Menjadi pengusaha tampaknya telah menjadi tujuan bagi kebanyakan orang belakangan ini. Banyak orang berlomba – lomba untuk mendirikan usaha dalam berbagai bentuk, meningkatkan persaingan dalam perjalanannya. Menjadi seorang pengusaha tentu tidak dapat terjadi semudah membalikan telapak tangan. Penting untuk menyadari sejak awal bahwa tidak ada keajaiban instan yang akan mengubah seseorang menjadi pengusaha sukses dalam waktu singkat.
Menjadi sukses, tentu perlu pengalaman dan penempaan yang menghiasi lika – liku perjalanan setiap orang dalam menaiki tapak demi tapak mencapai pintu gerbang kesuksesannya. Maka sikap tidak malu untuk belajar dari mereka yang telah berhasil dalam tujuannya, adalah sesuatu yang dapat membantu dan memotivasi seseorang dalam mencapai tujuannya sendiri. Sikap tidak malu untuk belajar inilah yang diterapkan seorang pengusaha sukses bernama Dewa Made Budiana Banjar atau lebih akrab disapa Dewa Banjar, yang kini sukses mebangun bisinis penjualan mobil bernama ‘Buana Mas Motor’ yang dimulainya dari nol dan langkah kecil. Namun berkat kecakapan komunikasi dan berbagai pengalamannya. Kini ‘Buana Mas Motor’ sukses menjadi pilihan terpercaya masyarakat Bali untuk urusan penjualan dan pembelian mobil.
Tentu sebelum sukses dan menikmati hasilnya sekarang, perjalanan kehidupan Dewa Banjar bisa dibilang sangat keras. Pria kelahiran 1976 ini terlahir dari keluarga yang sangat sederhana dan jauh dari kata kemewahan, sedari kecil ia sudah dididik dengan sangat keras oleh orangtuanya untuk bisa hidup mandiri dan berdikari agar dapat membantu mencukupi kebutuhan hidup dirinya sendiri dan keluarganya.
Baca Juga : Passion To Fashion
Jadi, sedari kecil Dewa Banjar pun sudah akrab dengan pekerjaan-pekerjan berat agar bisa tetap bertahan dengan kondisi keluarganya yang serba kekurangan saat itu. Mungkin keadaan dan didikan orangtuanya itulah yang tanpa sadar telah menempa kepribadian dan prinsip Dewa Banjar sedari kecil untuk menjadi seorang wirausahawan yang dapat berdiri di kaki sendiri dengan kekuatan dan keterampilan yang ada, baginya sekecil apapun usahanya, jika dijalankan dengan ikhlas dan penuh semangat maka kita dapat merasa bersyukur, seberapapun hasil yang didapat, aktivitas seperti menjual babi dan sapi pun telah dilakoninya sejak kecil.
Setelah menamatkan sekolah menengah atas, Dewa Banjar tak ingin membuang waktunya untuk bersantai, ia mempunyai prinsip jika masa muda adalah masa di mana sesorang harus belajar dan mencari ilmu sebanyak – banyaknya. Maka ia pun hijrah ke kota Surabaya untuk meneruskan pendidikannya dengan mengambil jurus teknik mesin sebagai modal awal yang bertujuan untuk mengasah keterampilannya dalam bidang ini agar dapat menjadi bekal kehidupan yang akan ia songsong dikemudian hari.
Berbeda dengan teman – teman kuliahnya yang dapat bisa fokus pada pelajaran dan pendidikan saja, dan tercukupi dari segi finansial dari kiriman orangtua. Bagi Dewa Banjar kehidupannya semasa kuliah adalah masa – masa dimana dia harus berjuang keras untuk dapat mebayar uang kuliah dan mencukupi hajat hidupnya. Jadi, dari semasa kuliah Dewa Banjar sudah membagi waktunya untuk bekerja dan belajar. Pekerjaan serabutan apapun ia lakoni, asal halal dan tidak merugikan orang lain. Menurut Dewa Banjar, masa muda adalah masa penting yang menentukan garis takdir perjalanan hidup, sekeras apapun itu. Masa mudanya dimanfaaatkan untuk membuat lingkar pertemanan yang positif dan sportif.
Tahap demi tahap pendidikan tingginya ia lalui dengan sangat baik, meski harus tertatih – tatih dalam mencukupi kebutuhan finansialnya secara mandiri. Rasa syukur kepada Tuhan yang selalu memudahkan langkahnya disaat – saat tersulit pun ia sematkan di dalam hatinya. Akhirnya pada tahun 2000 dengan tekad yang bulat yang berteman dengan kegigihan dan tetesan peluh yang tak terhitug jumlahnya, Dewa Banjar pun berhasil menamatkan pendidikannya dan menjadi seorang sarjana teknik.
Tentu setelah berhasil lulus menamatkan kuliah, lembar baru pun harus ia jalani dan menentukan langkahnya kembali. Dengan gelar serjana teknik yang ia miliki, ia pun mulai mencari pekerjaan dengan harapan dapat membalik roda kehidupannya kearah yang lebih baik. Namun apa boleh buat, minimnya lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, membuatnya harus rela menjalani awal karirnya di sebuah perusahaan penjualan oli sebagai seorang sales dengan membawa mobil box setiap harinya.
Baca Juga : Kesederhanaan Jiwa yang Membesarkan : Dari Kuli Hingga Sukses Menjadi Pengusaha Mandiri
Pekerjaan itu hanya dilakoninya hanya sekitar 2 minggu saja. Karena dirasa hasil yang didapat tidak sebanding dengan kerja kerasnya. Tapi 2 minggu bekerja dengan orang lain bagi Dewa Banjar bukanlah hal yang biasa – biasa saja, selama 2 minggu itu pula ia belajar teknik marketing dan membangun hubungan antara pembeli, hingga tata kelola administratif suatu perusahaan. 2 minggu bekerja bersama dengan orang lain dijalaninya dengan sangat maksimal untuk mengobservasi pola dan ritme kerja suatu perusahaan. Mulai dari sana jugalah ia mempunyai tekad, untuk dikemudian hari dapat membuat suatu usaha yang akan dirintisnya sendiri dengan mandiri.
Untuk mewujudkan tekadnya berwirausaha, tentu modal adalah salah satu faktor utama untuk memulai menjalankan ide bisnisnya. Namun, karena keterbatasan modal ia pun kemudian mencari pekerjan lain yang lebih menjanjikan agar dapat menabung dan membangun bisnisnya sendiri. Hingga pada tahun 2001 ia mendapatkan pekerjaan sebagai sales penjualan mobil di salah satu perusahaan, dari sana ia mulai belajar mengembangkan pola komunikasinya, lantaran pekerjaannya yang harus berhadapan langsung dengan berbagai pelanggan, mulai dari cara menggaet calon pembeli hingga menangani komplain para pelanggannya. Siapa sangka berkat kecakapan komunikasinya, jaringan bisnisnnya mulai berkembang dan namanya pun mencuat sebagai agen yang dipercaya banyak khalayak untuk mempercayakan proses jual beli mobil kepadanya.
Dari sana karir Dewa Banjar dalam dunia penjualan mobil mulai meroket, setelah bekerja cukup lama dan mengabdi pada perusahaan tersebut, ia pun diangkat menjadi sebagai salah satu supervisor yang membawahi 12 marketing pada saat itu. Kesuksesan dan zona nyaman pun telah ia goreskan dalam lembar kehidupannya saat ini. Tapi ia tak lantas berpuas hati, Dewa Banjar pun kembali fokus akan mimpinya untuk mandiri dan membangun bisnisnya sendiri, hingga keputusan dan langkah besar harus diambilnya.
2019 ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan perusahaan yang melambungkan karirnya. Hal itu telah menjadi keputusan bulat dan langkah besar bagi dirinya untuk memulai karirnya dari nol kembali, namun kali ini bukan sebagai seorang pegawai, melainkan sebagai seorang pebisnis yang merintis usaha miliknya sendiri. Karena minimnya modal finansial untuk menyewa sebuah showroom, maka ia pun memulai bisnis penjualan mobil rumahan yang ia kelola sendiri. Bagi Dewa Banjar, modal finansial menurutnya bukanlah faktor untuk membuat langkah bisnisnya terhenti, karena dengan segala pengalaman yang ada, membuatnya tahu betul bahwa modal terpenting dalam membangun bisnisnya adalah komunikasi dan relasi. Maka tak khayal, perlahan namun pasti dengan jam terbangnya dalam dunia marketing, bisnis penjualan mobil yang bernama ‘Buana Mas Motor’ ini mulai menuai hasil dan sukses mendapat kepercayaan orang – orang.
Baca Juga : Membangun dan Membina Hubungan Kemanusiaan dalam Karya di Dunia Kesehatan dan Pendidikan
Hingga pada tahun 2015 menjadi titik balik hidupnya, setelah perjalanan panjang membangun bisnisnya dari bongkahan – bongkahan kegigihan yang dimulai dari suatu komitmen dan kerja keras ia pun mulai dapat merasakan hasil kerja kerasnya. Sehingga berkat tangan dinginnya, bisnis penjualan mobil ‘Buana Mas Motor’ bisa melebarkan sayap dengan membuka sebuah showroom mobil yang proper dikawasan jalan Raya Batu Bulan No.12, kecamatan Sukawati, Gianyar.
Berbicara tentang kunci suksesnya, tanggung jawab kepada diri sendiri dan loyal dalam pekerjaan adalah faktor utama yang membuka pintu gerbang kesuksesannya. Hal ini memang sangat relevan untuk dijalankan, apalagi saat mejalankan suatu pekerjaan, karena individu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri selalu memenuhi janji dan memegang teguh komitmen.
Serta dengan tanggung jawab jugalah menurut Dewa Banjar kita dapat memperhatikan diri sendiri dan individu lain sehingga kedekatan emosional pun dapat terbentuk. Dengan itu bisnisnya hingga kini dapat terus berkembang, walapun jatuh bangun dan lika – likunya tetap selalu ada, namun jika hal itu dilandasi dengan tanggung jawab dan komitmen maka seberat apapun tantangan, akan terasa lebih mudah untuk ditaklukkan.
Dari perjalanan Dewa Banjar yang sukses membangun bisnisnya dari nol, kita dapat belajar bahwa faktor penentu nasib dan perubahan bukanlah dari seberapa banyak uang yang dimiliki, namun rasa haus untuk terus belajar dan terus bergerak dinamis dalam membentuk efektivitas kinerja yang maksimal, apalagi dengan segala perubahan cepat di era serba digital sekarang, maka sebagai pebisnis seseorang harus dapat lebih jeli dalam menangkap peluang yang ada. Seperti seorang Dewa Banjar yang terus berjuang, bergerak, belajar, berkarya dan bekerja.
2 thoughts on “Rasa Haus Untuk Belajar, Membentuk Efektivitas Kinerja yang Maksimal”