Banyak motivator di luar sana yang mengatakan bahwa ‘Konsisten adalah kunci kesuksesan’. Sebenarnya, apa sih maksud dari kalimat tersebut? Definisi sukses bagi setiap orang pada umumnya bersifat relatif. Untuk menjadi ‘sukses’, hal ini biasanya berkaitan dengan merealisasikan tujuan hidup yang ingin dicapai. Misalnya, keinginan untuk memiliki keuangan yang stabil, ingin segera berkeluarga atau meningkatkan keterampilan dan hobi. Atau kaitannya dengan sebuah bahtera kelembagaan, konsistensi menjadi mesin utama agar tetap memberikan manfaat dan bertahan dari gempuran arus kebutuhan zaman. Apa pun yang ingin kita capai, semuanya berawal dari seberapa besar konsistensi yang kita bangun. Jadi, ada benarnya kalau para motivator sering menyebutkan konsistensi adalah kunci ajaib dalam hidup.
Pernyataan ini akhirnya bisa kita temukan jawabannya dari kesaksian hidup Mangku I Putu Ardin, pria paruh baya yang namanya cukup berpengaruh memberikan dampak positif di tengah lingkup masyarakat Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Mangku I Putu Ardin merupakan aktor di balik konsistennya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Jagaraga. Tidak tanggung-tanggung, kiprahnya sebagai pemimpin telah membuktikan banyak hal positif bagi masyarakat desa demi membangun dan tercapainya fitrah lembaga koperasi tersebut. Semua itu berkaca dari sejarah awal mula berdirinya LPD di Bali. Pada tahun 1984, Gubernur Bali waktu itu, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menginisiasi pendirian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali. Ide pendiriannya dilandasi untuk meningkatkan taraf hidup krama di desa pakraman, mengurangi peran rentenir di tengah desa pakraman atau adat, mengatasi kesulitan mengakses kredit perbankan dan menjaga adat dan budaya Bali yang berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana.
Kehadiran lembaga keuangan desa yang ia pimpin sudah tak diragukan lagi. Seturut dengan perjalanan panjang sejak diresmikan tahun 1992, LPD Desa Adat Jagaraga mampu menunjukan keberadaannya di tengah kebutuhan warga desa pakraman setempat. Di tengah lika-liku dinamikanya, sudah ada banyak kebijakan yang secara langsung mengarah pada kegiatan sosial ekonomi kelompok sasaran, seperti halnya sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Tidak hanya itu, kebijakan khusus yang menyangkut masyarakat dengan melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan budaya setempat, turut menjadi bagian penting bagi Mangku I Putu Ardin untuk terus mempertahankan sekaligus menjalankan ragam program yang tepat sasaran. Sehingga tak heran, selama masa kepemimpinannya hingga saat ini, LPD Desa Adat Jagaraga terus dikembangkan menjadi lembaga keuangan milik bersama yang kuat dan sehat.
Saat ditemui di waktu senggang, Mangku I Putu Ardin menceritakan bahwa ada banyak hal yang menjadi catatan baik untuk terus ia ingat demi memimpin lembaga keuangan tersebut. Diantara ragam upayanya itu, satu catatan penting yang mesti selalu ia terapkan adalah tentang sikap yang jujur. Hal itu tentu menjadi jawaban penting, sehingga mengapa lembaga yang ia pimpin masih bertahan hingga saat ini.
Baca Juga : Lewat Tangan Kreatif Putu Mahendra Sukses Dorong Geliat Industri Pariwisata yang Bermanfaat Bagi Lingkungan
Baginya, konsistensi adalah ketetapan dalam bertindak. Dengan kata lain, konsistensi adalah suatu hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan maksud, untuk tetap fokus pada tugas yang ada pada saat ini, lalu mengulangi tindakan yang sama hingga menjadi kebiasaan. Maka dari itu, konsistensi berhubungan erat dengan komitmen atau janji yang kita buat untuk diri sendiri dalam mencapai sesuatu. Dan sikap yang jujur, terbuka serta transparan dalam setiap kebijakan ataupun keputusan telah menjadi kunci utamanya demi menuntun lembaga tersebut untuk terus berjalan.
Hal itu bisa ia buktikan dari awal dirinya dipercaya menjabat sebagai pimpinan, dengan berupaya mengembangkan modal awal yang sangat minim. Dari modal desa sebesar Rp. 5.000.000, kini LPD Desa Adat Jagaraga telah membuktikan diri dengan terus bertumbuh positif dalam mengahadapi rintangan perkembangan zaman yang dinamis. “Kami memulai LPD Desa Adat Jagaraga ini dari ‘Nol’ dan secara hukum kami mendapatkan surat izin operasional dari Gubernur pada tahun 1992. Tahun 2017 kami membangun LPD ini dengan modal dari desa sebesar Rp. 5.000.000,” tutur Mangku I Putu Ardin sambil mengenang.
