Kegiatan pelaku ekonomi menjadi pilar penting menggeliatnya perekonomian di Indonesia. Namun jika berbicara salah satu pilar ekonomi yang dianggap paling fundamental dan mampu untuk mewujudkan kesejateraan masyarakat di desa yang karakteristiknya sangat guyub dan gotong – royong, maka lembaga seperti Lembaga Perkreditan Desa/LPD dapat menjadi cerminan bangsa dan masyarakatnya dalam menyongsong pertumbuhan ekonomi bersama.
LPD Desa Adat Selisihan telah terbentuk sejak tahun 1992, menjadi bagian penting pembangunan infrastruktur dan ekonomi desa dan krama yang ada di wilayahnya. Sebagai lembaga intermediasi keuangan, LPD Desa Adat Selisihan membuktikan bahwa semangat untuk mewujudkan desa otonom dan sejahtera tak akan padam jika setiap elemen di dalamnya dapat saling menyokong dan mendukung.
Telah lebih dari 30 tahun hadir di tengah masyarakat, LPD Desa Adat Selisihan dapat terus bergerak signifikan dengan semangat kebersamaan dari waktu ke waktu, dari desa untuk desa.
Adalah seorang sosok putra daerah bernama I Wayan Suastika yang menjadi saksi nyata perjalanan LPD Desa Adat Selisihan sedari awal dibentuk hingga sekarang.
LPD Desa Adat Selisihan memang didasari dengan tujuan untuk menselaraskan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan sumber daya yang dimiliki. Perubahan dan transisi kepengurusan yang terjadi akhirnya menghadirkan perundingan dengan cara mufakat untuk membuat manuver baru dalam hal kepengurusan.
Baca Juga : Anak Desa yang Menuntaskan Dharma Kepada Ayahnya Tercinta Untuk Menjadi Seorang Dokter
I Wayan Suastika dahulu terjun dan berkontribusi langsung menjalankan LPD ini sebagai staff tata usaha pada tahun 1992, hingga dedikasinya itu kemudian berbuah amanah dan kepercayaan masyarakat yang menunjuknya untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan jalanannya lembaga keuangan desa ini pada tahun 2018.
Dengan harapan agar laju lembaga tetap stabil dan menjadi tonggak pengaman perekonomian di desa, sesuai dengan harapan dan tujuan awal ‘LPD Desa Adat Selisihan’ dibentuk.
Visi dan semangat itu kini terbukti dapat terus melesatkan lembaga keuangan ini menjadi komponen garda depan yang mendorong pertumbuhan ekonomi mandiri masyarakat di wilayahnya.
I Wayan Suastika meyakini bahwa demi mencapai tujuan pengembangan perekonomian desa yang kokoh, maka sangat dibutuhkan sekali model pengawasan yang transparansi dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.
Model pengawasan ini tentunya melibatkan partisipasi dari pihak pengelola lembaga, pemerintah desa serta partisipasi seluruh masyarakat. Karena pada dasarnya lembaga keuangan seperti LPD memang merupkan lembaga kemasyarakatan yang berasas sosial untuk maju bersama membangun masyarakat yang kokoh dan mandiri secara ekonomi, sampai pada tahap pertanggung jawaban dan pelaporan keuangan lembaga, sehingga terwujudnya tata kelola dan sistem lembaga keuangan yang baik.
Sinergi dan komunikasi antara badan pengawas dan perangkat pemerintahan desa pun ia jalankan dengan optimal dan berkala.
Baca Juga : “Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia” Belajar Dari Sebuah Seni Untuk Menjalani Hidup Multidisiplin
Selain itu I Wayan Suastika meyakini bahwa komunikasi yang baik akan dapat menjalin kedekatan emosional pada multi-lini kepengurusan, anggota dan masyarakat. Sehingga dengan itu inovasi dan program-program yang dirancang kemudian dapat mengena dengan kondisi masyarakat yang ada.
Langkah itu pun kemudian terbukti dapat menumbuhkan animo dan kepercayaan masyarakat menjadi lebih luas, selaras dengan pertumbuhan ‘LPD Desa Adat Selisihan’ yang melesat signifikan dari tahun ke tahun.
Karena itu, LPD Desa Adat Selisihan berjalan dengan keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka, sehingga laju LPD bisa menciptakan keadilan bagi setiap anggota, pengurus, atau masyarakat umum.
Menurut I Wayan Suastika jika krama telah menjadi bagian dari anggota maka berarti ia telah membantu berpartisipasi dalam pertumbuhan perekonomian dan infrastruktur desa tercinta. Hal itu juga berdampak pada himpunan kekuatan lembaga untuk terus menggalakkan dana sosial, kedukaan dan upacara untuk desa.
Dengan sumber daya di wilayahnya yang mayoritas bergerak di sektor pertanian, maka pengoptimalan kontribusi yang dapat menaiktingkatkan usaha krama menjadi agenda penting yang terus I Wayan Suastika konsentrasikan arah kebijakannya, agar iklim usaha dapat lebih berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun daerah, sehingga dapat meningkatkan serta mendorong persaingan usaha yang lebih sehat dan berkeadilan.