I Putu Gede Adi Kartika Putra – UD. Kartika Putra
Saat kita menyerah dan putus asa semua tujuan yang kita cita-citakan akan sirna dan sia-sia, semakin menjauh lalu perlahan menghilang seperti hilangnya sinar matahari saat mulai tenggelam. Ketika kita mengalami kesulitan dengan cobaan yang berat, kadang membuat kita ingin sekali untuk berhenti melangkah, merasa tak sanggup dan ingin menyerah dalam menjalani hidup, tapi berputus asa juga bukanlah pilihan yang tepat untuk meratapi kegagalan, karena itu sama sekali tak akan menyelesaikan masalah apapun.
Memang dalam hidup ini kadang tak sesuai dengan apa yang kita harapan, tidak jarang kita sering menyalahkan nasib dan takdir dengan alasan demi bisa menenangkan hati sesaat, namun hal itu hanyalah bersifat sementara, setelah itu kita masih saja akan merenungi kesalahan- kesalahan di masa lalu yang ujung- ujungnya takut untuk melihat ke masa depan. Seperti masa lalu I Putu Gede Adi Kartika Putra ini, mungkin ceritanya akan menjadi berbeda jika saja ia memutuskan untuk menyerah dan berputus asa.
Tapi hal itu tidak pernah dilakukannya, bahkan tidak pernah terbesit olehnya untuk menyerah, berkali-kali terpaan badai cobaan itu menghantamnya, berkali-kali juga dirinya bangkit menepis keraguan di dalam dirinya untuk tetap berdiri dan menjalankan hidupnya. Baginya cobaan itu adalah sebuah perjalanan untuk menempa mentalnya agar bisa terus berkembang, sampai akhirnya ia bisa sukses mengembangkan sebuah bisnis penggilingan padi yang bernama ‘UD. Kartika Putra’ yang terus berjalan dari waktu ke waktu hingga kini tak kurang dari 20 tahun turun temurun menjadi sebuah bisnis keluarga. Tentu saja kisah I Putu Gede Adi Kartika Putra bukanlah seperti kisah pangeran dari negeri timur yang bergelimang harta dan selalu bernasib baik.
Baca Juga : Ketekunan yang Berbuah Kesuksesan
Pria kelahiran 1985 ini memang merupakan keluarga petani. Kehidupannya sudah keras sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Keadaan ekonomi keluarganya yang pada saat itu serba kekurangan mengharuskan kehidupan I Putu Gede Adi Kartika Putra berbeda dengan anak-anak seusianya.
Dahulu teman-temannya sepulang sekolah bisa bersenang-senang dengan bermain sepeda bersama, sedangkan ia harus turut serta bekerja di sawah, menanam sayur, untuk kemudian di jual bersama keluarganya. Terlebih pada tahun 1996 saat ayahnya sakit, kegiatan-kegiatan seperti bertani dan berdagang pun harus di lakoninya untuk dapat membantu menjalankan roda ekonomi keluarganya, maka hal-hal seperti memikul padi dan menimbang gabah pun sudah biasa ia lakukan sejak dari sekolah dasar.
Mungkin keadaan seperti itulah yang menguatkan mentalnya untuk terus berpikir positif, karena baginya menjalani hidup akan lebih terasa mudah jika kita sudah pernah merasakan hidup susah. Ia pun percaya jika Tuhan cepat atau lambat akan menjawab doa-doanya dan akan memberikan lebih dari apa yang telah dimintanya, maka dari itu ia terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa hari ini bukanlah hari untuk menyerah, tetapi hari ini adalah hari untuk tetap semangat mencapai semua tujuan dan cita-cita.
Hingga dengan kegigihan dan doa pada tahun 1998 ia memulai merintis usaha yang di gagas oleh orangtuanya, bermodal dana pinjaman dari pemda setempat. Berkat kecakapannya membangun komunikasi dan kepercayaan maka tak genap 2 tahun, tepatnya pada tahun 2000 usaha penggilingan padi miliknya dapat terus berkembang membuat gudang dan kebutuhan lainnya.
Dari dulu I Putu Gede Adi Kartika Putra tidak terpikir untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses membangun bisnisnya seperti saat ini, alih-alih untuk mememikirkan itu, ia dulu malah bekerja hanya untuk mendapatkan makan dan memenuhi hajat hidupnya saja, tetapi semua itu jelas memang ia lakukan dengan sungguh-sungguh tanpa ada rasa gengsi ataupun malu. Namun dari pengalamannya itulah ia dapat menuntut ilmu tentang bertani dan berdagang, sehingga mengerti betul cara membangun bisnis.
Permintaan akan pasokan beras yang terus meningkat memaksa para pengusaha penggilingan padi untuk terus bersaing ketat dalam mempertahankan usahanya. Hal ini dikarenakan kapasitas mesin yang banyak tersedia di proses penggilingan sering kali tidak sebanding dengan volume beras yang jauh berada di bawah target. Karenanya pengusaha penggilingan padi di Indonesia, sebagian bisa bertumbuh dengan cepat, namun tidak sedikit juga yang gulung tikar.
Menghadapi hal itu, pola perpindahan panas, rancang bangun, dan analisa ekonomi, merupakan materi yang berguna saat melakukan proses pengeringan padi. Hal itu juga yang dilakukan I Putu Gede Adi Kartika Putra untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan bisnisnya. “Pada saat ini dunia sedang sakit, semua sektor turut terkena dampaknya. Jangan menyerah, mari fungsikan lagi kearifan lokal kita dengan mulai memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk ditanam, dengan itu kita dapat mandiri secara pangan.” Ucapnya.
Pasar global, kemarau, dan bahan baku produksi merupakan tantangan bagi pengusaha sepertinya, maka hingga saat ini I Putu Gede Adi Kartika Putra terus bergerak dinamis membuat inovasi produk yang bagus dan layak di konsumsi. Mau digempur dengan masa – masa krisis, kebutuhan masyarakat akan pangan tak akan putus. Hal itulah yang menjadi mindset dan kunci kesuksesannya.
One thought on “Perjalanan Penuh Keajaiban”