Awalnya, alumnus Politeknik Negeri Bali Jurusan Akuntansi ini memiliki niat yang sangat besar untuk serius mengemban tugas yang telah dipercayakan oleh banyak pihak. Ia mengaku dengan bermodal keyakinan serta kemauan yang tinggi, dirinya bersama staf yang lain terus berupaya menjaring banyak nasabah untuk bisa sama-sama ikut membangun lembaga keuangan tersebut. Hitung-hitung, upaya tersebut pula menjadi wadah menyalurkan basic pengetahuannya untuk berbagi kepada banyak pihak terkait pentingnya terlibat aktif dalam lembaga keuangan yang berbasis sosial. Akhirnya edukasi yang positif semacam itu lah yang membuat banyak nasabah tertarik untuk terlibat.
“Bermodal keyakinan yang kuat dan kemauan yang tinggi kami mengajak orang-orang terdekat untuk bergabung. Tidak hanya itu, kami mampu perlahan-lahan tumbuh dan berkembang. Dan untuk bisa mencapai pertumbuhan aset hingga sekarang tentu bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Dampak pada masyarakat sangat besar, seperti misalnya salah satunya adalah dari SHU 20% akan dikembalikan lagi ke desa adat untuk keperluan pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat dan tentunya ketika ada acara-acara adat yang memakan biaya sangat besar seperti ngaben dan kegiatan keagamaan lainnya, lembaga pasti akan membantu,” ujar ayah satu anak kelahiran Jagaraga, 15 Mei 1962 ini. Selain berdampak pada lajunya antusias masyarakat dengan hadirnya lembaga perkreditan ini, dampak lain yang terasa adalah bagaimana mindset negatif banyak orang tentang koperasi akhirnya tergerus. Mangku I Putu Ardin tidak menampik bahwa salah satu tantangan terbesar yang juga cukup sulit baginya adalah ada banyak suara “sumbang” tentang hadirnya lembaga yang ia pimpin.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Namun, edukasi tentang LPD serta manfaat LPD secara umum yang telah menjadi lembaga intermediasi keuangan, yakni sebagai media untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat di suatu wilayah desa pakraman ini, mampu menumbuhkan wirausaha rakyat dan mendukung eksistensi serta pembangunan desa pakraman setempat. Hal yang tentu sesuai dengan cita-cita pencetusnya, yang mana LPD diharapkan menjadi instrumen pembangunan yang berupaya membangun masyatakat Bali dengan “kepribadian”, yakni pembangunan yang berupaya mengentaskan masyarakat Bali dari masalah kemiskinan, sekaligus menjadi penopang dalam pelestarian seni-budaya dan tradisi masyarakat Hindu Bali. “Tidak mudah apalagi baru pertama dimulai, tentu banyak suara sumbang dari masyarakat, karena LPD dianggap hanya menguntungkan sepihak saja. Seiring berjalan dengan waktu, suara sumbang itu mulai runtuh karena banyak yang merasakan dampaknya,” akunya tegas.
Lagi-lagi, lanjut Mangku I Putu Ardin, ini karena kami konsisten. Kebanyakan orang merasa sulit untuk tetap konsisten karena banyaknya gangguan (distraksi) yang membuat kita tidak fokus dan kurang disiplin dalam menjalankan sesuatu untuk hasil jangka panjang. Kita tahu bahwa manusia cenderung ingin sesuatu yang instan dan biasanya kurang menghargai proses. Konsistensi bukan tentang mendapatkan hasil yang cepat, melainkan bagaimana mempertahankan kemajuan secara bertahap dalam periode waktu tertentu. “Melatih sifat konsisten dalam diri sendiri memang terasa sulit. Namun, konsistensi akan membantu kita untuk memudahkan mencapai tujuan dalam hidup. Oleh sebab itu, konsistensi adalah suatu hal yang penting untuk kita pelajari,” ujar Mangku I Putu Ardin yang dikenal sangat peramah ini.
Dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin tentu tidaklah mudah. Namun dari sosok Mangku I Putu Ardin, karakter serta ilmu hidup telah ia pelajari dari pola asuh dan lingkup keluarga semasa kecil. Didikan sebagai anak laki-laki yang jujur, pekerja keras dan bertanggung jawab ditempa oleh sosok Ayah yaitu Made Kanis (alm) dan ibu Ni Ketut Rentini (alm). Kedua orang tua yang berprofesi sebagai pedagang, secara tak sadar nyatanya mendidik Mangku I Putu Ardin untuk terus belajar jujur dan profesional untuk menjaga kepercayaan terhadap setiap pelanggan. “Saya lahir di Jagaraga dan dari keluarga yang biasa. Jujur dalam hidup saya lebih dekat dengan sosok ibu. Dari beliau saya diajarkan untuk selalu jujur, itu dicontohkan ketika berdagang. Sehingga walaupun kami tidak kaya, namun dipercaya karena kejujuran. Dan sikap itu adalah modal utama. Begitu juga sosok bapak saya yang selalu memberikan petuah baik,” kenang suami dari Ni Made Kati itu.
Sehingga dengan harapan yang sama pula, Mangku I Putu Ardin bisa memberikan cerminan serta contoh yang baik melalui tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin di lembaga keuangan tersebut. Selalu mendapat kepercayaan lebih untuk bisa mewujudkan cita-cita bersama. “Sejatinya, kami yakin bahwa bekerja di LPD ini adalah bekerja dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Itulah kekuatan kami sehingga bisa bertahan sampai saat ini ditambah keyakinan spiritual. Sehingga harapannya, LPD ini terus berkembang dengan baik, tetap kompak untuk kemaslahatan bersama,” tutupnya.