Sang Pecinta Lingkungan Temukan Konsep Pengolahan Limbah Berbasis Budaya dan Spiritual

Sang Pecinta Lingkungan Temukan Konsep Pengolahan Limbah Berbasis Budaya dan Spiritual

A.A Nyoman Wijana – CV. Timang Agung

Sebuah proses, pasti membutuhkan waktu. Bukan waktu yang instan, tapi sebuah perjalanan untuk mencapai kematangan diri, baik dalam berpikir maupun bersikap. Hal inilah yang ingin disampaikan A.A Nyoman Wijana, pemilik dari CV. Timang Agung yang harus mengalami peliknya kehidupan masa kecil, dengan pengaruh didikan keras dari orangtua hingga tumbuh keberanian dalam diri untuk berkreatifitas, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Sebagai satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga, dari tiga bersaudara ini, sudah terbiasa mengambil pekerjaan yang menghasilkan uang, seperti menangkap ikan kemudian menjualnya, yang ia lakukan sepulang sekolah. Berangkat dari orangtua sebagai petani, Gung Wijana pun mau tak mau harus mengorbankan masa bermainnya, demi membantu mengurangi beban orangtua.

Pria kelahiran tahun 1971 ini, memiliki cita-cita yang sederhana saat itu, hanya ingin menjadi tour guide, di mana pada masa kecilnya, pekerjaan ini memang sedang naik daun dan memberikan penghasilan menjanjikan di mata masyarakat Bali. Namun seiring bertambahnya usia, yang memiliki skill bahasa Inggris pun terus bertambah, sehingga persaingan pun meningkat dan memperoleh penghasilan yang tidak seberapa banyak. Gung Wijana kemudian mencoba peruntungannya pada bisnis sewa mobil pariwisata.

Banyak pengalaman bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan penggiat pariwisata, tak lantas Gung Wijana memiliki niat untuk terus menekuni bidang ini. Justru ia mulai menemukan pemikiran, bahwa tidak selamanya bisa menggantungkan asanya pada dunia ini, di persaingan pariwisata yang terus meningkat. Setelah selama 25 tahun mencicipi berbagai posisi di perhotelan, ia merasa cukup tahu diri untuk selesai dari pekerjaan ini.

Perjalanan selanjutnya, Gung Wijana terus mencari ide pekerjaan selanjutnya yang akan ia kerjakan, yang sekiranya masih oleh minim peminat. Tahun 2006, ia bersama kerabatnya akhirnya menemukan sebuah usaha yakni di bidang pengolahan limbah padat dan cair, yang ramah lingkungan. Hampir setiap bulan ia berupaya mencari ide-ide baru pada usahanya tersebut. Dimulai dari banyak berbincang dan bertukar pikiran dengan para akademisi universitas di Bali, kemudian membaca dan menguraikan kembali katalog yang berisi dokumentasi kegiatan usahanya, hingga menemukan konsep lokal “biodynamic” pengolahan limbah yang berbasis pada budaya dan spiritual (Ayurveda) yang juga diadaptasikan dengan ilmu dan teknologi dari luar negeri.

Apa yang dilakukan oleh Gung Wijana memang tidak umum dilakukan oleh banyak orang, tidak sedikit pula yang mencemooh apa yang dikerjakannya. Namun hal tersebut tak membuatnya mundur begitu saja, untuk terus berinovasi, meski tidak memiliki latar belakang ilmu di bidang ini. Menurutnya kreatifitasnya sejak kecil dan pengalamannya bertemu orang-orang positiflah, salah satunya saat ia bekerja sebagai driver di PT. Bayas Bio Fule (BBF), yang sukses mempengaruhinya dalam kemampuan berpikir untuk tak hanya selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, tapi juga memiliki sisi yang bermanfaat, terlebih mampu mengubah mindset masyarakat itu sendiri.

Tercetuslahnya CV. Timang Agung yang beralamat di Desa Kelating, Kec. Kerambitan, Kabupaten Tabanan ini pun, yang awalnya hanya bergerak di pengolahan limbah, kemudian semakin eksis terintegrasi ke sektor lainnya, seperti pertanian, peternakan dan perikanan. Usaha yang juga termasuk dalam kegiatan sosial ini pun, Gung Wijana tak menampik agar memberikan penghasilan yang seimbang pula dengan aksi yang ia lakukan bersama para pekerjanya.

Butuh perjuangan saat hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk mempelajari hal-hal yang masih asing di telinga masyarakat dan mempromosikannya. ‘Menterjemahkan’ konsepnya agar mudah dipahami, hingga berbuah manis dan mulai mendapat pengakuan. Hal ini CV. Timang Agung terapkan berlandaskan kecintaannya pada lingkungan, demi mencapai keseimbangan alam semesta beserta isinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *