I Made Kerta Duana, SKM., MPH bersyukur dari sekian kesibukannya saat ini dan yang telah ia jalani sebelumnya, mendapat dukungan di lingkungan keluarga dan rekan-rekan sejawat. Karena ia meyakini, dengan adanya dukungan yang bersinergi, otomatis akan lebih leluasa dalam berkreatifitas. Ucapannya tersebut memang terbukti, tak hanya aktif di akademisi dan praktisi pendidikan, ia juga merupakan pengusaha di bidang kesehatan dan juga merambah peluang usaha passive income pada sektor properti, yang awalnya tak terpikirkan sama sekali akan menjadi bagian dari perjalanan karirnya.
Masa perintisan karir I Made Kerta Duana, awalnya tak ada arah untuk menjadi pengusaha melainkan ingin sebagai praktisi kesehatan. Pria kelahiran Tegallalang, 17 November 1979 ini, pun melanjutkan ke Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang setara dengan jenjang SMA pada tahun 1995-1998. Setelah tamat, mulai terjun ke dunia kerja, ia sempat bekerja di rumah sakit sambil mengejar D3, berlanjut mencari pengalaman di klinik in-house juga sembari kuliah di Universitas Udayana untuk meraih gelar sarjana kesehatan masyarakat. Tak mau hilang kesempatan, ia juga mengikuti test CPNS dan berhasil lolos.
Baca Juga : Tidak Hanya Berilmu Tapi Harus Jujur Melayani Krama Adat
Tahun 2006, Made Kerta Duana mulai aktif sebagai tenaga pendidik di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Karena profesinya tersebut, ia pun melanjutkan magister kesehatan masyarakat, berkat memperoleh beasiswa. Singkat cerita terpikirkan untuk mendirikan Klinik Bali Nusa Medika di alamat Jl. Mertasari No.103, Sidakarya, Denpasar Selatan, Made Kerta Duana harus kilas balik ke belakang, mengingat bagaimana ia hidup di lingkungan keluarga pedagang, yang secara tak langsung mendarah daging dalam dirinya.
Istimewanya, ia tinggal di Tegallalang yang mayoritas kegiatan anak-anak disana tak hanya diisi dengan bermain, tapi juga mulai diperkenalkan berdagang, seperti menjual cenderamata. Ia pun mengungkapkan dengan kebiasaan tersebut sudah mampu membiayai pendidikan di masa SD dan tanpa disadari terus diadaptasikan saat ia melanjutkan pendidikannya yang selalu dibarengi dengan bekerja, sampai akhirnya sukses mendirikan klinik dan berencana membuka klinik kedua di kampung halamannya.
Dalam pendirian klinik ini diharapkan, tak hanya membantu dalam memberi penanganan pasien, tapi juga akan lebih bermanfaat bila mampu memberi edukasi kepada masyarakat dalam mengontrol penyakit yang diidap melalui gaya hidup yang lebih sehat, sesuai dengan disiplin ilmu yang ia miliki.
Sebagai Ketua dari Udayana CENTRAL (Center for Non Communicable Diseases, Tobacco Control and Lung Health) yang bernaung dibawah LPPM Universitas Udayana sekaligus Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Bali periode 2018 – 2021, sejak tahun 2009 Made Kerta Duana aktif dalam kegiatan sosial dalam jaringan pengendalian tembakau nasional meliputi rokok konvesional maupun rokok elektrik yang paling menjadi PR diantara banyak tantangan terjadi di Bali, seperti masalah jaminan kesehatan BPJS dan imuniasi.
Baca Juga : Berharap Bisa Meregenerasi ke Anak Cucu
Dalam upaya ini, beberapa tahap telah dilakukan meliputi pemasangan tanda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan melarang perilaku merokok di seluruh angkutan umum, angkutan pariwisata, bus sekolah dan transportasi publik lainnya. Kedua, menertibkan reklame/iklan rokok di angkutan umum, angkutan pariwisata, bus sekolah dan transportasi publik lainnya yang telah kadaluwarsa dan telah habis masa ijin pemasangannya.
Selain tetap terus concern ber-partner dengan pemerintah, IAKMI juga akan siap membantu anggota dalam hal mendapatkan izin tugas, uji kompetensi dan lainnya terkait profesi yang mengarah kepada profesionalisme jajaran praktisi kesehatan dalam tugas. Untuk mencapai tujuan tersebut, keberadaan kepengurusan hingga tingkat kabupaten dan kota di Bali harus dipenuhi sehingga akan lebih mudah melayani anggota terutama kebutuhan mereka akan profesi.
Lahirnya pengurus cabang dan daerah di Bali ini, terkait dengan meningkatnya tuntutan dan tugas serta tanggung jawab sebagai organisasi profesi dalam menghadapi tantangan masalah kesehatan masyarakat yang juga kian kompleks. Semoga para pengurus dapat mengemban tugas dan tanggung jawab yang sebaik-baiknya, melayani anggota dan mengembangkan organisasi dengan berbagai kegiatan yang produktif dan berkontribusi aktif dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Bali.