Rai Widiarta sebelumnya ternyata sempat kuliah di Jurusan Ekonomi Akuntansi, Universitas Pendidikan Nasional. Namun hanya bertahan selama satu bulan, setelah ia dinyatakan di terima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, akhirnya memilih berpindah haluan. Karena sejak kecil, ia suka bermain dokter-dokteran dan menjadikan hewan-hewan disekitarnya sebagai pasien. Tanpa disadari kenangan tersebut terus terekam hingga ia remaja, terlebih ia juga diperkenalkan kepada teman kakak iparnya yang memiliki klinik dokter hewan. Hal ini semakin memacu semangat cita – citanya sebagai dokter yang akhirnya sukses ia wujudkan, tak hanya sekedar menjadi teman khayalannya semasa kecil.
Rai Widiarta merupakan anak terakhir dari lima bersaudara dari ayah sebagai guru SD sekaligus juga memiliki usaha sampingan kerajinan tangan. Ia pun sudah mulai bekerja sejak masih di bangku sekolah dasar di sebuah usaha pematung setiap pulang sekolah. Pada hari Minggu, ia pun tetap bekerja, bahkan sejak pagi hari. Jadi bukan tidak mungkin lagi, kalau orangtua, lebih mendukungnya untuk berwirausaha di bidang ini.
Baca Juga : Semangat Berwirausaha Sukses Membangun Bisnis Sembako Hingga Properti
Bila sebagian besar orangtua mendukung anak mereka menjadi seorang dokter, lain halnya dengan orangtua Rai Widiarta. Mereka justru lebih mengarahkannya sebagai pengrajin kerajinan tangan, maka dari itu ia pun sempat melanjutkan kuliah di Jurusan Ekonomi Akuntansi. Namun dorongan hati tak mampu ia abaikan, ia juga sekaligus mencoba mengikuti test di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Baru genap sebulan di ekonomi akuntansi, ia langsung berpindah haluan dan mengabaikan biaya yang sudah masuk ke kampus tersebut, demi menggeluti profesi tersebut, sekaligus memberikan pembuktikan yakni sebuah kesuksesan yang menyertai atas pilihannya tersebut.
Sebagai bentuk rasa hormat Rai Widiarta kepada orangtua yang telah sukses menyekolahkannya hingga sarjana, ia dan istri mencoba membuka usaha tersebut juga sembari tak melepaskan passion mereka sebagai dokter hewan. Bersyukur, orangtua sangat mengerti atas keputusan yang ia ambil bersama istri Luh Putu Srikandi. Meski ia tak berani memberikan harapan tinggi-tinggi, bahwa usaha ini akan memiliki perkembangan yang sama pesatnya seperti yang dilakukan orangtuanya.
Rai Widiarta dan istri kemudian mengontrak sebuah lokasi untuk menjual produk kerajinan tangan, kemudian diikuti dengan membuka praktek pada awal tahun 2011. Di awal merintis usaha yang diberi nama Yuno Vet & Pet Shop tersebut, memang lebih menantang dalam menemukan pelanggan dibandingkan dengan usaha kerajinan tangan yang telah memiliki andil nama orangtua didalamnya. Ia dan istri pun harus bersabar menjalani proses tersebut selama setahun.
Baca Juga : Kegigihan Seorang Dokter Dalam Profesionalisme Kerja dan Kembangkan Kreatifitas Dalam Wirausaha
Nama “Yuno” pada “Yuno Vet & Pet Shop”, dipilih Rai Widiarta bukan tanpa alasan, nama tersebut merupakan ‘plesetan’ dari nama pasien pertama mereka yang bernama “Juna”, yang menjalani rawat inap. Namun sebelum bertemu dengan “Si Juna” yang menjadi langkah pergerakan usahanya dan diperbantu juga oleh anak, terus berpikir keras agar usaha mereka dikenal masyarakat. Seiring berjalannya waktu, Yuno Vet & Pet Shop yang beralamat di Jl. Cok Gede Rai, Gg. Margapati, Kec. Ubud, ia akhirnya menemukan sebuah ide untuk menarik pelanggan, yakni dengan memberikan pertolongan medis pada hewan liar, spesial dengan potongan harga. Tentu tawaran ini sangat istimewa bagi mereka yang memiliki kepedulian dan kecintaan tak hanya pada hewan peliharaan, tapi juga hewan terlantar. Singkat cerita, upaya tersebut pun mendapat sambutan hangat dan berkat kesabaran yang luar biasa, prakteknya secara perlahan mulai dilirik dan dipercaya untuk sebagai jasa penanganan medis maupun pemenuhan kebutuhan hewan kesayangan.
Meski sempat membuka usaha kerajinan tangan, diakui Rai Widiarta dan istri, lebih menikmati dengan bekerja sesuai dengan profesinya, pasalnya pada kerajinan tangan yang memiliki karyawan sebanyak tujuh orang karyawan dan 20 orang borongan tersebut, mereka dituntut menyelesaikan pesanan sesuai dengan deadline hingga harus lembur. Memang tidak sedikit berbeda sebagai dokter, namun rasa lelah itu tidak dirasakan sepenuhnya, saat sudah melakukan pekerjaan tersebut sesuai dengan dorongan hati, apalagi bisa sekaligus bertemu dan berhasil mengobati hewan – hewan lucu nan menggemaskan, menjadi sebuah penghiburan dan kepuasan hati tersendiri.
One thought on “Diarahkan ke Seni hingga Menjadi Dokter Hewan dari Hati”