Keinginan untuk mendirikan badan usaha koperasi, berawal dari pengalaman pribadi I Ketut Suarjana yang saat itu masih berstatus sebagai karyawan bank. Dari memiliki masalah ekonomi, yang pernah ia alami, kemudian memiliki ide mendirikan koperasi, agar tak hanya memberi solusi atas permasalahannya, tapi bisa sekaligus membantu masyarakat di lingkungan desa tempat tinggalnya.
Dengan nama “Koperasi Serba Usaha (KSU) Sedana Rahayu”, Suarjana berharap koperasi yang berlokasi di Desa Selisihan, Kabupaten Klungkung ini, istilahnya bisa menjadi ‘Bank Desa’ untuk para petani khususnya sebagai pekerjaan yang fundamental. Mereka bisa meminjam modal dengan merambah peluang usaha di bidang agribisnis, agar strategi pemasarannya semakin luas dan taraf ekonomi kian meningkat dengan mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya.

Baca Juga : PT. BPR Mitra Bali Artha Mandiri, Konsistensi dan Optimisme Dalam Memperjuangkan Masa Depan
Di awal kehadiran KSU Sedana Rahayu, memang belum banyak masyarakat yang percaya dengan kinerja koperasi ini. Bagi Suarjana, hal tersebut wajar adanya, terlebih berhubungan dengan pengelolaan dana milik mereka, tentunya harus lebih berhati – hati, sebelum menentukan bergabung atau tidaknya. Sebagai pendiri sekaligus pengurus, pria kelahiran Selisihan, 31 Desember 1961 ini, kemudian memperkuat pondasi KSU Sedana Rahayu dengan bekerjasama dengan enam bank yang ada di kabupaten Klungkung yang berfungsi di bagian peminjaman. Setelah berjalan tiga tahun, barulah ada titik cerah, masyarakat secara perlahan mulai bersimpati dan bergabung dengan KSU Sedana Rahayu, baik itu dengan menabung maupun meminjam dana.
Saat ini, kondisi keuangan KSU Sedana Rahayu tak memiliki tunggakan pinjaman dari bank, hanya dari anggota, memiliki kredit berupa produk Simpanan Berjangka, Simpanan Sukarela, Simpanan Investasi untuk pendidikan, kebutuhan upakara dan kebutuhan lainnya, dengan nama produk “Simpanan Indra Investasi Sedana Rahayu“ dengan jangka waktu minimal tiga tahun dan maksimal sepuluh tahun, dengan bunga lebih tinggi daripada tabungan sukarela. Untuk di era digital ini, Suarjana mengungkapkan pendanaan secara digital belum bisa diterapkan sepenuhnya, hanya secara laporan sudah dan dilakukan secara terbuka dan transparansi.

KSU Sedana Rahayu ini pun, semakin diakui keberadaannya dan membanggakan masyarakat desa Selisihan khusunya, dibuktikan saat memperingati Hari Koperasi pada tanggal 12 Juli 2017, perayaannya berpusat di KSU Sedana Rahayu, mewakili seluruh koperasi yang ada di kabupaten Klungkung. Kemajuan ini tentu membawa dampak positif bagi koperasi, dengan semakin pamornya nama KSU Sedana Rahayu, sekaligus masyarakat di luar desa Selisihan, tertarik untuk menjadi bagian dari anggota koperasi.
Membangun Koperasi Bersama Keluarga
Orangtua Suarjana terbilang sukses sebagai petani di desa, apalagi memiliki sepuluh orang anak, biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Namun, kondisi pertanian yang tidak stabil membuat saudara – saudaranya tak memiliki bekal pendidikan yang kompak. Kakak pertama beruntung, bisa mencapai pendidikan S3 ke luar negeri, karena ekonomi keluarga sangat baik. Sedangkan saudara yang lain, ada yang tidak bersekolah hingga sarjana. Suarjana sendiri, bersyukur hanya sampai di bangku SMA. Ia memilih langsung bekerja di beberapa tempat, sempat di kontraktor, losmen dan terakhir sebagai karyawan bank sejak tahun 1988-2006.

Baca Juga : Udiyananda Medical Clinic Sebuah Dedikasi Layanan Kesehatan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Seutuhnya
Selain bekal pendidikan yang ditinggalkan orangtua, tak menampik Suarjana dan saudara – saudaranya, ditinggalkan warisan materi. Dibalik peninggalan tersebut, almarhum orangtua berpesan, agar tidak berselisih dengan saudara kandung sendiri, hanya karena harta. Harus menjaga silahturahmi dan kerukunan, buatlah contoh yang baik untuk generasi selanjutnya. Akan lebih baik lagi, bila warisan yang ditinggal, kembali dikelola agar bermanfaat untuk orang banyak. Maka dari itulah, cikal bakal Suarjana mendirikan KSU Sedana Rahayu, ia sekaligus merekrut keluarga besarnya untuk bergabung, entah itu menjadi bagian dari tim koperasi atau anggota.
Yang tak kalah membuatnya terdorong untuk membangun koperasi, saat mengingat kembali bagaimana orangtua Suarjana yang bekerja sebagai petani, sempat mengalami ketidakstabilan dalam perekonomian mereka. Dengan dilandasi tujuan yang mulia, ia berharap KSU Sedana Rahayu dapat terus membantu ekonomi masyarakat petani desa Selisihan. Bila media tanahnya sudah bagus, astungkara dengan tambahan bantuan pendanaan, peran fundamental petani, diikuti dengan kenaikan omset yang pantas mereka dapatkan.