UD. Ratini merupakan sebuah usaha yang dilanjutkan pengembangannya oleh I Nyoman Abdi Putra dan kerabat setelah sebelumnya dirintis orangtua yang bergerak di bidang jual beli sembako dan kebutuhan pokok lainnya. Usaha ini memiliki tiga titik lokasi di Jl. Nusa Kambangan No.158, Dauh Puri Kauh, Kec. Denpasar Barat, Jl. Kuruksetra, Benoa, Kec. Kuta Selatan dan di Jl. Taman Giri Benoa Kuta Selatan.
Tahun 1980an oleh ibu persisnya yang memiliki gagasan untuk merintis UD. Ratini, yang dibuka pertama kali di daerah Denpasar. Seiring bertambah pelanggan dan penghasilan yang didapat, kemudian Sang Ibu mampu membeli lahan sendiri dan membuka cabang kedua. Usia yang terus bertambah, tak mungkin terus menerus memegang usaha, UD. Ratini kemudian diwariskan kepada mereka yang lebih muda, yakni anak-anaknya, salah satunya Nyoman Abdi Putra atau yang hangat disapa Jero Abdi.
Melanjutkan kiprah UD. Ratini, Jero Abdi harus terus berinovasi memajukan usaha yang telah diupaya keraskan oleh orangtua. Namun wabah Covid-19 yang tak mampu terhindari pun tak dipungkiri berdampak pada penurunan omset, meski toko kelontongnya bersifat sangat dekat dengan masyarakat. Kondisi yang masih dinamis dan penuh tantangan ini, terlebih dua lokasi tokonya di kawasan pariwisata terasa sangat berat, karena pelanggan-pelanggan seperti dari restoran yang harus tutup sementara.
Baca Juga : Berani Keluar Dari Zona Nyaman Untuk Masa Depan yang Gemilang
Jero Abdi resmi mengambil alih UD. Ratini pada tahun 2005 menjelang akan berumah tangga. Keputusannya untuk berkecimpung di bidang ini, karena sejak kecil sudah terbiasa membantu orangtua di toko, sekaligus menyaksikan bagaimana perjuangan mereka merintis usaha tersebut tidaklah mudah. Jadi sangat disayangkan jalan terbuka atas kesempatan yang diberikan orangtua melalui usaha ini, ia sia – siakan begitu saja. Meski persaingan dengan mini market yang lebih modern mulai bermunculan, tak menciutkan niatnya untuk tetap berkontribusi sebagai UMKM yang tangguh dan tak kalah memiliki kualitas.
Pria kelahiran Denpasar ini, memang tak bisa mengerem pertumbuhan toko modern yang kemungkinan akan terus bertambah, yang dirasakan begitu berpengaruh pada penjualan eceran. Sebagai contoh yang menimpa pada warung – warung tradisional yang merupakan pelanggan dari UD. Ratini. Mereka merasa dampak persaingan dan tersisihkan semenjak ada toko modern yang mengakibatkan penurunan jumlah pembeli, di mana produk yang disediakan lebih bervariasi dan dukungan manajemen yang lebih modern, membuat harga jadi kalah bersaing, otomatis UD. Ratini pun turut dibuat pusing dengan perubahan konsep konsumen yang mulai memilih toko modern dibandingkan tradisional. Meski dari pemilik warung tradisional sudah berani mengambil inovasi, seperti meng-upgrade bangunan usaha mereka dengan merancangnya seperti toko modern yang ramai di pasaran. Tetap saja, diharapkan pemerintah ikut turun tangan, menengahi permasalahan ini, mungkin dengan solusi menerapkan regulasi jarak kehadiran toko modern di masing – masing daerah atau penerapan jam operasionalnya, yang diharapkan bisa memberikan keadilan juga untuk pedagang kecil.
Baca Juga : Pensiun Abdi Negara Merintis Usaha Berlandaskan Interaksi Kepercayaan dan Kejujuran
Selain mengelola UD. Ratini, Jero Abdi juga bertindak sebagai kelian dinas yang terpilih saat ia baru saja satu tahun tinggal di lingkungan tempat tinggalnya, Lingkungan Bualu Indah, Nusa Dua. Sebelum terpilih, ia sempat memikirkan tawaran tersebut matang – matang, karena belum banyak mengenal masyarakat di daerah tersebut. Akhirnya atas dukungan yang diberikan kepadanya dan segala kerendahan hati, ia resmi memegang posisi tersebut, beradaptasi melakukan pelayanan tak hanya dalam usaha saja, tapi juga dituntut memberikan yang terbaik kepada masyarakat dalam melayani pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Disamping bertugas dalam pelayanan ke masyarakat, Jero Abdi juga ngayah sebagai Pemangku di Pura Paibon keluarga dan sebagai Prajuru serta Pemangku di Pura Mantri Tianyar Pangi.
Jero Abdi pun harus benar – benar lihai dalam membagi waktunya antar usaha dan mengabdi di masyarakat. Bersyukur tantangan tersebut seiring berjalannya pengalaman, mampu ia tangani dengan bijaksana. Sehingga garis tangannya sebagai wirausaha sekaligus pengabdi masyarakat tak hanya memberikan pengalaman baru baginya, tapi juga membentuk karakter dari segala problema yang datang dan mengantarkan diri menjadi pribadi yang lebih baru dan siap menyongsong masa depan.
2 thoughts on “Tangguh dan Inovasi Pejuang UMKM Agar Terus Bertahan di Maraknya Toko Modern”