Kompak dan Sukses Mengubah Nasib Bersama Pasangan dengan Berwirausaha

Kompak dan Sukses Mengubah Nasib Bersama Pasangan dengan Berwirausaha

I Nyoman Wiratma & Ni Wayan SuteniArtha Ningsih

Tidak semua orang beruntung dipertemukan dengan pasangan yang tak hanya melengkapi sebagai suami istri, tapi juga dalam berwirausaha. Contohnya ada pada pasangan I Nyoman Wiratma dan Ni Wayan Suteni. Keduanya kompak, sama – sama memiliki visi misi untuk tak berpasrah begitu saja menerima kerasnya kehidupan, terutama soal pemenuhan ekonomi. Terlebih sebagai pasangan Hindu Bali, keduanya juga disibukkan dengan kegiatan menyama braya, yang menuntut keduanya sebisa mungkin fleksibel membagi waktu antara bekerja dan ngayah bakti kepada Sang Pencipta.

Artha Ningsih yang bergerak sebagai minimarket penyedia kebutuhan sembako maupun rumah tangga lainnya, diawali dari langkah iseng-iseng berhadiah yang dijalan Nyoman Wiratma dan Wayan Suteni. Namun ternyata berbuah manis, dengan antusias masyarakat yang menyambut kehadiran minimarket yang beralamat di Jalan Majapahit, Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Kabupaten Badung ini.

Nyoman Wiratma dan istri yang tidak memiliki pengalaman khusus dalam berwirausaha, hanya berusaha keras dan diiringi dengan doa, agar apa yang mereka jalani diberkati oleh Sang Pencipta dan leluhur. Sambil mengasuh anak, keduanya membagi tugas dan waktu masing-masing serta mulai mengambil langkah terbaik untuk keluar dari zona nyaman.

Baca Juga : Saling Memberikan Dukungan dan Sukseskan Peternak Lokal

Dari sekian banyak usaha, mendirikan minimarket menjadi pilihan keduanya untuk berkolaborasi membangun usaha perdana mereka. Dengan begitu banyak pertimbangan yang dilakukan sebelumnya, menyeimbangkan waktu bersosialisasi di desa, sekaligus menjalankan usaha yang mampu berjalan meski tak selalu dalam pengawasan mereka, dipilihlah untuk mengambil kesempatan usaha ini di tahun 2002.

Di atas lahan yang mereka bangun saat ini, dahulunya merupakan ladang yang mereka rombak agar ideal menjadi lokasi usaha. Dilanjutkan dengan peminjaman dana untuk mulai memenuhi kebutuhan barang, terutama rak-rak peletakan barang, yang mereka dapatkan sementara dari barang bekas.

Setelah cukup barang yang cukup terpenuhi, minimarket yang mereka namai “Artha Ningsih” tersebut secara bergilir mereka pantau dalam melayani permintaan pembeli. Bila stock barang mulai menipis, secara mandiri mereka isi kembali, sebelum adanya sales masuk menawarkan barang. Secara perlahan kemampuan mereka memutar modal yang mereka miliki, berangsur – angsur mampu ditangani dan berjalan cukup stabil.

Tantangan dalam melayani pembeli, mulai dijumpai saat keduanya terjun langsung ke lapangan. Beberapa produk ada yang sempat membuat Wayan Suteni kebingungan, saat ditanya perihal ketersediaannya ada atau tidak. Tak jarang informasi-informasi barang yang belum dimiliki Artha Ningsih pun semakin dilengkapi dengan adanya permintaan dari customer.

Sebagai usaha yang hidup di desa, Artha Ningsih harus benar – benar bijak dalam memasang harga, karena persaingan yang semakin ketat dengan bertumbuhnya usaha serupa yang lebih modern. Semangat keduanya pun berupaya terus ditingkatkan, agar tak mudah tergerus arus kemajuan zaman.

Jalani Usaha “Apa Adanya”
Lahir di Mengwi, I Nyoman Wiratma & Ni Wayan Suteni sama – sama berangkat dari orangtua petani yang sederhana yang memiliki lahan sendiri dan juga menambah penghasilan dengan menjadi penandu di lahan milik orang lain. Diceritakan oleh Wayan Suteni, orangtuanya merupakan sosok pekerja keras yang menjadi panutan ia dan suami, agar mereka pun bisa memberi contoh kelak anak cucu penyambung garis keturunan.

Wayan Suteni yang dekat dengan sosok ayahnya, sering kali diajak pergi ke sawah untuk ikut membantu ayahnya bekerja. Kenangan tersebut yang paling terngiang diingatannya, yang mungkin tak lagi dijumpai oleh anak – anak zaman sekarang, yang di mana bila kita pandai mengambil hikmah dari kondisi sulit yang kita rasakan, pasti ada keinginan untuk mengubah nasib kedepannya menjadi lebih baik.

Terus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bisa menjadi salah satu wujud syukur sebagai anak petani. Wayan Suteni sempat bekerja di kontraktor, sedangkan Nyoman Wiratma sempat menikuti beberapa pelatihan di bidang pariwisata. Setelah merasa jenuh dengan pengalaman sebagai karyawan, keduanya akhirnya memutuskan mundur dari pekerjaan masing – masing.

Baca Juga : Menjejal Kehidupan yang ‘Keras’ Hingga Sukses Berkat Kerja Keras

Karena kondisi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak, mereka pun tak bisa hanya mengandalkan dari penghasilan sebagai karyawan saja. Kebutuhan yang terus meningkat, sedangkan gaji yang didapat tak mengalami perubahan, memaksa mereka untuk keluar dari zona nyaman dengan berwirausaha.

Tak ada kiat khusus yang dimiliki pasangan ini dalam memulai usaha perdana mereka, hanya bermodalkan kemauan yang kuat untuk mengubah nasib dan tak lelah bekerja hingga menemukan kestabilan dalam pemenuhan ekonomi, terutama demi masa depan pendidikan terbaik untuk anak-anak.

Selain berbisnis, menghabiskan waktu bersama keluarga, tetap menjadi prioritas yang tak bisa tergantikan oleh apapun. Karena bagaimana pun kerja keras keduanya adalah demi keluarga. Jadi harus tetap menjaga kekompakan di sela – sela mengelola usaha dan kegiatan bermasyarakat sebagai umat Hindu Bali.

Kesuksesan tak pernah terlambat untuk diraih, selagi seseorang memiliki semangat dari dalam diri untuk terus termotivasi. Hal inilah yang kiranya bisa disampaikan oleh Nyoman Wiratma dan Wayan Suteni, meski terbilang tidak muda lagi saat membangun usahanya, namun jiwa pasangan ini masih tak kalah dengan generasi zaman sekarang yang jauh lebih muda. Tentu sudah seharusnya, generasi muda memiliki kesempatan yang lebih luas lagi, apalagi diimbangi dengan teknologi yang semakin maju, yang biasanya lebih dikuasai oleh kaum milenial. Jadi tetaplah terus fokus mencari minat yang akan ditekuni, bila menemukan tantangan, jangan menyerah untuk dihadapi, percayalah setiap permasalahan pasti ada jalan keluar dan masa akhirnya. Terpenting bagaimana mengambil pelajaran dari setiap kegagalan dan perbaiki lagi hingga menemukan pintu kesuksesan yang mulai terbuka lebar.

2 thoughts on “Kompak dan Sukses Mengubah Nasib Bersama Pasangan dengan Berwirausaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *