Koperasi unit desa memainkan peran penting dalam memberdayakan masyarakat lokal melalui pembangunan ekonomi. Dengan mengumpulkan sumber daya dan berbagi pengetahuan, koperasi ini dapat menciptakan bisnis berkelanjutan yang menghasilkan pendapatan dan memberikan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat.
Melalui upaya-upaya ini, koperasi unit desa dapat membantu meningkatkan kondisi perekonomian daerah pedesaan, sehingga menghasilkan kesejahteraan dan kemajuan yang lebih besar bagi desa secara keseluruhan. Pemberdayaan ekonomi ini juga dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan, serta menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan.
Sama halnya dengan tujuan sebuah koperasi desa bernama ‘KUD Catur Guna Amertha’ yang terletak di kabupaten Jembrana, Bali. Dengan semangat keguyuban untuk maju bersama koperasi unit desa ini berhasil menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas.
Rasa kebersamaan inilah yang nyatanya dapat membantu memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan rasa memiliki, sehingga meningkatkan kohesi sosial dan masyarakat yang lebih harmonis. ‘KUD Catur Guna Amertha’ pun melaksanakan fitrahnya sebagai platform bagi anggota masyarakat untuk berkumpul dan mendiskusikan isu-isu yang menjadi perhatian bersama, sehingga mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang lebih besar.
Baca Juga : “Tangan Penyembuh” Kisah Inspratif Made Adhi Dharma Setiawan sebagai Fisioterapis yang Memancarkan Kebaikan
Dapat terus bergerak dinamis dengan antusiasme masyarakat yang terpupuk organik, keberhasilan koperasi ini juga tidaklah lepas dari peran sosok putra daerah bernama Drs. Gusti Made Mertayasa yang memegang tongkat estafet kepemimpinan koperasi ini setelah diamanahkan langsung dengan cara musyawarah oleh masyarakat pada tahun 2021.
Lewat tangan dinginnya ‘KUD Catur Guna Amertha’ dapat terus memberikan akses terhadap sumber daya dan peluang pertumbuhan ekonomi. Dengan menghubungkan institusi lokal dengan modal sosial, koperasi ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anggota masyarakat di wilayahnya untuk mencapai tujuan dan aspirasi mereka, terlebih dalam bidang pertanian karena mayoritas masyarakatnya yang berprofesi sebagai petani dan produsen lokal.
‘KUD Catur Guna Amertha’ pun terus menjalin kerjasama yang bermuara ke arah persatuan untuk bersinergi membangun kekuatan ekonomi mandiri, dengan merangkul seluruh lapisan masyarakat disekitarnya.
Alhasil, dengan sumber daya manusia yang berkualitas, ditambah dengan pelayanan yang baik dan regulatif, menjadikan animo masyarakat untuk turut serta tergabung dalam koperasi ini kini semakin tinggi, seiring dengan pertumbuhan aset yang signifikan.
Menurut Gusti Made Mertayasa, kinerja internal haruslah sehat dan selalu dalam layanan prima. Karena koperasi ini merupakan lembaga yang dilandasi amanah dari masyarakat, maka dari itu diperlukan adanya kepastian terhadap standar dan tata cara yang dapat digunakan sebagai instrumen dalam memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Maka dengan semua sumber daya yang berkualitas, harapannya program-program yang dijalankan juga dapat menambah interelasi semua lapisan masyarakat sehingga dapat menjadi lembaga yang substansial dan mengena sesuai dengan urgensi masyarakat.
Namun tetap saja hal yang menjadi tantangan di masa awal memimpin koperasi ini adalah membangun kepercayaan masyarakat. Maka untuk menyiasati hal itu Gusti Made Mertayasa pun memulai sosialisasi langsung dengan masyarakat terkait fungsi dan tujuan koperasi ini untuk menghimpun kembali kekuatan masyarakat.
Kinerja internal pun semakin solid, sinergi antara pengurus dan staff menjadi energi esensial dalam menjembatani sinergi dengan tokoh masyarakat dan perangkat pemerintahan desa dalam peningkatan kesejahteraan.
Hal itu terbukti, peningkatan baik dari segi pelayanan hingga sistem kinerja pun kini semakin efektif dan efisien seiring dengan tumbuhnya daya gabung masyarakat yang semakin terkonsolidasi.
Alhasil peleburan sikap itu dapat menjadikan ‘KUD Catur Guna Amertha’ yang di nahkodai Gusti Made Mertayasa terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Integritas dan kredibilitas lembaga keuangan ini dalam menggerakkan pembangunan dan perekonomian krama desa pun sudah tidak diragukan lagi.
Gusti Made Mertayasa merupakan sosok putra daerah bersahaja. Ia lahir di tengah keluarga petani sederhana, ayahanda merupakan petani tulen dan ibunda berprofesi sebagai pedagang. Alhasil sejak kecil ia pun telah terbiasa membantu pergulatan ekonomi keluarga dengan membantu orang tuanya bekerja di ladang dan berdagang.
Sosok kedua orang tuanya yang gigih dalam memperjuangkan hajat hidup dan pendidikannya, menjadi suri tauladan bagi Gusti Made Mertayasa untuk gigih dalam memperjuangkan sesuatu.
Ia pun telah ikut membantu pergelutan ekonomi keluarga sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Sejak dini Gusti Made Mertayasa telah dibentuk orang tuanya untuk menjadi seseorang yang berdikari. Meski setiap harinya harus melakukan aktivitas padat terkait belajar dan membantu orang tua bekerja, namun bagi Gusti Made Mertayasa keseharian masa kecilnya itulah yang kemudian membentuk sikap integritasnya terhadap pekerjaan. Sehingga apapun yang ia kerjakan, akan dilakukan dengan sungguh- sungguh dan mempunyai tujuan pasti.
Nyatanya sikap itu jugalah yang kemudian banyak membantu membukakan pintu-pintu peluang dalam menjalani kehidupan yang ia jalankan saat ini. Dan sikap penuh integritas telah menjadi pegangan hidup dan ia terapkan dalam menjalankan amanah kepemimpinan ‘KUD Catur Guna Amertha’ yang ia jalankan hingga saat ini.
Gusti Made Mertayasa meyakini bahwa koperasi unit desa ini dapat berperan penting dalam mendukung kesejahteraan dengan menyediakan akses layanan keuangan bagi masyarakat kurang mampu dan juga sebagai pendongkrak pertumbuhan infrastruktur desa.
Berbicara tentang kunci suksesnya, Gusti Made Mertayasa meyatakan bahwa sikap komitmen dalam bekerja adalah faktor utama yang menjadi modal penting dalam menjalankan kewajibannya.Walau butuh proses dalam penitian dan adaptasi ritme kinerjanya, namun dengan kegigihan dan komitmen yang kuat, Gusti Made Mertayasa membuktikan bahwa doa yang dileburkan dengan tujuan yang luhur akan berbuah manis pada waktunya.