat usaha yang dipilih orangtuanya hanya seadanya dan belum layak disebut sebagai toko. Jumlah barang yang dimiliki pun masih sedikit. Namun seiring mendapat perhatian masyarakat, usaha ini pun semakin dilirik rekan-rekan kontraktor, hingga para sales mulai menawarkan produk mereka kepada UD. Sari Agung.

Berada di pinggir jalan, bisa menjadi keuntungan Wayan Subrata yang kemudian mengambil alih usaha ini. Dibalik pendiriannya, ada semangat dan inspirasi orangtua yang menjadi salah satu penopang dalam usaha ini. Di mana Wayan Subrata belajar soal berdagang dan harus pintar-pintar mencari celah soal kebutuhan yang tengah dicari oleh masyarakat, dan melengkapi toko bangunannya.

Memang orangtua tidak secara mendetail mengajarkan pria kelahiran 11 April 1971 ini, soal berwirausaha, setelah itu, ia harus belajar secara otodidak dari pengalaman diri sendiri dan orang-orang yang memiliki usaha lebih dulu. Namun dukungan orangtua tidak pernah lepas ia dapatkan, terutama saat-saat mengalami tantangan luar biasa selama berwirausaha. Wayan Subrata pun menceritakan bagaimana pengalamannya saat berhutang dalam jumlah ratusan juta rupiah. Ia pun mendapat nasehat,

Jangan terlalu memikirkan hutang, yang terpenting ialah ia masih memiliki sebuah usaha dan teruslah bekerja” kata ayahnya.

Mengingat kembali apa yang dikatakan ayahnya, memang benar adanya, jangan sampai kondisi tubuhnya menurun, hanya karena memikirkan hutang, yang malah akan menganggu aktifitasnya dalam bekerja. Fenomena pertumbuhan bisnis toko bangunan yang sudah menjamur, menjadi sebuah tantangan bagi Wayan Subrata saat ini. Bila dulu ia bisa mengirim barang hingga ke Kintamani, sekarang di masing-masing desa sudah memiliki toko bangunannya masing-masing. Jadi untuk perkembangan toko bangunan seperti “UD. Sari Agung” sangat mengandalkan masyarakat sekitar dan lebih baik lagi, bila menambah rekanan kontraktor.

Di mana ada jalan terbuka, dibaliknya pasti ada doa dan kerja keras. Pernyataan ini sudah menjadi ketentuan dunia yang sudah tidak bisa diganggu gugat. Wayan Subrata pun sebagai wirausaha, sampai saat ini masih terus bekerja dan menghandle pekerjaannya sendiri. Ia ungkapkan ada kepuasaan tersendiri, bila ia terjun langsung menyaksikan perkembangan usahanya, dimulai dari membenahi hal-hal terkecil yang dapat mempengaruhi kinerja usahanya. Selanjutnya ia harus memikirkan inovasi apa lagi yang bisa dilakukan, agar tidak hanya bergantung dari satu sumber pemasukan saja, Wayan Subrata bersama keluarga pun merintis usaha lainnya yang berbeda bidang, yaitu fasilitas kost-kostan di Bukit, Jimbaran dan di bidang pendidikan, “PAUD Vista Sari School” yang didirikan pada tahun 2019 berlokasi di Jalan Gunung Lempuyang, Samplangan, Kabupaten Gianyar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *