Dari basic suami yang bekerja di bidang teknik sipil, namun tak kunjung memperoleh proyek, terbesitlah ide untuk menggali lahan usahanya, dengan mendirikan toko bahan bangunan pada tahun 2006. Dua tahun usaha berjalan, giliran Ni Made Ambarawati yang kemudian mengambil alih pengelolaan usaha tersebut, karena suami sudah mulai fokus dengan proyek-proyek yang profesionalisme di bidangnya.
Usaha yang awalnya tak ditargetkan akan memberikan hasil yang menjanjikan, justru memberikan peluang untuk meningkatkan ekonomi keluarga Made Ambarawati. Dari hanya memproduksi batako, kemudian mampu membeli kendaraan untuk operasional, yang di mana dikendarai oleh suaminya sendiri. Sementara suami mengantar pesanan, bantuan mertua pun diturunkan untuk menjaga toko.
Sebelum berjalan dua tahun, TB. Jadi Jaya memilih untuk belum mempekerjakan lebih dari satu karyawan, karena usaha yang dianggap masih kecil. Made Ambarawati pun masih terikat dengan perusahaan tempatnya bekerja di daerah Benoa dan belum terlibat sama sekali dalam usaha tersebut. Setelah sang suami memenuhi panggilan profesionalisme pekerjaannya, barulah ia berhenti dari perusahaan dan fokus dengan TB. Jadi Jaya.
Baca Juga : Semakin Terdepan Hadapi Berbagai Medan Tantangan
Tahun 2016, Made Ambarawati secara penuh, akhirnya turun ikut membantu mengembangkan toko. Dari status pekerja, kemudian memegang usaha, terlebih fokus sumber daya yang ditawarkan adalah material bangunan yang pada umumnya tak dimiliki pengetahuannya oleh para wanita. Wanita kelahiran Denpasar, 6 April 1971 ini pun mengungkapkan cukup kesulitan dan tidak memiliki ketertarikan sama sekali mengenal material – material, yang mau tidak mau harus ia pelajari. Demi asap dapur tetap mengepul, ia jalankan saja sebaik yang ia bisa dan makin lama terbantu dengan suami dan customer, ia sudah mulai menerima dan terbiasa berada di toko.
Dari keluhannya soal debu-debu yang dihasilkan dari produk material, Made Ambarawati berhasil menguasai toko dan melayani customer dengan baik. Tentu dalam proses tersebut, tak selalu berjalan mulus dan dipastikan menemukan tantangan demi tantangan, seperti modal untuk operasional, agar usaha berjalan lebih efisien. Ia dan suami berupaya meminjam modal di bank, tanpa melibatkan bantuan dari pihak keluarga sama sekali. Astungkara upaya tersebut, terbalaskan dengan secara perlahan customer datang ke TB. Jadi Jaya dan juga ada kerjasama dari para pemborong untuk berkolaborasi dengan proyek yang tengah mereka jalankan. Namun, tak sembarangan juga TB. Jadi Jaya akhirnya memutuskan menjalin kerjasama. Dengan sangat berhati-hati dan memang yang sudah dipercaya saja, Made Ambarawati dan suami berani menginvestasikan dananya pada pemborong.
Baca Juga : Berwirausaha Sembari Menyelaraskan Diri Dengan Semesta Melalui “Ngayah”
Orangtua Made Ambarawati ini, tak ada yang memiliki latar belakang sebagai wirausahawan. Keduanya bekerja di pemerintahan, di mana ibu di Depdikbud atau kini berganti nama menjadi “Dinas Pendidikan dan Kebudayaan” Provinsi Bali dan ayah di PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia). Setelah lulus dari Fakultas Ekonomi, UNDIKNAS, Made Ambarawati berkeinginan untuk bekerja di bank, namun kurang beruntung. Kemudian ditawarkan untuk bekerja di perusahaan kontrakor milik suami selama dua tahun, setelah itu menambah pengalaman lagi, dengan bekerja di sebuah perusahaan di Benoa pada tahun 1997 sampai 2016.
Selain motivasi dari diri sendiri untuk mulai berwirausaha, sosok almarhum ayah yang sangat dekat dengan Made Ambarawati, memberikannya nasehat sebagai wanita harus juga ikut bekerja, agar tak mengandalkan suami sepenuhnya. Apalagi ia juga diingatkan bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk membantu membiayai pendidikan anak-anak dari kakak kandungnya yang merupakan penyandang disabilitas. Mendengar ucapan ayahnya, tentu ia tak mampu menolak, karena beliau juga sudah berjasa membimbingnya menjadi wanita yang mandiri seperti sekarang ini.
Bagi suami, TB. Jadi Jaya berkembang dengan keesksitensiannya saat ini, merupakan rezeki yang mengalir untuk istri, meski Made Ambarawati mengatakan tak ada naluri mengelola bisnis sama sekali. Namun berkat ada kegigihan untuk belajar dan kemandirian dalam upaya pengelolaan usaha, terutama saat suami sedang tidak mendampingi, TB. Jadi Jaya yang beralamat di Jl.Tukad Yeh Dati Desa Jadi, Banjar Anyar, Kabupaten Tabanan ini, kian strategis memenuhi kebutuhan masyarakat akan material bangunan.
3 thoughts on “Dari Tak Memiliki Naluri Berwirausaha, Justru Mewujudkan Rezeki yang Tak Terduga”