Pasang Surut Hubungan Bali dengan Bangsa Asing

Pasang Surut Hubungan Bali dengan Bangsa Asing

Bali masih menjadi ujung tombak pariwisata Indonesia hingga sekarang. Bagi wisatawan asing tak lengkap rasanya jika mengunjungi Indonesia tanpa bersua ke Bali. Tak ayal banyak sebutan yang disematkan kepada pulau di sebelah timur jawa ini.

Sejarah bangsa ini mencatat, masyarakat bali pada abad ke-16 hingga abad ke-18 merupakan masyarakat yang ramah. Jaminan perlindungan dan keamanan didapatkan oleh orang – orang Belanda dan Inggris yang berkunjung ke sana.

Kontak pertama rakyat Bali dengan bangsa asing dimulai sekitar abad ke-16. Saat itu kapal penjelajah Belanda, Cornelis de Houtman tercatat merapat di pantai Bali pada 25 Januari 1597. Selama 30 hari Cornelis de Houtman Bersama anak buahnya menjelajahi sebagian besar dari pulau Bali.
Kedatangan Cornelis de Houtman tentunya diterima hangat oleh masyarakat Bali kala itu, ia sempat terkejut mengingat selama kedatangannya di daerah – daerah yang ia singgahi selalu mendapat penolakan. Ia lalu mencatat semua hal yang dilihat maupun didengarnya dalam sebuah laporan perjalanan, yang kemudian oleh peneliti Belanda Cornelis Lekerkerker dalam Bali en Lombok: Overzicht der Litteratuur Omtrent deze Elianden tot einde 1919, disebut Bali Verslag.

Baca Juga : BPR Sari Jaya Sedana Tumbuh Kembang Secara Organik

Keramahan masyarakat dan pemimpin – pemimpin Bali itupun diterima baik oleh Houtman. Ia lalu mengutus dua orang bawahannya, Lintsgentsz dan Manuel Rodenberch untuk menyampaikan rasa hormat dan memberikan sejumlah buah tangan kepada Raja Gelgel.

Dalam Sedjarah Hukum internasional di Bali dan Lombok: Pertjobaan sebuah Studi Hukum Internasional Regional di Indonesia, E. Utrecht menyebut jika Tindakan de Houtman, merupakan percobaan pertama Belanda menjalin hubungan diplomasi dengan salah seorang raja di Bali.

Pada 1601, Belanda singgah di Bali kedua kalinya. Kali ini Cornelis van Heemskreck yang dipercaya memegang kendali kapal. Meski beda pimpinan, kedatangan orang Belanda ini tetap disambut hangat oleh masyarakat Bali. Menurut Utrecht kedatangan Heemskreck kali ini merupakan tindak lanjut dari hubungan sebelumnya dengan menyampaikan sebuah surat dan hadiah dari Pangeran Maurits (memerintah 1590-1625) untuk penguasa Bali.

Sebagai balasan, Raja Bali menghadiahi Heemskreck seorang gadis bangsawan Bali. Awalnya sang kapten menolak, namun atas saran dari Rodenberch kapten menerimanya, sebab bila hadiah tersebut ditolak berarti sebuah penghinaan kepada Raja Bali, sehingga dapat menimbulkan keretakan dalam hubungan yang telah terjalin dengan baik itu.

Mengalami Keretakan.
Seiring berjalannya waktu, hubungan orang bali dengan orang-orang Eropa semakin terjalin erat, terutama sekitar abad ke-17 dan abad ke-18. Hal itu disebabkan oleh peningkatan jumlah perdagangan budak di Bali. Umumnya para budak ini dikirim ke tempat-tempat strategis yang menjadi pusat pemerintahan Belanda.

Setelah H.W. Daendels (1808-1811) menduduki jabatan gubernur jenderal, Belanda memulai serangkaian peguasaan di Nusantara, tak terkecuali Bali. Daendels berusaha mendirikan pemerintahan kolonial di sana. Ia memulainya dengan mengrim Van den Bahl sebagai konsul dan pengawas perdagangan di Bali.

Ketika Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) mengambil alih kekuasaan, peraturan dagang dan perbudakan dihapuskan. Bukannya senang, hal itu justru mendapatkan reaksi keras dari Raja Buleleng dan Karangasem. Dua kerajaan itu lalu melakukan serangan terhadap orang – orang Inggris di Banyuwangi. Mengetahui hal tersebut, Raffles merespon balik dengan menundukkan Buleleng dan Karangasem yang membuat gagasan untuk penghapusan perbudakan di wilayah kerajaan Bali disetujui. Namun demikian, nyatanya perdagangan budak masih berlangsung, terutama oleh orang-orang Cina.

Baca juga : Sebuah Darma Untuk Kesejahteraan dan Masa Depan Desa Selat

Tahun 1817 rombongan Belanda dibawah pimpinan Van den Broek tiba di Bali. Ia bermaksud mendirikan pangkalan dagang di sana. Namun, usahanya gagal karena sikap raja-raja di Bali yang mulai berubah terhadap orang-orang eropa. Kesalahpahaman yang sebelumnya jarang terjadi kini pun menjadi hal yang lumrah terjadi, dan kecurigaan-kecurigaan terhadap orang-orang Eropa mulai menumpuk di dalam diri rakyat Bali.

Kemudian tahun 1824, melalui perantara pedagang Arab, Belanda berusaha membujuk raja – raja Bali membuka wilayahnya untuk perdagangan mereka. Tawaran tersebut pun mendapat penolakan oleh sebagian besar raja – raja Bali. Pada tahun 1827, J.S. Wetters berhasil mendapatkan kepercayaan dari para penguasa Bali. Ia pun akhirnya mendapat kepercayaan untuk mengatur perdagangan di pulau itu.

Rupanya kelonggaran dari penguasa Bali itu dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperlemah hukum di Bali. Mereka mencoba menanamkan kekuasaan mereka secara mutlak di Bali. Namun, berbagai usaha pelemahan itu selalu berujung kegagalan.

Puncak retaknya hubungan belanda dengan rakyat Bali terjadi saat para kolonial mencampuri urusan internal kerajaan – kerajaan di Bali. Pemerintah Belanda sebelumnya telah memutuskan untuk memperoleh pengaruh politik dari sana. Bagi mereka cara terbaik untuk melakukannya hanyalah dengan turut ambil bagian di dalam pemerintahan raja-raja Bali.

Tujuan sebenarnya ialah untuk menjerat secara diplomatis, supaya Bali dapat dijajah dengan mudah tanpa mempergunakan intervensi bersenjata karena memerlukan biaya dan kurban yang besar. Sebagian pengusaha dan rakyat yang tidak menghendaki hal itu terjadi, akhirnya menentang keras tindakan orang-orang Belanda tersebut.

2 thoughts on “Pasang Surut Hubungan Bali dengan Bangsa Asing

  1. Cool website!

    My name’s Eric, and I just found your site – harianrakyatbali.com – while surfing the net. You showed up at the top of the search results, so I checked you out. Looks like what you’re doing is pretty cool.

    But if you don’t mind me asking – after someone like me stumbles across harianrakyatbali.com, what usually happens?

    Is your site generating leads for your business?

    I’m guessing some, but I also bet you’d like more… studies show that 7 out 10 who land on a site wind up leaving without a trace.

    Not good.

    Here’s a thought – what if there was an easy way for every visitor to “raise their hand” to get a phone call from you INSTANTLY… the second they hit your site and said, “call me now.”

    You can –

    Talk With Web Visitor is a software widget that’s works on your site, ready to capture any visitor’s Name, Email address and Phone Number. It lets you know IMMEDIATELY – so that you can talk to that lead while they’re literally looking over your site.

    CLICK HERE https://jumboleadmagnet.com to try out a Live Demo with Talk With Web Visitor now to see exactly how it works.

    Time is money when it comes to connecting with leads – the difference between contacting someone within 5 minutes versus 30 minutes later can be huge – like 100 times better!

    That’s why we built out our new SMS Text With Lead feature… because once you’ve captured the visitor’s phone number, you can automatically start a text message (SMS) conversation.

    Think about the possibilities – even if you don’t close a deal then and there, you can follow up with text messages for new offers, content links, even just “how you doing?” notes to build a relationship.

    Wouldn’t that be cool?

    CLICK HERE https://jumboleadmagnet.com to discover what Talk With Web Visitor can do for your business.

    You could be converting up to 100X more leads today!
    Eric

    PS: Talk With Web Visitor offers a FREE 14 days trial – and it even includes International Long Distance Calling.
    You have customers waiting to talk with you right now… don’t keep them waiting.
    CLICK HERE https://jumboleadmagnet.com to try Talk With Web Visitor now.

    If you’d like to unsubscribe click here http://jumboleadmagnet.com/unsubscribe.aspx?d=harianrakyatbali.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *