Berbekal Pengalaman, Kini Sukses dengan Bisnis Canopy di Bali

Berbekal Pengalaman, Kini Sukses dengan Bisnis Canopy di Bali

Eksanudin & Ririn – Bali Jaya Canopy

Masa depan yang sukses adalah dambaan setiap orang. Meski demikian, masa depan pula merupakan satu hal yang juga sangat sulit di tebak. Bisa berjalan sukses, tetapi bisa juga berjalan tidak sesuai rencana. Semuanya tergantung dari usaha, doa dan tekad yang kita lakukan. Hal tersebut yang juga terus di pupuk oleh Eksanudin, aktor sukses di balik bisnis home industry yang sedang ia kembangkan saat ini. Usaha tersebut di kenal dengan nama Bali Jaya Canopy.

Satu hal yang tidak bisa kita pungkiri, bahwasannya setiap individu memiliki potensi untuk membuat hidupnya lebih baik dengan cara mengembangkan skill yang dimiliki. Namun untuk mengetahui potensi tersebut, membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menggalinya. Termasuk dari banyak tempaan dan pengalaman yang sudah dilalui. Hal tersebut yang turut menjadi bekal Eksanudin untuk mengembangkan bisnis Bali Jaya Canopy, jasa pemasangan sekaligus distributor pembuat bahan canopy.

Di Indonesia umumnya canopy atau yang sering juga disebut awning adalah kata yang ditujukan kepada sebuah perangkat pelindung sekunder pada sebuah bangunan. Yaitu berupa jendela, garasi, teras dan struktur pelengkap pada area tertentu seperti pada arena olahraga maupun pada sebuah arena pertunjukan. Selanjutnya canopy bisa menjadi alasan untuk kualitas dan pencapaian eklusifitas. Beragam kombinasi dasar jenis kain awning seperti Polyester, Vinyl, Acrylic Canvas yang di konfigurasikan dengan kerangka besi, alumunium, baja ringan serta kayu untuk anda yang memilih perpaduan natural.

Lalu seperti apa keunikan yang ditawarkan Bali Jaya Canopy?, kepada media Harian Rakyat Bali, pria yang berperawakan kecil dan peramah ini banyak menceritakan berbagai macam hal saat ditemui di sela kesibukannya, di tempat usaha yang beralamat di Jalan Tukad Bilok Gg. Harum No. 06, Sanur Kauh Kota Denpasar. Eksanudin mengatakan jika Bali Jaya Canopy merupakan salah satu vendor pabrikasi canopy profesional yang fokus menyediakan jasa pembuatan canopy atau awning, sun shade sail, retractable awning dan model kanopi lainnya sesuai dengan kebutuhan serta model desain konsumen.

“Bali Jaya Canopy saya pikir hadir sebagai solusi untuk siapa saja yang sedang mencari vendor kanopi dengan layanan professional di Bali. Pengerjaan kanopi tentu akan di tangani oleh teknisi dan tim handal yang berpengalaman. Disini kami memiliki pengalaman kurang lebih selama 9 tahun dalam bidang ini, yang tentunya bukanlah waktu yang pendek. Selama hampir 1 dekade tersebut, kami berhasil bertahan karena banyak klien yang sudah mepercayakan kami sebagai vendor kanopi dengan kualitas terbaik. Seperti misalkan di hotel-hotel, villa, café, dan tempat akomodasi lainnya. Meski berskala home industry, tetapi bahan yang kami pakai kebanyakan import. Khusus untuk bahan kain untuk canopy jendela, pintu, dan lain sebagainya,” jelas Eksanudin.

Selama proses pengerjaan, biasanya untuk mempermudah konsumen, Bali Jaya Canopy sendiri juga menyiapkan tim desain khusus. Selain itu, harganya pun fleksibel yang tentu ramah dengan isi kantong konsumen. “Semisal konsultasi gratis untuk pilihan kain sun shade sail yang sesuai dengan budget tanpa mengurangi kualitas dan fungsi produk. Kemudian juga kita memastikan setiap produk dibuat dengan teliti, dan segi desain hingga konstruksi. Tidak hanya itu, manajemen konstruksi berkualitas tinggi akan terus menjadi bagian yang mesti kami perhatikan. Seperti melakukan quality control pada setiap produk pesanan adalah kewajiban dari Bali Jaya Canopy,” imbuhnya.

Untuk jenis jasa canopy sendiri, lanjutnya terdiri dari berbagai macam jenis dan model sesuai kebutuhan. Selain awning dan sun shade sail, tersedia juga retractable awning, canopy alderon UPVC, Canopy onduline, canopy polycarbonate, canopy trimdek, canopy spandex, dan canopy baja ringan. Tidak hanya itu, tersedia juga roller blind yang merupakan salah satu komponen tambahan bangunan rumah maupun bangunan bernilai bisnis yang kegunaannya untuk memenuhi kebutuhan praktis dan estetis interior ataupun eksterior sebuah bangunan.

Konsep serta ilmu yang tentu tidak datang begitu saja. Sebab beragam model yang tersedia dalam wajah usaha milik Eksanudin, memiliki keunikan serta peluang yang tidak bisa semua orang geluti. Pria asal Jember ini pun membeberkan ide awal mengapa tertarik untuk mengembangkan bisnis canopy di Bali. Hal tersebut tidak terlepas dari perjalanan panjangnya mengumpulkan pengalaman dan berani sekaligus mencoba belajar lebih banyak dari semua tempaan itu.
“Awalnya, hanya datang main ke Bali bersama teman-teman.

