Setiap niat yang besar dan di barengi usaha serta kerja keras, tentu tidak selalu menghianati hasil. Semuanya selalu bermuara pada kesempatan-kesempatan hidup yang lebih baik. Hal ini pula yang juga tengah dialami I Wayan Suandi Putra, seorang putra desa yang hanya menamatkan pendidikan akhir di tingkat SMP dan berprofesi sebagai supir truk, kini sukses menjabat sebagai seorang pebisnis.
I Wayan Suandi Putra atau yang lebih akrab disapa Wayan kini sudah menginjak usia 65 tahun. Meski demikian, tidak dengan semangat serta pembawaan karakternya yang masih sangat energik. Pria paruh baya tersebut masih sangat bersemangat untuk terus bekerja demi mengembangkan usaha yang sejak lama ia prakarsai. Usaha tersebut di kenal dengan nama UD. SKN, salah satu toko bangunan terlengkap dengan harga yang sangat terjangkau bagi kalangan masyarakat luas. Hingga saat ini, usaha tersebut masih tetap berdiri kokoh memberikan pelayanan penjualan bahan bangunan yang berlokasi di Desa Buruan, Tabanan.
Saat ditemui di waktu senggang rutinitas kerja, Wayan yang sempat di wawancarai ini banyak menceritakan awal mula dirinya berani untuk terjun sebagai pebisnis. Bahkan, keberaniannya bersumber hanya dari modal nilai upah seorang supir truk. “Saya menjalankan profesi supir itu selama 10 tahun. Kebetulan saat itu saya sering menghantarkan pesanan pasir dari setiap konsumen dan saya menemukan ada peluang lain, lewat kebutuhan bangunan. Akhirnya sambil ngantar pasir, sekalian saya melengkapi permintaan konsumen berupa bahan bangunan. Saat itu memang belum ada toko, jadi memang setiap permintaan saya selalu melayani,” ungkap Wayan dengan sedikit tersenyum sambil mengenang.
Baca Juga : Menjaga Kelanggengan Usaha dengan Mengedukasi Produk Smart Equipment dan Service Terbaik Kepada Customer
Situasi jatuh bangun demi memulihkan kondisi ekonomi keluarga, dengan tanggungan dua orang anak, Wayan yang selalu di dukung oleh istri, Ni Nyoman Klara Kristanti, mampu perlahan bangkit menaiki satu persatu anak tangga kesuksesan. Bagi Wayan ketika itu, keluarga menjadi prioritas utama dan ia pun memiliki tanggung jawab yang besar untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Satu-satunya jalan adalah siap bekerja keras lewat usaha serta peluang yang ia temukan itu. “Jujur saja awal mulanya, usaha untuk membelikan kebutuhan lain sesuai permintaan pembeli dari modal gaji sebagai supir truk. Kebetulan kami sudah ada anak 2 orang, kondis waktu itu betul-betul saya mulai dari nol, sehingga cara lain untuk bisa menambah modal lewat sejumlah pinjaman. Kita butuh sertifikat pinjaman untuk dijadikan modal, sehingga bisa memenuhi kebutuhan juga dan memang butuh kerja keras untuk memenuhi itu semua,” aku Wayan.
Berkat keseriusan, keuletan dan kerja kerasnya, pria kelahiran Tabanan, 19 Maret 1956 ini perlahan mampu bangkit memperbaiki keadaan ekonomi keluarga. Tak hanya membuka toko penjualan bahan bangunan dengan ukuran bangunan seadanya, namun juga pencapaian Wayan bersama istri mampu menyekolahkan dua orang anaknya hingga lulus kuliah. Harapan dan doa yang tentu menjadi sebuah kenyataan, sebab Wayan tak ingin anak – anaknya merasakan kehidupan seperti kehidupannya dulu yang hanya menamatkan sekolah menengah pertama di SMP Penebel, Tabanan. “Syukurnya anak-anak bisa sekolah hingga menamatkan kuliah. Dan untuk sekarang ini, saya di bantu oleh anak saya yang kebutulan memiliki basic ilmu ekonomi. Sehingga untuk mengontrol anggaran, seperti modal dan dana pengeluaran di tentukan oleh anak saya. Astungkara, sekarang ini kita sudah tidak ada pinjaman lagi untuk bisa menyediakan barang jualan lah. kami juga sudah bisa memiliki lahan tanah cukup luas untuk dijadikan sebagai tempat usaha kami,” imbuh Wayan.
Ketika ditanyakan terkait kunci sukses selama menjalankan bisnis hingga bisa membuka UD. SKN, Wayan dengan tegas mengaku bahwa dirinya hanya memiliki niat yang besar dan tulus. Dua hal yang mungkin sepele jika dipikirkan, namun pembuktiannya tak bisa diingkari. Di balik niat itu pula, lanjut Wayan, terdapat sikap yang jujur, rajin, dan tekun. Betul-betul memahami dengan kondisi ekonomi, Wayan pun tidak ketinggalan untuk hidup lebih hemat. ”Pastinya saya merasa bahwa selama menjalankan usaha ada saja jalan yang memberikan saya kesempatan. Akan tetapi paling penting bagi saya saya adalah kunci dalam bekerja adalah jujur, rajin, tekun dan hemat tentunya,” tuturnya.
Baca Juga : Temukan Pencerahan Dengan Pola Pikir Seimbang di Masa Pandemi
Selain berkat usaha dan kerja kerasnya itu, Wayan tidak menampik bahwa pembentukan karakter yang tegar, kuat, dan bersemangat dalam setiap menjalankan pekerjaan, ia temukan dari lingkup keluarga. Dedikasi serta didikan orang tua turut menjadi kekuatan dan doktrin sebagai bekal menapaki perjalanan hidupnya. Terlahir sebagai seorang anak desa, nyatanya tidak menyulutkan semangatnya untuk terus berusaha. Anak pertama dari lima bersaudara, dari pasangan suami – istri, (alm) I Made Sukandi dan (alm) Ni Wayan Sayan, ini dididik mandiri sejak kecil. Hidup sederhana dan serba berkecukupan, yang hanya hidup dari hasil pertanian garapan sang Ayah turut mempengaruhi karakternya. Sementara itu, sosok Ibu yang lebih banyak beraktivitas sebagai pedagang, termasuk ikut membuka relasi bisnis yang bergerak di bidang bangunan, memberi bekas dalam ingatan sebagai cerminan sekaligus membentuk minat Wayan dimasa depan.
“Jadi memang sebelum tamat SMP, saya banyak waktu untuk ikut Ibu selama bekerja. Bahkan sempat ikut menjalankan usaha penjualan pasir yang Ibu lakukan dulu. Saat itu pun, ketika modal sudah cukup, ibu membeli sebuah mobil truk untuk digunakan dan sejak saat itu pula saya sudah mulai banyak beraktivitas dengan usaha tersebut. Jujur saja, saya lebih dekat dengan sosok Ibu. Bagi saya Ibu itu tegas. Tidak hanya saat mengurus keluarga, tetapi juga di bidang pendidikan, kami semua betul-betul diperhatikan. Hanya saja saya sendiri dari empat saudara lainnya yang hanya menamatkan SMP. Perhatian Ibu itu selalu hadir meski dalam situasi dan kondisi apa pun. Ibu juga sosok yang pekerja keras untuk ikut membantu menafkahi kehidupan keluarga. Dan hal tersebut yang terus memotivasi saya hingga saat ini,” aku Wayan dengan tegas.
Pria berusia 65 tahun ini juga mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami masa-masa sulit dan tentu hanya doa yang menjadi sandaran. Namun hal itu tidak menjadi kerikil terjal dan kendala untuk melangkah. satu – satunya cara baginya adalah untuk selalu dan terus bersyukur dalam setiap keadaan dan situasi apa pun.”Pernah mengalami masa sulit dan hanya doa menjadi sandaran ya. Terlebih saat saya berusaha untuk bisa mendirikan rumah sendiri. Selain persoalan keluarga tempo dulu, saya memang masih tinggal bersama orang tua, jadi dengan kondisi itu, saya mencoba untuk pelan – pelan membangun sebuah tempat tinggal untuk kami tempati. Ya kalau bisa dibilang, dengan tekad yang besar kami bisa hingga berada di titik ini. Dan saya meyakini semua yang saya lakukan adalah berkat campur tangan Tuhan, yang menitipkan semangat dan kerja keras untuk berjuang, saya selalu mensyukuri dan berdoa disetiap keadaan,” tutup Wayan.
Sementara itu, Geg Kris, putri sulung Wayan yang juga sempat diwawancarai ini mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur terlahir di tengah kedua orang tua yang pekerja keras. Bentuk tanggung jawab Ayah dan Ibunya selama menjalani kehidupan turut menjadi sumber inspirasi dan pemantik api semangat untuk tetap mempertahankan hasil kerja keras orang tua.
“Sosok Bapak memang sangat penyayang dan perhatian dengan kami. Perhatian hingga kami bisa menyelesaikan kuliah, bahkan hingga kami menginjak usia dewasa. Harapan kedepan untuk orang tua sih saya ingin memberikan yang terbaik tentunya, saya tidak ingin mengecewakan mereka. Apa yang diinginkan kedua orang tua, saya berusaha untuk bisa menggapainya. Karena memang ada banyak pelajaran yang saya temukan seperti disiplin, komitmen dan tanggung jawab, tiga hal itu yang mesti saya lakukan. Karena bagi saya belajar itu tidak hanya di lingkup sekolah saja, tetapi juga pengalaman dan lingkup keluarga yang mampu membentuk karakter dan kesuksesan kita. Buktinya, Bapak hanya menamatkan pendidikan SMP, namun sekarang sukses dengan usaha sendiri,” pungkas Geg Kris.
3 thoughts on “Dari Supir Hingga Sukses Berwirausaha Mendirikan UD. SKN”