I Ketut Kesumayuda atau yang hangat disapa Pak Mogo ini, mantap bergabung dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bangkung Sari sejak tahun 2019. Pada saat itu, ia dipercaya memegang posisi sebagai Pengawas bersama talenta-talenta lainnya dalam jasa keuangan maupun hubungan kemasyarakatan. Sampai menemui tahun 2021, dukungan publik semakin mengalir padanya untuk menjadi Ketua Pengurus KSP Bangkung Sari yang beroperasi di Jl. Diponegoro No.4-16, Pedungan, Denpasar Selatan.
Diawali dari tercetusnya pendirian koperasi di lingkungan Banjar Ambengan, diceritakan oleh I Ketut Lodra selaku Manajer dari KSP Bangkung Sari, bahwa saat itu banjar tengah membutuhkan dana untuk penyelesaian bangunan untuk Taman Kanak-Kanak. Ia yang sebagai Kelihan Adat saat itu, memiliki ide untuk meminjam dana kepada PT. Indonesia Power MSU Area II.2, yang kabarnya menyediakan dana gratis. Namun setelah ditanya lebih lanjut, dana yang tersedia adalah untuk organisasi kemasyarakatan. Karena saat itu, masih berupa sistem simpan pinjam yang dikelola PKK (Pemerdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), Pak Lodra dan Prajuru Banjar Ambengan, pun menemui kesepakatan untuk sekaligus mendirikan koperasi. Dana yang didapat dari PT. Indonesia Power sebesar Rp. 20 juta pun cair, ia gunakan dahulu untuk penyelesaian gedung TK, barulah dana yang diterima selama empat tahun dialokasikan untuk KSP Bangkung Sari. Tak ketinggalan laporan keuangan koperasi sebagai bentuk keseriusan pertanggungjawaban prajuru banjar ditujukan ke PT. Indonesia Power.
Kepercayaan untuk ngayah di masyarakat, bukan hal baru bagi pria kelahiran Bukit, Jimbaran ini. Keterlibatannya bermula dari memegang posisi bendahara di perangkat banjar, Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Ambengan dan sebagian besar posisi yang berhubungan dengan kas milik bersama, selalu diberikan kepadanya. Padahal ia pribadi tak memiliki basic ilmu maupun manajemen ekonomi, hanya penekanan pendidikan dari orangtua yang berlatar belakang bidan dan perawat yang mendidiknya untuk berlaku jujur, terlebih dalam kehidupan sosial. Ditambah ia merupakan anak laki – laki satu-satunya yang akan meneruskan peran orangtua dalam keluarga dan bermasyarakat. Tamatan Undiknas tahun 1999 ini mengungkapkan, ada sebuah beban rasanya bila ia sampai keluar dari norma – norma yang ditanamkan, praktis Pak Mogo tak mau mencoreng wajahnya sendiri yang juga pasti akan berimbas ke keluarga.
Adaptasi awal saat Pak Mogo memegang jabatannya sebagai Ketua Pengurus KSP Bangkung Sari, ada elemen – elemen yang ia akui masih perlu banyak belajar, seperti mencakup pembuatan laporan keuangan dan mengambil keputusan vital dalam koperasi, ia masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan oleh para seniornya di lembaga keuangan ini. Untuk manajemen karyawan, ia yang kebetulan memiliki usaha konveksi “Mr. Mogo Print”, sudah terbiasa dan cukup berpengalaman dalam berkontribusi membina karyawan sebagai aset untuk mencapai target usaha. Tak sampai disana, berkontribusi di KSP Bangkung Sari dan sekaligus di desa, membutuhkan manajemen waktu yang tidak mudah, terlebih ditambah dengan keberlangsungan upacara agama, membuat Pak Mogo harus pintar-pintar memilih mana yang bisa lebih diprioritaskan.