Lama – lama akhirnya tertarik untuk bekerja. Sebenarnya saya tidak pernah terpikirkan untuk bisa seperti ini ya. Ikut alur saja. Intinya menikmati saja. Paling tidak dengan begitu kita punya banyak pengalaman dulu,” imbuh Eksanudin. Kali pertama setelah cukup lama di Bali, ia langsung bekerja di salah satu perusahaan konstruksi. Tidak mendapat duduk nyaman di balik meja, namun Eksanudin lebih banyak aktif bergerak di lapangan. Kurang lebih 7 tahun dirinya mengabdi, ada banyak tempaan yang ia pelajari. Hingga di tahun 2013 silam, dirinya berani untuk membuka bisnis dengan modal yang pas – pasan.

“Kebetulan pekerjaan saya sebelumnya di lapangan ya, bagian kontruksi. Di tempat kerja sebelumnya memang saya banyak belajar, karena masih berkaitan erat dengan pekerjaan atap juga di bagian kontruksi. Sehingga konsep dari pekerjaan itu saya terapkan di usaha ini. Pelan-pelan saya bangun dengan coba memadukan model-model kontruksi dengan bahan yang ada. Dan tidak menyangka, ternyata banyak yang tertarik. Saya hanya tamatan STM jurusan otomotif. Bagian las sudah saya kuasai dari sana,” aku anak petani yang murah senyum itu.

Lebih lanjut, Eksanudin mengatakan bahwa kesuksesan sebuah perjalanan hidup dengan bisnis yang kini tengah berdiri kokoh, tidak terlepas dari dukungan besar istri dan anak-anaknya. Baginya selain pendamping hidup, sosok istri adalah orang hebat yang terus mendukung sekaligus memberi motivasi besar di balik segala upaya dan kesuksesannya. Terlebih ketika hadir saat masa-masa sulit yang menerpa proses perjalanan hidup. Seperti apa kerikil tajam yang sudah mereka lalui? Ririn sebagai istri yang sangat memahami turut bicara tentang perjalanannya. Di balik besarnya rasa cinta dan sayang, memang ternyata ada pengorbanan yang tulus untuk saling menguatkan.

Ibu tiga anak ini mengatakan, masa-masa sulit yang sangat terasa ketika situasi ekonomi di Bali tersendat karena peristiwa bom Bali pertama di tahun 2002. Jauh sebelum membangun usaha ini, mereka berada dalam situasi yang memprihatinkan. Biaya untuk kebutuhan keluarga tidak cukup, sehingga mereka memutuskan untuk sama – sama menjadi penjual bakso dengan modal ala kadarnya.

Cukup lama untuk memulihkan keadaan, kurang lebih 2 tahun usaha ini berjalan mulus meski sekadar memenuhi kebutuhan sehari – hari. Meski kondisi demikian, ia mengaku tidak ingin banyak mengeluh. Kebesaran hati yang tentu tidak semua orang miliki. Bahkan, khusus untuk dua orang putri dan satu orang putranya, pasangan suami istri ini selalu menggunakan uang pinjaman untuk membiayai sekolah.

“Kenapa kami mesti mengutamakan pendidikan anak – anak, itu karena memang pendidikan kami hanya sebatas SMA saja ya. Istilahnya kita harus bisa mengarahkan anak-anak untuk bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, tentu agar nasib tak sama seperti kita. Jadi memang saat meminjam uang untuk biaya sekolah mereka, kami selalu memberitahu kepada anak-anak.

Sebenarnya bukan untuk membebani mereka, tetapi supaya mereka juga terus diingatkan dengan tanggung jawab mereka. Begitu juga kalau dengan urusan keluarga yang masih sakit atau ada persoalan biaya, kami selalu ikut membantu meski dari kekurangan kami,” ungkapnya luruh sambil mengakui bahwa apa yang telah mereka lakukan itu berkat didikan orangtua secara turun-temurun.

Sehingga dengan apa yang kini mereka rasakan, ia sangat berharap agar ketiga anaknya bisa belajar dari beragam pengalaman rumit yang sudah mereka rasakan sebelumnya. “Saya pernah bilang ke anak-anak, bahwa jangan pernah bangga dengan gelar yang dimiliki. Sebab ilmu itu tidak bisa di bawa sampai mati, tetapi setidaknya kamu bisa hadir sebagai orang yang bermanfaat untuk orang lain dan hidup bersosial.

Sehingga, melalui usaha yang sudah kami bangun ini bisa mereka manfaatkan dan mempertahankannya ke depan. Bisa dikembangkan lagi. Syukurnya anak perempuan saya yang pertama lulusan S1 Farmasi dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di bali kemudian anak kedua yang laki – laki juga lulusan IT di STIKOM Bali dan anak perempuan kami yang terakhir masih duduk di bangku SMA. Untuk pemasarannya sudah mulai berjalan melalui website kami sendiri, ya semoga beragam prodak yang ada bisa dipasarkan lebih luas lagi,” pungkas perempuan yang juga berasal dari Jember ini.

Sementara itu, ketika ditanya tentang seperti pesan positif apa yang ingin mereka sampaikan kepada pembaca dan kaum milenial, Eksanudin dengan tegas mengatakan agar tetap berjuang sekaligus belajar untuk selalu bersyukur di setiap situasi dan kondisi. “Menurut pengalaman saya sih lebih baik berusaha sebisa mungkin. Seperti apa hasilnya harus menerima. Kemudian pantang menyerah. Itu saja kuncinya,” tutup Eksanudin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *