Membuka sebuah tempat praktik sendiri memerlukan persiapan mental yang matang. Karena setiap keputusan yang diambil tentu menentukan jalan hidup kedepan dari seorang dokter itu sendiri. Menjadi seorang dokter butuh perjuangan panjang, baik dalam pendidikan mapun karir, seperti halnya seorang dokter dan juga pengusaha bernama drg. Ignasius Yonas yang sudah menanamkan cita – citanya sedari kecil untuk menjadi seorang dokter. Kegigihan dan ketekunannnya membuatnya berhasil melewati tahap demi tahap untuk mewujudkan impiannya dengan baik, berjuang dengan hati dan tekad yang kuat terbukti mampu membawanya ke titik paling cemerlang masa depannya.
Bekerja dengan niat yang tulus untuk membantu sesama dan berkarya, nyatanya dapat membuka impiannya itu menjadi sebuah berkah, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Mulai membuka praktiknya pada tahun 2018 bersama sang istri ‘drg. Gemala M.H’ yang juga berprofesi sebagai dokter gigi, maka dengan integritas itu sebuah fasilitas klinik kesehatan gigi bernama ‘My Dentis Bali’ yang beralamat di Jalan. Teuku Umar Barat No.341a, Padang Sambian ini mampu meraksasa, bergerak dinamis menjadi pilihan masyrakakat Bali untuk mendapatkan layanan kesehatan gigi.
drg. Ignasius Yonas lahir di Sambas, Kalimantan Barat dari keluarga yang sangat sederhana, kedua orang tuanya merupakan seorang tenaga kesehatan. Maka baginya pusat pendidikan pertama adalah terletak pada lingkungan keluarga, sehingga didikan dan suri tauladan orang tuanya lah yang berpengaruh terhadap perkembangan jiwanya untuk menjadi seorang dokter di kemudian hari.
Baca Juga : Pensiun Abdi Negara Merintis Usaha Berlandaskan Interaksi Kepercayaan dan Kejujuran
Sebelum sukses membangun impiannya, tentu berbagai tantangan dan penempaan harus ia lewati terlebih dahulu. Setelah menamatkan studi kedokterannya di ‘Universitas Gajah Mada’, drg. Ignasius Yonas tak lantas langsung membuka praktiknya sendri, karirnya di mulai pada tahun 2010 dengan bekerja di salah satu klinik di Yogyakarta, baginya tak mengapa untuk bekerja dengan orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman dari pasien yang beragam, sehingga dengan itu ia dapat semakin tangguh menghadapi situasi dan kondisi pada praktik di bidangnya. Seperti kata pepatah ‘Sambil Menyelam Minum Air’ kesempatan itu digunakannya sebaik mungkin untuk mengobservasi proses menjalankan sebuah klinik yang baik, sehingga menjadi bekal langkah besarnya untuk kelak membuka sebuah klinik miliknya sendiri.
Bekerja dengan tekun dan disiplin nyatanya dapat membuahkan kredibilitas yang baik, dengan itu ia pun kemudian mendapatkan tawaran dari koleganya untuk bekerja menjalankan sebuah klinik yang ada di Bali. Kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru itu tak ia sia-siakan, berbekal ilmu dan pengalaman yang dimilikinya akhirnya drg. Ignasius Yonas mencoba peruntungan karirnya di pulau Dewata.
Keluar dari zona nyaman dan memilih untuk berpindah tugas ke Bali nyatanya dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi. Hal yang paling terasa oleh drg. Ignasius Yonas saat di awal kepindahannya adalah menyesuaikan keahliannya dengan lingkungan yang ada di sekitar, karena Bali adalah kota pariwisata, maka ia pun harus membiasakan diri untuk dapat melayani para ekspatriat/turis di mana tantangannya adalah cara penyampaian dalam bahasa berbeda. Alhasil ia pun harus belajar beradaptasi dan bergerak dinamis agar dapat memiliki jejaring dan terus mengembangkan wawasannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, bertambah juga pengalaman dalam menangani pasien dan mengorganisir sebuah klinik. Maka keinginan untuk membuka praktik miliknya sendiri pun semakin kuat, dalam hal ini drg. Ignasius Yonas menjalankan strategi alternatif untuk bekerja 50:50 membangun bisnis praktik dokter giginya sembari masih bekerja di klinik milik koleganya. Berutung peran sang istri drg. Gemala M.H yang mempunyai profesi serupa akhirnya dapat menuntun perjalanan klinik yang mereka rintis, sehingga dapat berjalan perlahan namun pasti mendapatkan hasil yang potensional.
Menyadari peluang itu, akhirnya dengan pemikiran yang matang dan kemantapan hati drg. Ignasius Yonas pun memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan memilih untuk fokus meniti usaha kliniknya yang bernama ‘My Dentist Bali’ bersama sang istri tercinta pada tahun 2018.
Tentu saja hal ini merupakan langkah besar dan titik balik perjalanan hidupnya bersama sang istri. Karena dengan membuka klinik milik mereka sendiri, ia dan istri tidak hanya merintis profesinya sebagai dokter, melainkan juga sebagai pebisnis. Memulai bisnis klinik kesehatan terbilang susah-susah gampang, karena tentu saja ada beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam membuka layanan kesehatan.
Seorang pebisnis layanan kesehatan, tentu harus benar – benar paham dan mengenal bisnis yang ditekuni. Karena layanan kesehatan berurusan dengan kesehatan seseorang, maka bisnis ini pun berurusan dengan kepercayaan. drg. Ignasius Yonas pun mengatakan bahwa cara penanganan dan diagnosis yang tepat adalah penentu kepercayaan dan kenyamanan pasien, sehingga hal itu menjadi modal utama sebuah klinik untuk dapat berkembang secara organik dan menjadi pilihan masyarakat.
Baca Juga : Kalau Mau Hasil Optimal Jangan Setengah – Setengah Dalam Berbisnis
Berbicara tentang profesionalisme memang tidaklah gampang, profesionalisme sebagai seorang dokter tentu juga di dapat dari penempaan demi penampaan yang akan membentuk mental, kedisiplinan dan cara komunikasi dengan para pasiennya. Bagi drg. Ignasius Yonas seorang dokter harus kompeten memantau perkembangan akan pengetahuan dan keterampilan yang terus bergerak progresif saat ini. Sebab hal itulah yang menurutnya akan menjadikan hubungan pasien dan dokter menjadi lebih baik. Mungkin formula itu juga yang menjadikan klinik ‘My Dentist Bali’ lewat tangan dinginnya dan istri dapat tumbuh progresif dan sukses mendapatkan kredibilitas dari masyarakat dalam memenuhi layanan kesehatan gigi. Alhasil, tahap demi tahap perjalanannya menjadikan klinik ‘My Dentist Bali’ berhasil berkembang dengan pesat menjadi alternatif pilihan favorit masyarakat di Bali.
Dari pengalaman drg. Ignasius Yonas sebagai seorang dokter dan pengusaha, kita dapat memetik pembelajaran bahwa memiliki keberanian untuk lepas dari zona nyaman merupakan sesuatu yang belum tentu berdampak buruk kedepannya. Seperti ditugaskan atau memilih melanjutkan karir di kota yang berbeda. Namun tentu saja dibalik itu drg. Ignasius Yonas menjadikan pengalamannya itu sesuatu yang berharga, yang dapat mewujudkan beberapa pandangannya dan menjadi titik balik kehidupannya. Maka dalam menjalani profesi apapun, sebuah niat tulus dan kegigihan akan sanggup menghadapi setiap persoalan yang dihadapkan. Masing – masing individu memang pasti memiliki caranya tersendiri untuk meraih kesuksesan, ada yang berdasarkan pengalaman, ada juga yang sudah mempersiapkan cita – citanya sedari dulu untuk didapatkan. Rentang waktu yang dibutuhkan juga mungkin akan berbeda, tergantung dari pergerakan masing – masing orang.
Maka tetaplah bersyukur dan jangan takut akan perubahan, tinggalkan pikiran yang membuat kita lemah karena mengubah dunia merupakan cita – cita yang besar dan sangat sulit mewujudkannya. Hal yang paling mudah untuk dilakukan yaitu dengan mengubah diri sendiri untuk menyesuaikan keahlian dengan lingkungan yang ada di sekitar.
Seperti drg. Ignasius Yonas yang memiliki impian dan cita – cita yang tak tergoyahkan untuk menjadi apa yang ia inginkan sejak kecil. Maka tegaskan diri, buang pikiran negatif, dan lakukan yang terbaik. Karena tidak ada seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu yang sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu yang benar. Untuk mendapatkan keberkahan dan keberhasilannya, seorang insan hendaklah mempunyai visi sendiri yang bukan hanya berfokus pada pencapaian dirinya saja, alangkah lebih baik jika hal itu dapat menjadi manfaat dan kebaikan bagi lingkungan sekitar dan orang banyak.
2 thoughts on “Berani Keluar Dari Zona Nyaman Untuk Masa Depan yang Gemilang”