Berharap Bisa Meregenerasi ke Anak Cucu

Berharap Bisa Meregenerasi ke Anak Cucu

Lahir di daerah perbukitan, Br. Dinas Pungutan, Sidemen, Kabupaten Karangasem, pada 17 November 1979, di lingkungan yang belum menerima dana infrastruktur yang merata dan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di sektor pertanian. Meski dari latar belakang yang sederhana, hanya I Nyoman Kardiyasa yang bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan senior-seniornya maupun angkatan kelahirannya.

Tahun 1991, I Nyoman Kardiyasa diajak orangtua pindah ke daerah agak dekat perkotaan, agar orangtua mulai lebih mengembangkan perekonomian dengan berdagang. Sedangkan ia melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Sidemen, harus melalui perjalanan setapak kecil yang panjang, yang masih sangat belum memadai, seperti beraspal seperti sekarang ini. Karena kondisi tersebut, ia sempat tak ingin melanjutkan sekolah saat kelas II SMP, ayahnya kemudian membelikan ia sepeda, agar ia kembali bersemangat untuk mengenyam pendidikan.

Baca Juga : Memaksimalkan Pengembangan Ekonomi Kemasyarakatan dengan Pasar yang Sehat

Tamat SMP, I Nyoman Kardiyasa tak ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya dikarenakan perjuangan-nya untuk menempuh jarak ke sekolah, terlebih saat perjalanan pulangnya, ia harus melewati jalan yang tak kuasa ia lalui dengan sepeda. Lelah melakukan rutinitas tersebut, ia memutuskan untuk langsung bekerja saja, ia sempat ngojek, kemudian menjadi petani arak selama lima tahunan.

Pertama kalinya I Nyoman Kardiyasa mulai terjun ke bidang koperasi pada tahun 2007, ide pendirian koperasi di Banjar Dinas Pungutan, muncul dari kelompok peternak yang membutuhkan dana simpan pinjam. Namun proses dalam memperoleh izin koperasi saat itu, benar – benar membutuhkan proses yang tidak mudah. Setahun setelah pendirian, yakni tahun 2008 baru bisa beroperasi, sekaligus memilih lokasi koperasi yang lebih memadai.

Saat dirintisnya Koperasi Buana Sari, I Nyoman Kardiyasa masih berstatus sebagai anggota, kemudian diangkat sebagai bendahara saat dalam proses perizinan koperasi. Hingga ia dipercaya sebagai generasi selanjutnya yang memimpin Koperasi Buana Sari. Sembari mengelola koperasi, karena sudah menjabat sebagai pemimpin, ia melanjutkan kejar paket C yang setara SMA, kemudian dilanjutkan ke jenjang sarjana.

Baca Juga : Berani Keluar Dari Zona Nyaman dan Sukses Berdikari Dengan Bisnis Properti

Singkat cerita, dari modal awal 70 juta, I Nyoman Kardiyasa dan seluruh tim dari Koperasi Buana Sari, kini sudah memiliki aset sebesar 15 miliar. Bersyukur, bisa meraih SHU yang positif, meski di masa pandemi, ini semua berkat dukungan seluruh anggota koperasi dalam memanfaatkan produk – produk unggulan di koperasi. Selama pandemi Covid-19, Koperasi Buana Sari turut meringankan beban anggota yang ekonominya terdampak wabah global ini. “Kami di koperasi memberikan paket sembako dan sudah kita lakukan pada tahun 2020 lalu, yakni sebanyak 170 paket sembako pada anggota inti.

Di era digitaliasi, Koperasi Buana Sari pun tak kalah bersaing dengan memperkenalkan salah satu fasilitas yang memudahkan anggotanya, yaitu Internet Banking Koperasi Buana sari. Aplikasi ini memungkinkan anggota untuk melihat saldo simpanan dan pinjamannya yang ada di koperasi. Fasilitas lainnya adalah transfer in dan out ke semua bank nasional di Indonesia serta melakukan pembayaran dengan berbagai biller lokal yang telah bekerja sama dengan Koperasi Buana Sari. I Nyoman Kardiyasa berharap kedepannya semoga Koperasi Buana Sari bisa terus bermanfaat untuk masyarakat dan bisa diwariskan ke anak cucu dengan harapan Koperasi Buana Sari terus eksis hingga masa mendatang.

2 thoughts on “Berharap Bisa Meregenerasi ke Anak Cucu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *