Berproses Melalui Pengalaman, Integritas dan Dedikasi Menjadi Poin Penting “LPD Desa Adat Pekutatan”  Menggejolakkan Perekonomian Desa

Berproses Melalui Pengalaman, Integritas dan Dedikasi Menjadi Poin Penting “LPD Desa Adat Pekutatan” Menggejolakkan Perekonomian Desa

Lembaga Perkreditan Desa / LPD berperan penting dalam menyediakan akses layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan, yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

LPD menawarkan berbagai layanan intermediasi keuangan, termasuk rekening tabungan, pinjaman dan tunjangan kepada individu dan usaha kecil di daerah pedesaan yang mungkin tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional.

Hal ini tentu membantu untuk mengembangkan inklusi keuangan, yang sangat penting untuk pembangunan ekonomi di daerah pedesaan. Ketersediaan modal untuk usaha mikro pedesaan kecil sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka, dan Lembaga Perkreditan Desa/LPD jelas saja memainkan peran penting dalam pergejolakan perekonomian masyarakat di suatu wilayah yang beriring dengan terpacunya infrastruktur desa.

‘LPD Desa Adat Pekutatan’ menjadi salah satu bukti nyata di mana lembaga keuangan desa dapat menangguhkan eksistensinya sebagai sarana untuk mencapai pemerataan ekonomi masyarakat dan pembangunan yang esensial.

Baca Juga : Jejak Kesuksesan Perempuan Bali Mandiri, Transformasikan Warung Sederhana Menjadi Restoran Bertaraf Dunia

Telah berdiri sejak tahun 1991. Kini ‘LPD Desa Adat Pekutatan’ telah tumbuh lebih dari 3 dekade berjalan beriring dengan berbagai pengembangan ekonomi, sosial dan juga spiritual masyarakat di wilayahnya.

Masifnya pertumbuhan ‘LPD Desa Adat Pekutatan’ tentu tidaklah lepas dari tangan dingin sosok bersahaja putra daerah bernama I Ketut Suartama yang memimpin jalannya LPD ini dan yang tak lain juga sebagai salah satu generasi pertama yang ikut terjun langsung mensosialisasikan program dan tujuan LPD ini di tengah masyarakat.

Karena seingat I Ketut Suartama dahulu di awal 90an, LPD masih awam di telinga masyarakat desa. Maka tentu saja tantangannya adalah terletak di sosialisasi dan penyuluhan tentang tujuan berdirinya lembaga perkreditan desa ini.

Namun dengan langkah konsolidasi yang terus masif dilakukan ‘door to door’ bertatap muka dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat, maka LPD dapat menjangkau setiap lapisan masyarakat dari sisi emosional.

Menurut I Ketut Suartama langkah itu memang terbilang sukses dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Karena dengan sosialisasi tatap muka langsung, lembaga dapat mengerti dan merangkum kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Dan berbagai program yang akan dirancang atau dihadirkan pun kemudian dapat mengena dan dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat.

Baca Juga : “RSUD WANGAYA” Transformasi Besar-Besaran Setelah Hampir Satu Abad Berdiri

Maka tak heran dengan semua dedikasi dan kredibilitas tersebut, ‘LPD Desa Adat Pekutatan’ ditangannya terus bertumbuh signifikan memperluas gerakannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan desa.

Laju kinerja ‘LPD Desa Adat Pekutatan’ juga hingga saat ini terus berfokus untuk mendorong individu dan usaha kecil untuk menyimpan uang mereka, yang kemudian dapat digunakan untuk berinvestasi dalam bisnis lokal dan proyek infrastruktur. Hal ini menjadi langkah fundamental untuk membantu mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di daerah pedesaan, yang sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayahnya.

Dalam hal ini, I Ketut Suartama selalu mensinergikan program – program yang akan digalakkan dengan perangkat pemerintahan desa ataupun dengan Bendesa Adat Pekutatan yakni Drs. I Made Ariyasa dan staff kepengurusan LPD yang saat ini diisi oleh Ir. Ni Wayan Widiani selaku Penyarikan (Sekretaris) dan Ni Nyoman Astiti sebagai Patengen (Bendahara), yang tak kalah penting adalah dengan sosok Badan Pengawas LPD Desa Adat Pekutatan yang bernama I Nengah Warianta,S.E., Ak.,M.M.

Sebagai pendamping, I Nengah Warianta sebagai tokoh masyarakat dan juga badan pengawas ‘LPD Desa Adat Pekutatan’ juga selalu mengurgensikan kinerjanya terhadap perumusan kebijakan dan pengawasan internal akuntabilitas keuangan desa ini.

Karena berbeda dengan I Ketut Suartama, latar belakang I Nengah Warianta memang telah lama berkecimpung di lembaga keuangan sebagai badan pengawasan keuangan dan pembangunan. Maka di masa pensiunnya, ia pun kemudian ditunjuk dan diamanahkan langsung oleh Bendesa Adat untuk berkontribusi mengawasi laju lembaga LPD Desa Adat Pekutatan ini tetap sehat.

Baca Juga : Menjalankan Dharma Sebagai Perbekel Desa Sedang: Pengembangan Potensi Desa Haruslah Disesuaikan dengan Urgensi Kebutuhan Masyarakat

Dengan niat tulus untuk melaksanakan dharma untuk desa tanah kelahirannya, I Nengah Warianta pun kemudian menjalankan amanah tersebut. Karena menurutnya semua yang dikerjakan bukan hanya soal perkara materi, melainkan juga berkah untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.

Maka dengan semua sumber daya yang ada, harapannya program-program yang dijalankan juga dapat menambah interelasi semua lapisan masyarakat sehingga dapat menjadi lembaga yang substansial dan mengena untuk kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Ditanya kunci sukses dalam membangun dan menahkodai jalannya lembaga keuangan desa ini, I Ketut Suartama dan I Nengah Warianta meyakini bahwa pondasi utama dalam membangun LPD adalah adanya keterbukan dan transparansi yang dilandasi kejujuran.

Kejujuran memang terdengar sangat ringan, namun jika ditela’ah lebih lanjut, dalam hal ini kejujuran bagi mereka adalah sikap lurus hati, tidak curang atau melakukan hal-hal yang menyalahi fakta. Maka interelasi menjadi hal penting kuatnya pondasi LPD ini.

Berbicara pondasi, maka sosok pimpinan tentu menjadi energi penting dalam laju pergerakan LPD ini yang juga tak lepas dari latar belakang dan penempaan kehidupan masa kecilnya.

I Ketut Suartama terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, ia dibesarkan oleh sosok wali tunggal ibunda tercinta, karena ayahanda telah lebih dulu meninggalkan dunia sejak ia masih berusia 4 tahun.

Meski keadaan ekonomi keluarganya saat itu serba pas-pasan, sikap gigih ibunda tercinta tetap terus memprioritaskan kebutuhan pendidikannya.

Baca Juga : Anak Desa yang Menuntaskan Dharma Kepada Ayahnya Tercinta Untuk Menjadi Seorang Dokter

Sadar akan keadaan ekonomi keluarganya yang tidak begitu baik, sebagai anak laki laki yang ingin melaksanakan darmanya, I Ketut Suartama pun tidak segan untuk turut bekerja membantu pergulanan ekonomi keluarganya sedari kecil.

Biasanya ia turut bekerja membantu ibunda dengan berladang dan mengurus hewan ternak sembari menyelesaikan aktivitas pendidikan formalnya hingga ke jenjang SMA.

Mungkin keseharian itulah yang membentuk sikap gigih dan disiplin sosok I Ketut Suartama, sehingga tanpa sadar membentuk konsistensi dan integritasnya dalam menjalankan segala pekerjaan yang diamanahkan kepadanya.

Pada kenyataannya membangun sebuah lembaga yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita dan harapan bersama, tentu saja dalam perjalanannya akan berhadapan dengan macam-macam tantangan, kendala dan kesukaran. Maka semangat dedikasi dan kesediaan berjerih-payah pun tetap diperlukan.

Semangat dedikasi yang tersemat dari sosok I Ketut Suartama yang menahkodai laju lembaga ini lebih dari 3 dekade menjadi bukti nyata bahwa kegigihan akan membawa seorang insan ke titik paling gemilang pada penitian karirnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *