Haji Andre Maulana – UD. Anisa.
UD. Anisa merupakan usaha yang bibitnya ditanam pada 16 tahun yang lalu, yang awalnya akarnya membentuk dan bertindak sebagai supplier toko. Lambat laun, seiring dengan permintaan masyarakat, sekaligus ingin terus mengembangkan usaha yang lebih produktif, UD. Anisa juga merambah ke sistem retail.
Dari supplier yang djalankan pada UD. Anisa yang pusatnya beralamat di Jalan Ikan Tuna II (Jalan Raya Pelabuhan Benoa) No. 8 Pedungan, Denpasar Selatan, kemudian H. Andre Maulana mencoba mencari peluang dengan sistem retail, juga berdasarkan alasan ingin meninggalkan sistem supplier yang sudah kuno, yang menimbulkan ketidakefisienan dalam bekerja.
Dengan toko bertema modern, UD. Anisa bertransformasi menjawab tantangan zaman dengan menggunakan teknologi komputer dalam bisnis. Memperbaiki gaya kerjanya dahulu, yang berkeliling menyuplai barang-barang ke warung kecil pada tahun 2004.
Sebelumnya H. Andre Maulana pernah bereksperimen dengan usaha-usaha yang sifatnya tidak permanen dan memposisikan dirinya di beberapa perusahaan yang berbeda. Dari pengalaman-pengalaman, yang dalam pepatah disebutkan sebagai ‘guru terbaik dalam kehidupan’, H. Andre Maulana pun setuju dengan pernyataan tersebut, karena ia telah merasakan manfaat yang ia peroleh setelah terjun langsung dan menelan getirnya perjuangan untuk memperoleh rezeki.
Diakui H. Andre Maulana, ilmu dalam membangun toko retail, belum cukup memadai. Namun karena kerasnya perjuangan, jauh telah ia rasakan bertahun-tahun yang lalu, mengapa tak sekalian saja ia nekat untuk terjun dalam bisnis tersebut. Namun dari kenekatan bukan berarti ia tidak asal dalam mengambil keputusan. Ia pun mengikuti sebuah komunitas, demi menimba ilmu dan memilah-milah informasi yang tepat untuk calon usahanya.
Tergabung dalam “Asosiasi Perdagangan Retail Indonesia”, H. Andre Maulana patut berbangga karena berkesempatan berkonsultasi langsung dengan pengusaha-pengusaha yang sukses di bidang tersebut. Ia pun percaya diri dengan ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan, untuk memantapkan toko retailnya. Tak hanya berlokasi di Benoa, ia pun mulai membuka cabang kedua di Jalan Raya Sesetan No. 303 Sesetan, Denpasar Selatan pada tahun 2012.
Ikut Berupaya Menggerakan Perekonomian UMKM di Tengah Pandemi
Di era pandemi, beberapa pelaku UMKM harus berjuang untuk terus menggerakan perekonomian usaha mereka. Di balik kesuksesannya, H. Andre Maulana merangkul masyarakat dengan melakukan pembinaan di fasilitas umum, seperti mushola, melalui ilmu dan pengalaman yang didapatkan.
H. Andre Maulana berupaya menginformasikan dan memberi saran bagi masyarakat yang ingin merintis minimarket, seperti nasehat soal design toko sesuai dengan luas lahan yang akan digunakan, mengusulkan pengadaan perlengkapan toko berdasarkan skala prioritas dan membantu penyusunan serta penataan toko. Bersyukur, apa yang diinformasikannya mendapat respon positif dari masyarakat, dan alhasil sudah sekitar 30 franchise dari UD. Anisa yang sudah tersebar di seluruh kabupaten di Bali.
Lari pontang-panting H. Andre Maulana dari Ambon ke Bali, disebabkan karena peristiwa kerusuhan yang tidak membawa materi yang berarti saat itu. Berkat Sang Pencipta, ia bisa bersekolah kembali di SMA Seririt, Singaraja dengan menggunakan alasan atas peristiwa kerusuhan tersebut.
Hidup yang harus terus dilanjutkan perjuangannya, menjadi tantangan H. Andre Maulana selanjutnya. Ia melanjutkan pendidikannya di D1 Perhotelan BPLP, kemudian bekerja sebagai daily worker di sebuah hotel di Kuta. Selepas itu, sepertinya pariwisata tak mampu menarik perhatiannya, ia kemudian bekerja pontang-panting sebagai sales pada tahun 2002. Setelah setahun, ia pindah ke bagian distributor, sembari mengambil kuda-kuda untuk membangun usaha.
Totalitas dalam menjalani setiap proses hidup yang harus dilalui, sudah menjadi bagian dari kesuksesan H. Andre Maulana yang akhirnya menemukan jalan karir yang tepat untuknya. Kekuatan motivasi dari orangtua, yang mengharuskan ia memiliki nasib yang lebih baik di masa depan, pun membawanya harus nekat keluar dari zona nyamannya yang seolah mampu membunuhnya secara perlahan.
Keputusan keluar dari zonanya, memang pasti dirasakan berat oleh siapa pun, jadi kembali lagi pada pilihan masing-masing individu, mereka memiliki hak dalam menentukan pilihan hidup seperti apa yang akan dijalani di masa depan, terpenting adalah memiliki tanggung jawab akan pilihan tersebut.