Kreativitas memainkan peran penting dalam mencapai kesuksesan, terutama dalam berpikir di luar kotak. Berpikir di luar kotak melibatkan pendekatan masalah dan tantangan dari sudut pandang yang tidak konvensional dan menemukan solusi inovatif.
Dengan melepaskan diri dari pola berpikir tradisional dan linier, individu dapat memanfaatkan potensi kreatifnya dan menghasilkan ide-ide segar. Seperti yang pernah dikatakan Albert Einstein, “Kita tidak dapat memecahkan masalah dengan menggunakan jenis pemikiran yang sama dengan yang kita gunakan saat menciptakannya.”
Berpikir di luar kotak memungkinkan individu untuk mengeksplorasi kemungkinan baru, menantang asumsi dan menemukan pendekatan unik untuk pemecahan masalah. Pola pikir kreatif ini lah yang nyatanya dapat membuka peluang baru bagi sosok putra daerah beranama I Gusti Ngurah Lara, S.E dalam mengembangkan ‘Koperasi Adhi Tama’ yang sukses menjadi lembaga penggerak intermediasi keuangan di wilayahnya.
Lewat tangan dinginnya ‘Koperasi Adhi Tama’ hingga kini sukses bergerak dinamis selaras dengan produktivitas para anggota dan kemajuan perekonomian masyarakat di wilayahnya. Terbukti lewat langkah unifikasi yang terus digencarkan oleh I Gusti Ngurah Lara, kini ‘Koperasi Adhi Tama’ dapat menjadi motor penggerak keberlangsungan ekonomi dan UMKM masyarakat yang semakin menggeliat saat ini.
Sebagai bentuk lembaga kemasyarakatan yang menampung perencanaan dan aktivitas ekonomi masyarakat, lembaga koperasi ini pun hadir dan terus eksis selama lebih dari satu dekade dengan berbagai program yang fokus pada produktivitas dan pengembangan berkelanjutan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat di wilayahnya.
Terus bisa eksis selama 15 tahun tahun lamanya, tentu ‘Koperasi Adhi Tama’ telah mengalami berbagai proses pematangan yang mengokohkan laju pertumbuhannya.
Ditanya tentang kunci susksesnya dalam membangun suatu lembaga yang berorientasi terhadap pelayanan masyarakat ini, I Gusti Ngurah Lara meyakini bahwa lembaga dapat kokoh karena peran aktif seluruh sumber daya yang ada di wilayah tersebut, juga yang tak kalah penting adalah adanya sinergitas antara lembaga dan komunitas masyarakat dalam proses kerjasama untuk terus bertumbuh bersama.
Maka dengan semua semangat integritas itu, kredibilitas lembaga keuangan ini sudah tidak diragukan lagi. Meski dalam proses pengembangannya tidaklah mudah dan penuh tantangan, bagi I Gusti Ngurah Lara semua itu dapat terlewati melalui bentuk sosialisasi secara langsung dan berulang yang bertujuan mengubah persepsi masyarakat bahwa koperasi adalah lembaga milik bersama, maka dengan adanya perasaan saling memiliki proses jalannya lembaga pun akan selaras dengan pemenuhan kebutuhan para anggota dan program-program yang diwujudkan pun akan harmonis.
Namun siapa yang yang menyangka bahwa keberhasilannya dalam mengembangkan lembaga keuangan tersebut dimulai dari perjalanan hidupnya sebagai office boy di lembaga keuangan swasta.
I Gusti Ngurah Lara memang telah berkecimpung bekerja di dunia perbankan sejak lama, saat itu merantau ke Kota Mataram dan bekerja di salah satu bank swasta di sana pada tahun 1982. Namun pengenalan I Gusti Ngurah Lara di dunia perbankan dimulainya terlebih dahulu sebagai office boy di lembaga tersebut.
Memang dibutuhkan mental yang kuat untuk merangkum ilmu yang tepat agar dapat beradaptasi dan berkembang dengan skill yang dimiliki.
Hal itu juga yang dilakukan I Gusti Ngurah Lara saat melakoni profesinya sebagai office boy di awal karirnya. Berkat kecakapannya dalam bersosialisasi, I Gusti Ngurah Lara pun kemudian dinaktingkatkan pekerjaannya untuk turut berkontribusi membangun lembaga keuangan di tempatnya bekerja.
Atasannya yang saat itu melihat potensi dan integritasnya pun kemudian menawarkan kesempatan untuk bekerja sebagai tim perkreditan di lembaga keuangan yang dijalankannya.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Untuk mendongkrak wawasan dan kinerjanya di bidang ilmu perbankan, I Gusti Lara pun kemudian di kirim ke Jakarta untuk mengikuti berbagai pelatihan dalam menjalankan lembaga keuangan.
Sebagai anak desa yang bekerja mencari nafkah di tanah perantauan, kesempatan untuk mengembangkan pengalaman dan pembekalan diri itu pun ia jalankan dengan baik dan bersungguh-sungguh sebagai bekal untuk masa depannya. Sehingga berbagai pelatihan pun perlahan dapat ia selesaikan dengan gemilang.
Berbekal ilmu itu kemudian I Gusti Ngurah Lara dapat kembali ke kota Mataram melanjutkan pekerjaannya, kali ini bukan sebagai office boy melainkan sebagai staff perkreditan di lembaga keuangan tersebut.
Alhasil setelah menjalankan dan mengembangkan lembaga keuangan selama menahun, keahliannya dalam pengorganisiran lembaga keuangan pun ditempa dan menjadi semakin solid.
Namun, bukankah kehidupan selalu ada masa naik turunnya. Ditengah keasyikannya bekerja di tanah rantau, I Gusti Ngurah Lara dapat panggilan pulang ke kampung halaman, untuk me-ngaben ayahnda tercinta yang telah meninggalkan dunia.
Sebagai anak tertua di keluarga, ia pun kemudian merasa bertanggung jawab untuk menyambung tongkat estafet pimpinan keluarga. Dengan semangat dan rasa tanggung jawab itu, I Gusti Ngurah Lara kemudian membulatkan tekad untuk berhenti dari pekerjaannya di kota Mataram dan kembali berlabuh ke kampung halaman untuk mengembangkan usaha miliknya sendiri.
Masa transisi memanglah sulit, selama di Bali ia pun kembali memulai semuanya dari nol. I Gusti Ngurah Lara sempat menjalankan profesinya sebagai sales kanvas rokok, berdagang es lilin keliling, hingga berbisnis penjualan arak. Semua ia lakukan agar dapat memenuhi hajat hidup keluarga dan pendidikan adik-adiknya.
Maka seberat apapun penitiannya, semangat untuk mensejahterakan keluarganya itu menjadi energi positif yang mendorong dirinya untuk tidak patah arang dan selalu bergerak progresif mengambil setiap kesempatan yang ada.
Baca Juga : Tekun Menjadi Modal Berharga Merubah Nasib Menjadi Lebih Baik dari Sosok Owner UD. Bumi Lestari
Memang rencana Tuhan tidak ada yang tahu, kegigihan dan kerja kerasnya dalam melewati lembar demi lembar alur kehidupan itu kemudian membukakan berbagai pintu kesempatan yang menuntunnya untuk mengembangkan lembaga keuangan ‘Koperasi Adhi Tama’ yang sekarang ia jalankan.
Dalam proses penitian karirnya, sebagai seorang insan I Gusti Ngurah Lara menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berjalan sendiri untuk mencapai tujuannya.
Maka dari itu ketika menjalani proses tersebut semuanya harus mempunyai landasan etika yang baik sehingga hubungan dengan lingkungan sosial bermasyarakat akan selalu ia junjung tinggi agar keselarasan terjalin dan pintu kesempatan akan terbuka semakin luas.
I Gusti Ngurah Lara meyakini bahwa lembaga seperti koperasi ini harus benar – benar bisa bersinergi dengan jajaran pemerintah desa dan pemerintahan wilayah untuk mewujudkan suatu program yang mengena dan sesuai dengan kondisi masyarakatnya, terlebih di warsa terakhir Indonesia tengah dihadapkan dengan isu pandemi yang juga berdampak dengan perekonomian masyarakat.
I Gusti Ngurah Lara pun terus bergerak dinamis memfokuskan arah kebijakannya untuk men-support masyarakat yang ingin berwirausaha dan membangun UMKM. Sehingga dengan karakter itu, sikap swadaya masyarakat dapat terbentuk secara organik dan dapat membangun setiap lini industri, pariwisata juga SDM yang ada secara bersama-sama.