Kesuksesan Bersambut dari Usaha Keras dan Jalan Spiritual

Kesuksesan Bersambut dari Usaha Keras dan Jalan Spiritual

Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana – Ayuraka Toserba

Berkat tanah peninggalan orangtua, Drs. I Gusti Agung Mertasana mengucap syukur mampu mengembangkan beberapa usaha yang eksis sampai saat ini. Meliputi usaha pengiriman limbah bulu ayam, minimarket dan pasar malam. Ia mengungkapkan, mungkin kalau bukan tanpa kontribusi ayah yang dulu sebagai perbekel dan ibu, berprofesi sebagai bidan senior di desa, masa pensiunnya tak akan sesukses seperti sekarang ini.

Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana lahir di Sibang Gede, Abiansemal, ia merupakan lulusan tahun 1985 dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Studi Pembangunan-Universitas Udayana. Setelah tamat, ia kemudian mencoba mengikuti tes di kantor gubernur, dan berhasil lolos tes dengan baik, yang ditempatkan di Dinas Perkebunan Provinsi Bali.

Karir Gusti Agung Merta di bidang pemerintahan terus menanjak seiring dengan keuletannya bekerja. Mulai memegang posisi sebagai sekretaris proyek Dinas Perkebunan, pimpinan proyek, pemegang kas Dinas Perkebunan. Tak berhenti sampai di sana, ia kemudian kembali dipromosikan sebagai kepala sub bagian anggaran biro keuangan di kantor gubernur. Tawaran tersebut sempat ragu diterima olehnya, karena sudah terlalu nyaman dengan pekerjaannya. Akhirnya dengan bujukan yang terus dilakukan oleh atasannya Ir. I Wayan Badra Wisnaya, agar mencoba terlebih dahulu pekerjaan tersebut, ia pun menyetujui dan akhirnya resmi dilantik.

Terbiasa dengan bertemu banyak orang di pekerjaannya terdahulu, membuatnya sempat stres dengan ruang lingkup pekerjaan barunya yang banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Bahkan ia sempat ke psikiater, karena membebani tanggung jawab yang besar, salah satunya mendiskusikan APBD dengan DPR Prov. Bali. Setelah berjalannya waktu melakukan penyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, yang juga turut menawarkannya bantuan meringankan pekerjaannya, barulah ia mulai mampu bernafas lega.

Baca Juga : Berdedikasi sebagai Pelayanan Masyarakat maupun Berwirausaha

Pensiun di tahun 2013, Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana beralih ke dunia spiritual yang diungkapkan olehnya ia sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana menemukan makna hidup sebenarnya. Ketertarikannya ini sudah ia rasakan saat masih menjabat sebagai PNS, namun baru memulai yoga di Yayasan Giri Kusuma dan tegabung cukup lama. Kemudian menjadi guru yoga secara sukarela selama setahun di sebuah yayasan yoga di Bali.

Setelah merasa memiliki pengalaman yang mumpuni, Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana memohon izin untuk membuka kelas yoga sendiri yang berpapan nama “Deksana Yoga”. Disamping membuka kelas di Jalan Raya Mambal, Denpasar, ia juga mengajar di kelas yoga lainnya, di luar jam Deksana Yoga.

Semenjak kondisi pandemi, yang menuntut orang – orang membatasi aktifitas, Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana pun terpaksa menutup passion-nya sebagai guru yoga. Alumni SLUA Saraswati ini, kemudian mendirikan usaha minimarket di atas tanah warisan keluarga, terinspirasi dari suksesnya usaha ini banyak digandrungi masyarakat.

Awalnya ia sempat tidak percaya diri karena tidak memiliki pengetahuan dalam bisnis ini, apalagi pandangan warga lokal, khawatir bila dibuka minimarket, dapat menurunkan fungsi pasar tradisional. Bahkan ada yang sempat menawarkan untuk membuka minimarket waralaba, ayah dari tiga orang anak ini, kemudian meminta pendapat di kantor kepala desa, yang akhirnya tak memperoleh izin sama sekali.

Hingga akhirnya bertemu dengan rekannya Bapak Surya, yang berwenang memberikan izin untuk mendirikan usaha minimarket “Ayuraka Toserba”. Bahkan beliau antusias untuk mengisi barang-barang di toko, sedangkan Gusti Agung Merta merampungkan bangunan dan penataannya hingga layak dijadikan tempat usaha. Di tahun 2019, Gusti Agung Merta kemudian resmi mengelola usahanya sendiri, tanpa bantuan rekanannya.

Baca Juga : Implementasi Kerja Keras dan Jiwa Sosial Jadi Sukses Membangun Usaha

Sebelum mengembangkan usaha minimarket, Gusti Agung Merta mengirim limbah bulu ayam dari lokasi pemotongan daging ayam ke Jawa. Bulu ayam ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang sebelumnya melalui proses penggilingan terlebih dahulu dan dicampur dengan bahan baku lainnya seperti jagung, padi dan minyak kelapa. Partner bisnisnya tersebut kemudian mendatangi Bali dan menanyakan apakah ia memiliki lokasi kosong untuk menjemur bulu ayam, di atas tanah peninggalan keluarga, usaha ini pun dikembangkan dan berjalan aktif sampai saat ini, karena masih sangat jarang ada di Bali.

Selain berkah tanah peninggalan orangtua, Drs. I Gusti Agung Gede Mertasana dibekali dengan didikan untuk bekerja sebagai peternak ayam petelor sejak kecil. Sembari keuletannya menjalankan kewajibannya, ibunya terus menyemangati bahwa suatu saat nanti pasti meraih kesuksesan nantinya. Hal ini semakin memacu dirinya menjadi sosok yang terus berkembang ke arah positif. Seiring bertambahnya usia, pemahamannya akan makna hubungan manusia dengan semesta pun semakin terbuka.

Ia tak hanya sekedar tahu bagaimana menghubungkan diri kepada Sang Pencipta, istimewanya ia sudah mampu menemukan jalan spiritualnya dan mencintai jati dirinya yang sejati, yang secara intuisi turut memberikan pencerahan, dalam setiap mengambil keputusan – keputusan penting dalam proses kehidupan.

One thought on “Kesuksesan Bersambut dari Usaha Keras dan Jalan Spiritual

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *