I Ketut Wenten – Warung Cs Bedha
Sejak di bangku SD, I Ketut Wenten yang memiliki sembilan orang saudara ini, harus meninggalkan desa kelahirannya Bukit Asah Bugbug, Singaraja, untuk merantau ke Tabanan, tepatnya di Desa Bengkel pada tahun 1960. Karena di desa tersebut, ia tinggal bersama mertua dari kakaknya yang telah menikah, ia memiliki kesadaran harus ikut membantu mengambil pekerjaan sambil bersekolah.
Tahun 1965, bertepatan dengan masa sejarah G30SPKI, Ketut Wenten berangkat ke pusat kota Tabanan untuk melanjutkan SMP, dengan tetap bekerja sambil bersekolah. Sama halnya saat ia melanjutkan SMEA, ia harus bekerja berjualan minyak di pesiapan Tabanan, yang situasinya belum seramai saat ini. Ketut Wenten mulai berjualan minyak di pagi hari, dengan cara menggulingkan drum minyak yang menempuh jarak hingga 4 km, hingga ia berhasil lulus SMEA pada tahun 1971, dengan juga tambahan biaya sekolah dari saudara.
Tahun 1972, Ketut Wenten beralih pekerjaan, dengan menjual beras dari Tabanan ke Singaraja, menggunakan truk bermuatan tujuh hingga dua puluh ton. Modal tersebut ia dapatkan dari seseorang yang menawarkan bantuan sekaligus kerjasama dalam berjualan. Meski harus menempuh infrastruktur yang rusak berat, sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam perjalanan, Ketut Wenten sukses melakoni pekerjaannya, bahkan berjualan beras hingga ke pulau Jawa pada tahun 1980an.
Mulai memikirkan usia yang sudah tidak lagi muda, di usia 40 tahun ia menyudahi pekerjaan tersebut dan memutuskan untuk pulang ke Tabanan dan beternak babi 200 ekor sejak tahun 1991 hingga 2019. Putra-putri Ketut Wenten yang juga tak ingin kalah sukses dengan Sang Ayah, pun membangun bisnis sesuai dengan passion mereka, yakni di bidang properti. Karena kemandirian secara financial telah dimiliki, anak-anaknya sempat memintanya untuk beristirahat menikmati masa tua. Sebagai ayah, ia sangat paham keinginan anak-anaknya tersebut, namun karena telah terbiasa bekerja sebagai pengisi waktunya sejak kecil, ia mencoba memberi pengertian, agar pria kelahiran tahun 1951 ini tetap diizinkan untuk beraktifitas sebagai hiburan.
Didukung keluarga, terutama anak-anak Ketut Wenten kemudian membangun sebuah usaha yang tidak seberat aktifitas pekerjaan sebelumnya, yakni usaha “Mini Market CS”. Setelah bangunan rampung didirikan, ternyata masih ada lahan kosong yang sayang untuk tidak dimanfaatkan, barulah Ketut Wenten menyulapnya menjadi lokasi warung makan sederhana, bernama “Warung CS Bedha” berlokasi di Jalan Yeh Gangga I, Sudimara, Kec. Tabanan.
Lahir dari Orangtua Penandu
Kesulitan hidup dari orangtua penandu yang memiliki banyak anak, sudah harus menjadi takdir yang diterima oleh Ketut Wenten, namun ia masih memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk memperbaiki nasibnya bersama istri dan anak-anaknya. Kesuksesan yang menjadi buah ketekunan dalam bekerja pun ia dapatkan. Dalam masa-masa kestabilan usahanya tersebut, ia tak luput dari peristiwa kurang mengenakan, setelah hati yang awalnya hanya berniat untuk membantu orang, justru berujung mengikhlaskan kerugian yang harus terima.
Setelah kejadian tersebut, Ketut Wenten harus bersiap kembali lagi dari nol, bersyukur bentuk support yang luar biasa pun ia dapatkan dari keluarga, khususnya yang sudah mendampingi ia sejak kecil, yakni almarhum kakak kandunganya yang dahulu mengajak ia tinggal bersama di Tabanan. Beliau merupakan sosok kakak yang sangat tegas dalam mendidiknya sejak kecil, didikan tersebut, kini ia rasakan jelas terasa manfaatnya dan berpengaruh dalam pencapaian hidupnya saat ini.
Keberlanjutan didikan tersebut pun Ketut Wenten turunkan tak hanya kepada generasi penerusnya, tapi juga 20 anak asuhnya, dengan berbagi kisah masa-masa sulitnya sejak kecil. Agar memanfaatkan masa muda atau masa emas dengan sebaik mungkin, untuk mencari jati diri dan mempersembahkan yang terbaik dalam meniti karir. Gayung bersambut, panggilan hatinya untuk menjadi bapak asuh pun sukses melahirkan generasi yang tidak hanya sukses dalam karir sebagai wirausaha, maupun pekerja profesional, tapi juga menjdi insan yang berani untuk menghadapi tantangan masa depan.