Berusaha, Berdoa, dan Bersyukur; Tiga Pengalaman Made Noliati Membangun Toko “UD. Putri Jaya“

Berusaha, Berdoa, dan Bersyukur; Tiga Pengalaman Made Noliati Membangun Toko “UD. Putri Jaya“

Di zaman ini seorang wanita mulai diakui eksistensinya, tak hanya berlaku dalam profesi tertentu, tapi juga sebagai wirausaha. Bahkan tidak sedikit yang memilih bidang usaha yang biasanya dilakoni oleh pria, salah satunya bisnis toko bahan bangunan. Bisnis inilah yang Ni Made Noliati pilih dan sukses membawa “UD. Putri Jaya” menjadi incaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hunian mereka.

Sebelum wanita kelahiran Abiansemal, 11 Februari 1978 ini menekuni bisnis bahan bangunan, ia pernah mencoba menjual tas dan dompet tiruan di daerah Kuta. Meski bukan 100% atas jerih payahnya, melainkan amanat peninggalan toko milik orangtua. Made Noliati tetap membutuhkan proses kerja keras dalam mengelola usahanya.

Tak hanya Made Noliati yang telah dipersiapkan masa depannya oleh orangtua dengan membangun sebuah usaha. Saudara-saudaranya yang lain pun telah memiliki ide usaha masing-masing di toko yang telah diwariskan kepada putra-putrinya. Namun tak semulus perjalanan usaha kerabatnya yang lain, ia sempat disergap oleh pertugas keamanan karena menjual barang tiruan .

Mengalami pengalaman yang tak menyenangkan, membuat ia memikirkan kembali apakah ia akan melanjutkan usahanya tersebut kembali atau tidak. Akhirnya karena alasan ketidaknyamanan, ia kemudian memutuskan untuk berhenti menjual barang tiruan.

Dari barang tiruan, Made Noliati terinspirasi dari orangtua yang saat itu telah memiliki usaha toko bahan bangunan di daerah Pemogan, terlebih dahulu. Atas dukungan dan saran orangtua, ia pun mulai beralih ke usaha yang sama, meski tidak memiliki kenalan khusus, seperti rekan kontraktor yang bisa ia jadikan media dalam mempromosikan usahanya.

Peran Krusial Orangtua Untuk Menjadi Wirausaha

Sebelum menjual produknya di toko, orangtua Made Noliati berkeliling di daerah Kuta untuk menawarkan barang dagangan mereka. Made Noliati saat itu posisinya masih di kampung halaman, menyaksikan bagaimana perjuangan orangtua untuk dalam memperjuangkan usaha mereka. Hingga seiring berjalannya waktu, usaha mereka semakin matang dan mampu berinvestasi untuk bekal putra-putrinya.

Baca Juga : Membangun dan Membina Hubungan Kemanusiaan dalam Karya di Dunia Kesehatan dan Pendidikan

Meski hanya segelintir dari kisah orangtua dalam membangun usaha yang diceritakan oleh Made Noliati, namun sudah bisa mewakili bagaimana peran krusial orangtua, dalam pembangunan usaha Made Noliati dan saudara-saudaranya. Bila bukan tanpa mereka, mungkin ia kurang termotivasi untuk membuka sebuah usaha, bahkan bisa jadi ia hanya akan menjadi karyawan biasa.

Saat akan membuka toko, Made Noliati sempat cemas karena di daerah yang akan ia pilih untuk membangun usaha, sudah ramai oleh usaha serupa. Ia yang sempat menanyakan hal tersebut kepada ayahnya, hanya menjawab : “Seperti di pasar, juga banyak yang berjualan sayur, jalani saja dulu karena setiap orang sudah memiliki rezekinya masing-masing”.

Meski diberi pengertian oleh ayahnya, Made Noliati tetap berupaya mencari lokasi yang masih jarang terdapat usaha ini. Dari mencari lokasi di Singaraja, kemudian beralih mencari informasi ke Jimbaran, namun peraturan kontrak yang hanya lima tahun, tak sesuai dengan targetnya dalam menjalankan bisnis. Akhirnya ia kembali ke lokasi yang sejak awal direkomendasikan oleh ayahnya, dengan pilihan keleluasaan masa kontrak untuk membuka usaha.

Secara resmi UD. Putri Jaya pun dibuka, beralamat di Jalan Tukad Badung No. 99x Renon Denpasar Selatan. Menawarkan pusat material bangunan dan listrik yang lengkap dengan harga yang terjangkau. Produk lainnya seperti cat tembok berbagai pilihan warna, kayu dan besi berbagai ukuran juga siap disediakan di UD. Putri Jaya.

Pelayanan ramah, cepat dan dibuka hingga malam hari, menjadi salah satu upaya Made Noliati dalam menarik customer, karena memang sangat jarang toko bahan bangunan yang buka lewat sore hari dan banyak masyarakat yang sangat terbantu akan jam pelayanan ini.

Di tengah pandemi, Made Noliati tak menampik sempat merasakan ketidakstabilan perjalanan usaha, bersyukur imbasnya tidak seburuk di daerah Kuta dan ia tidak harus merumahkan karyawannya. Sehingga roda usahanya dapat terus digerakan hingga saat ini.

Baca Juga : Memilih Menjadi Wanita Karir : Terus Belajar, Jujur dan Memiliki Keuletan Jadi Kunci Sukses

Berdoa, berusaha dan bersyukur, bagi Made Noliati itulah kunci keberhasilannya dalam mendirikan usaha. Tanpa adanya menjalin hubungan kepada Sang Pencipta, itu sama saja akan menimbulkan sikap takabur dalam diri sendiri. Ia pun tak ingin karena sikapnya sendiri yang justru bisa menjatuhkan usahanya.

Setelah tujuh tahun berdiri, prospek bisnis bahan bangunan bagi Made Noliati akan selalu bagus kedepannya, karena kebutuhan masyarakat pada bahan bangunan, yang tidak mengenal musim, juga seiring dengan banyaknya bertumbuhnya program pembangunan.

Inilah peluang yang bisa ditangkap bagi generasi muda yang mungkin akan memulai suatu bisnis, dan bisnis ini bisa menjadi salah satu pilihan. Yang terpenting, kembali lagi pada passion masing-masing individu dan harus tetap optimis membangun usaha meski di tengah pandemi. Jalani dengan niat yang positif, pasti selalu ada jalan yang terbuka untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan dijumpai di depannya.

One thought on “Berusaha, Berdoa, dan Bersyukur; Tiga Pengalaman Made Noliati Membangun Toko “UD. Putri Jaya“

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *