CV. Panji Semesta didirikan berakar dari usaha mikro menengah sebagai pengadaan barang atau supplier untuk pemerintah daerah maupun provinsi. Seiring berjalannya waktu dari pemerintah ada regulasi yang berkembang, yakni e-catalogue yang bersifat lebih terbuka, transparan dan efisien, membuat usaha seperti milik Gede Baruna Yasa mulai berada pada angka penurunan dari mekanisme jasa distribusi ini.
Sebelumnya, Gede Baruna Yasa yang lulusan dari Fakultas Ekonomi, Unud ini, sempat bekerja selama tujuh tahun di usaha pengadaan barang. Usaha ini merupakan aktivitas penting dalam pembangunan sarana dan prasarana penunjang pertumbuhan perekonomian. Seiring pertumbuhan ekonomi yang pesat disertai dengan pengembangan otonomi daerah, kebutuhan pemerintah akan penyelenggaraan pemerintahan turut meningkat secara materiil maupun non materiil, karena faktor ini kemudian mendorong Gede Baruna Yasa di tahun 2013, memberanikan diri untuk lepas dari perusahaan dan mendirikan CV. Panji Semesta yang berlokasi di Jl. Gunung Lempuyang Gg. I No.27, Tegal Kertha, Kec. Denpasar Barat.
Baca Juga : Tetap Bersyukur di Tengah Kondisi Pandemi
Sebelum akhirnya Gede Baruna Yasa hengkang dari perusahaan, ia sudah mempersiapkan diri dengan ‘menanam bibit’ usahanya. Hingga akhirnya memiliki kesiapan yang matang untuk menjalankan usaha secara independen. Perkembangan zaman yang semakin modern, di mana adanya regulasi dari pemerintah mengenai mendapatkan pengadaan barang/jasa pemerintah secara cepat, tepat, transparansi dan efisien. Perubahan tata cara lelang dari manual atau non e-tendering menjadi e-procurement pada tahun 2010 sedikit banyak memberikan dampak yang cukup signifikan dalam perbaikan proses pengadaan/barang/jasa. Kondisi ini pun menuntut ia pun harus lebih meng-explore usaha, ia kemudian memilih expand ke bidang kontruksi dengan mengantongi izin supplier ke pemerintahan sejak tahun 2017.
Tanggung jawab yang dirasakan pria kelahiran 16 September 1974 ini sebagai pimpinan, tentu jelas berbeda dibandingkan ia masih berstatus karyawan. Berbagai tantangan harus ia hadapi dengan solusi sebaik-baiknya, tak ketinggalan membangun sisi emosional yang baik antar relasi. Ia juga seolah reuni kembali dengan rekan-rekan kampusnya terdahulu, saling memberi dukungan pada bisnis masing-masing, misalnya jasa desain interior yang juga ia tawarkan di CV. Panii Semesta.
Gede Baruna Yasa lahir di desa Bengkel, Busungbiu, Singaraja, namun karena orangtua bekerja sebagai PNS di Denpasar, ia kemudian diboyong dan menetap di Denpasar. Diakui oleh anak pertama dari tiga bersaudara ini, gaji yang didapat lebih menunjang ke kebutuhan sehari-hari, Sang Ibu pun harus ikut membantu menambah pemasukan rumah tangga untuk berjualan. Alasan ini yang ia tangguhkan, meski sempat iseng berpartisipasi dalam test untuk menjadi pegawai, yang membutuhkan keterikatan jam kerja yang padat, Gede Baruna Yasa pun menyatakan bukan passion-nya menjadi seorang karyawan.
Baca Juga : Tak Hanya Bermodalkan Materi, Butuh Langkah Keberanian Untuk Mengubah Nasib
Dari semangat seorang ibu menghidupi perekonomian keluarga, Gede Baruna Yasa jelas terinspirasi karena beliau ibu rumah tangga meski keterbatasan pengalaman dalam berjualan, beliau berani untuk mulai terkoneksi dengan supplier dan customer-nya dan tak putus asa meski mengalami penolakan berkali-kali. Kemauan untuk terus belajar tersebut, pun mengilhaminya harus tidak kalah dengan ibu dalam usahanya saat ini. Bila dibandingkan dengan zaman dulu dan sekarang, seharusnya kita lebih mudah mengekspresikan apa yang menjadi hasrat dari karir yang kita harapkan akan panjang kedepannya.
Menanggapi kondisi pandemi, Gede Baruna Yasa pun harus menerima dengan lapang dada dengan penurunan omset CV. Panji Semesta. Sembari tetap terus berinovasi, dengan memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi dengan mudah atau memasarkan usaha melalui sosial media. Berdoa dan tetap ingat untuk terus bersyukur pun jangan ketinggalan, terlebih masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk melakoni pekerjaan di dunia ini. Ia pun menambahkan seperti pepatah lama “Selama ada kemauan, disitu pasti ada jalan”, keyakinan Gede Baruna Yasa tersebut pun masih berlaku meski di masa pandemi ini. Bahwa jalan terbuka akan selalu ada dan dianugerahkan kepada mereka yang mau mengambil langkah nyata dan optimisme untuk terus berubah ke arah yang lebih positif.
3 thoughts on “Dimana Ada Langkah Nyata dan Optimisme, Disitu Ada Jalan Terbuka”