Suatu lembaga keuangan, khususnya dengan menjamurnya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali, tentunya sangat memerlukan dukungan besar dari banyak pihak. Khusus bagi krama desa adat yang terlibat di dalamnya. Cara itu dengan satu tujuan, yaitu untuk melaksanakan tugas serta fungsinya dengan baik. Demikian yang diungkapkan oleh Mangku I Ketut Tirta, selama mengemban tugas sebagai pemimpin LPD Desa Adat Kaliakah Kangin selama kurang lebih 10 tahun terakhir ini. Baginya, sinergitas menjadi kunci dari keberhasilan untuk tetap konsisten menjalankan lembaga keuangannya itu.
Lembaga keuangan seperti LPD, merupakan pilar fundamental paling depan dalam menjalankan fungsinya sebagai media usaha simpan pinjam yang dimiliki oleh Desa Adat dalam rangka peningkatan taraf hidup krama desa untuk menunjang pembangunan desa khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Tak jauh berbeda dengan organisasi, LPD sendiri mesti menampung seluruh aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam mencapai tujuan bersama dari banyak pihak.
Oleh karena itu, dalam menjalankan lembaga keuangan tersebut, bagi Mangku I Ketut Tirta, membutuhkan koordinasi kerja yang paling tidak untuk berjalan dengan baik. Sebab, struktur organisasi sebuah organisasi atau lembaga, memberikan gambaran secara sistematis mengenai pemberian tugas dan tanggung jawab serta hubungan yang terdapat dalam suatu organisasi atau lembaga bersangkutan. Peran pengelola dalan struktur kelembagaan pun disusun dengan baik agar dapat menggambarkan kerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi di dalam satu lembaga dalam rangka mempertegas tugas dan wewenang masing-masing bagian.
“Awalnya saya ditawari untuk mengelola LPD ini. Tapi saya menolak. Saya merasa berat untuk menjalankan ini. Karena perlu ketegasan dari seluruh elemen desa untuk bisa diajak bekerjasama dan mendukung hadirnya lembaga tersebut. Karena semuanya bersepakat, saya pun siap menjalannkan tugas,” akunya dengan sedikit tersenyum. Ia pun tidak menapik bahwa langkah awal selalu terasa sulit. Selain harus mengurus kembali sekaligus merapikan lagi berkas lembaga, pihaknya mesti bisa meyakinkan kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan dari lembaga keuangan desa tersebut. Perlahan, dengan tekad dan kerja keras, akhirnya LPD Desa Adat Kaliakah Kangin bisa berjalan dengan semestinya. “Jujur saja, untuk meyakinkan kepada masyarakat kepercayaan seperti semula itu memang sangat sulit. Memang semuanya harus bekerjasama lalu konsisten untuk bisa membuktikan semua itu,” jelasnya.
Baca Juga : Lewat Tangan Kreatif Putu Mahendra Sukses Dorong Geliat Industri Pariwisata yang Bermanfaat Bagi Lingkungan
Tidak lah heran apabila, kehadiran LPD Desa Adat Kaliakah Kangin masih konsisten berjalan mencoba untuk memberikan manfaat kepada warga desa setempat. Tak hanya itu, lembaga yang sudah cukup lama hadir ikut berkontribusi terhadap bertumbuhnya ekonomi warga ini sedikit banyaknya memberi dampak positif memberi bantuan di setiap acara keagamaan di Banjar Kaliakah, Negara. Mangku I Ketut Tirta menuturkan bahwa ada banyak dinamika serta hal positif yang bisa mereka rasakan dan jadikan sebuah pelajaran selama membangun lembaga perkreditan di sebuah komunitas desa. Terlebih tentang bagaimmana upaya pihak pengurus lembaga mengelola dengan semangat kekeluargaan.
“Saya memimpin LPD ini sudah 10 tahun dan ada banyak pelajaran yang bisa menjadi evaluasi kami,” pungkas pria paruh baya asal Banjar Kaliakah, Desa Kaliakah Kangin, Negara itu. Tidak ketinggalan, kisah dan perjalanan suksesnya mempertahankan LPD tersebut tidak terlepas dari bagaimana niat awalnya sehingga ia bisa dipercaya mendapat mandat sebagai pemimpin.
Penempaan hidup serta pengalaman lah yang akhirnya membantu Mangku I Ketut Tirta untuk bisa menjadi seperti ini. Ia tidak menampik, sebelum berada pada posisi sekarang, Mangku I Ketut Tirta telah banyak mencoba membangun sebuah usaha mandiri. Niatnya itu berangkat dari latar belakang pendidikan terakhir yang ia tempuh di bidang akuntansi tingkat SMEA Negeri Negara. Membaca peluang, pria kelahiran 10 Mei 1972 itu berani membuka sebuah usaha meuble di kampung halamannya. Terbukti, usaha itu berjalan mulus hingga saat ini. Keseriusannya untuk bisa berusaha mengembangkan unit usaha pribadi kian menambah rasa percaya di tengah masyarakat.
Di tengah lingkup sosial, Mangku I Ketut Tirta turut menjadi sosok yang ramah. Kepada siapa pun ia kerap terlihat dekat. Tidak hanya itu, dalam segmentasi keagamaan, ia mendapat peran sebagai Pemangku. Perjalanan spiritual yang ia dalami turut mendorong karakter serta kepribadiannya yang tenang dan sangat bijak. Baginya, spiritual akan memperluas kapasitas seseorang untuk memahami orang lain di tingkat terdalam. Seseorang memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas diri untuk menangani setiap tantangan, situasi atau keadaan yang terjadi dalam hidupnya. Dan bagian ini pun turut membentuk pembawaan diri Mangku I Ketut Tirta dalam lingkup tempat tinggalnya. “Saya selalu percaya dengan pendalaman spiritual, bahwa selalu ada jalan ketika saya pergi berdoa. Sehingga, bagi saya sendiri, makna hidup itu ya bisa berguna bagi orang lain,” ujar sosok yang kerap hadir sebagai tokoh masyarakat ini.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Pengalaman lain yang turut ikut memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi Mangku I Ketut Tirta adalah lingkungan keluarga yang betul-betul mendukungnya. Ia tidak menampik, bahwa keluarga, kedua orang tua, I Nengah Putrem (alm) dan Ni Ketut Kunyem (alm), telah memberikan pelajaran hidup yang sangat baik. Ia dan beberapa saudaranya semasa kecil, betul-betul merasakan kasih sayang dan cinta dengan begitu hangat. Perhatian serta didikan yang baik itu mampu hadir di tengah kondisi ekonomi keluarga yang jauh dari kata cukup.
Keseharian Mangku I Ketut Tirta semasa kecil ia habiskan dengan turut membantu pekerjaan kedua orang tua sebagai petani. Dengan lahan garapan yang terbatas, pekerjaan-pekerjaan itu bisa mereka lakukan dengan bahagia. “Orang tua saya seorang petani yang memiliki lahan garapan yang cukup. Dan masa kecil di masa itu memang cukup susah ya, tapi dengan keseharian kami di kebun, kami tetap menjalaninya dengan selalu bahagia,” aku Mangku Ketut Tirta mengenang.
Beruntung, perhatian kedua orang tua tidak sebatas memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup ketika di rumah, akan tetapi Mangku I Ketut Tirta beserta saudaranya yang lain turut diperhatikan dalam hal pendidikan. Suami dari pasangan Ni Putu Eka Suryawati ini bisa merasakan pendidikan hingga perguruan tinggi. Mangku I Ketut Tirta mengaku sangat beruntung bisa dibesarkan dengan ketulusan serta pengorbanan kedua orang tua yang begitu besar. Terlebih khusus, sosok ibu mendapat tempat khusus dalam hatinya. Bukan tanpa alasan, baginya, ibu adalah sosok penting yang mampu mengurus segala kebutuhannya. Bahkan, ia menemukan karakter pekerja keras dari sosok ibu. “Jujur saja, kedekatan saya dengan sosok ibu. Beliau sangat luar biasa mendidik kami. Saya bersyukur karena bisa sekolah hingga tamat. Dan ibu yang selalu mengurus banyak hal untuk kami anak-anaknya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya terkait apa semangat Mangku I Ketut Tirta untuk terus giat menahkodai LPD Desa Adat Kaliakah Kangin ini? Dengan sedikit termenung, ia mengaku jika dirinya memiliki harapan untuk ingin membawa lembaga tersebut memberikan dampak yang sangat baik untuk masa depan generasi penerus. untuk bisa bermanfaat. “Sebenarnya yang ingin saya lakukan adalah bagaimana agar lembaga ini bisa bermanfaat dan menjadi modal keberlangsungan anak cucu kita disini. Jadi memang apa pun kebutuhannya, mereka mesti dan bisa memanfaatkan LPD ini sebagai rumah sekaligus wadah untuk saling membantu, untuk kesejahteraan bersama,” tutupnya.