Tuntaskan Misi Tanggung Jawab, Sukses Mempertahankan Usaha Orang Tua di Bidang Konstruksi

Tuntaskan Misi Tanggung Jawab, Sukses Mempertahankan Usaha Orang Tua di Bidang Konstruksi

Ni Putu Sumanti, S.T. – CV. Adhi Guna Karya

Tak bisa dipungkiri, jasa konstruksi merupakan salah satu industri yang terus berkembang seiring dengan pesatnya pembangunan. Hal itu bisa terlihat dari kemajuan sebuah daerah. Jika semakin maju suatu daerah, semakin berkembang pula usaha jasa konstruksi. Hal itu tentu dikarenakan kebutuhan akan bangunan gedung yang dipergunakan untuk pemukiman, industri, fasilitas-fasilitas umum dan lain sebagainya yang semakin meningkat. Hal itu pula yang turut menghantar CV. Adhi Guna Karya tetap berkibar dengan memperlihatkan sejumlah karya desain menarik dan berkualitas serta turut ambil bagian dalam kegiatan berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan yang berkualitas dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

ktor penting yang berada di balik suksesnya perusahaan tersebut adalah Ni Putu Sumanti, S.T., seorang perempuan yang masih tetap bersemangat mengayuh ‘perahu’ perusahaan dengan bijak serta tegas dalam setiap memberi keputusan. Tentu tidaklah mudah menjadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan sekelas konstruksi. Namun Putu Sumanti mampu menepis bahkan membalikkan segala mindset atau anggapan banyak orang tentang peran dirinya sebagai seorang perempuan.

Ibarat sebuah perjalanan yang menentang gelombang dari atas perahu. Jika hanya berdiam diri tanpa kayuh yang kuat, arah tujuan tentu mengikuti derasnya angin dan arus. Akan tetapi berkat semangat, kerja keras serta besarnya tanggung jawab sebagai nahkoda, Putu Sumanti bersedia mendayung dengan segenap kemampuan, agar setidaknya dapat menentukan laju dan arah tujuan. Buktinya, melalui masa kepemimpinannya hingga saat ini, jasa konstruksi dari CV. Adhi Guna Karya yang beralamat di jalan Kertanegara, 11X/27 , Ubung Kaja, Denpasar, masih eksis dan tampil professional, kompetitif, inovatif serta beritegritas tinggi dalam hal kualitas maupun kepuasan bagi pelanggan.

Khusus di bagian proyek gedung, jalan, serta infrastruktur lainnya yang berkaitan erat dengan bidang teknik sipil dan arsitektur. Perempuan yang kini menginjak usia 49 tahun ini mengaku bahwa apa yang kini ia lakukan bersumber dari banyak pengalaman serta tempaan-tempaan baik yang membentuk karakternya saat ini. Termasuk kisah awal mula, ketika perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang di tengah geliat perkembangan pembangunan di Bali yang semakin pesat. Putu Sumanti terlahir di tengah keluarga yang harmonis dan berkecukupan.

Memiliki semangat untuk terus bekerja ia dapat dari didikan kedua orang tuanya, I Wayan Suwitra dan Ni Made Sasih. Tidak tergolong keluarga yang mapan secara finansial, tapi semuanya terasa berkecukupan berkat kerja keras dari sosok Ayah dan Ibunya untuk membesarkan Putu Sumanti dan tiga adiknya. Namun semua serentak berubah ketika sosok Ibu harus pergi lebih cepat meninggalkan mereka.

Ia pun meyakini, bahwa setiap hidup manusia adalah perjalanan menuju akhir kehidupan. Suka tak suka, kenyataan pahit harus ia telan, termasuk kepergian orang-orang tersayang. Namun dari situ dirinya menerima banyak pelajaran hidup. Mulai dari kerelaannya, mandiri serta tanggung jawab besar untuk bisa menjadi sosok seorang ibu.

“Ibu saya sudah meninggal sudah sejak saya kelas 1 SMP. Sehingga mulai dari urusan dapur, rumah, hingga hidup bersosial di tengah lingkungan tempat tinggal pun sudah saya jalankan sejak saat itu. Jadi sampai sekarang saya sudah merasa biasa dengan kehidupan seperti itu. Mandiri karena keadaan,” ungkap Putu Sumanti saat di temui.

Selain situasi tersebut, sosok Almarhum Bapak diakuinya cukup banyak merubah karakternya. Bahkan, semangat serta kerja keras I Wayan Suwitra mempengaruhi arah hidup Putu Sumanti menjadi sekarang ini. Wanita paruh baya kelahiran Denpasar ini menceritakan bahwa, perusahaan yang kini dikendalikannya adalah sebuah usaha serta sisa keringat dari peninggalan Ayahnya.

Berawal dari profesi Ayahnya sebagai seorang mandor, usaha tersebut pelan-pelan dirintis hingga berkembang menjadi sebuah perusahaan yang resmi secara badan hukum. Dengan kesabaran yang besar serta diimbangi dengan totalitas menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, Ayahnya mampu mendirikan dua cabang usaha yang sama-sama bergerak di bidang konstruksi. Putu Sumanti mengenang, bahwa sejak SMP, Ayahnya secara berlahan mengarahkan ke dunia pekerjaan konstruksi. Segala kesempatan selalu melibatkan Putu Sumanti untuk ikut bekerja. Bahkan, salah satu perusahaan yang saat ini ia kembangkan, telah disiapkan sejak lama.

“Usaha ini adalah warisan oleh orang tua sendiri. Jadi memang sudah sejak saya SMP, saya sudah terlibat dalam perusahaan tersebut. Sebenarnya tidak terlalu tinggi harapannya ya. Sederhana saja, yang penting Bapak berusaha untuk mendirikan perusahaan dan disiapkan yang kemudian di teruskan oleh anak-anaknya.

Kebetulan juga karena keluarga kita tidak ada yang jadi PNS, jadi memang betul-betul usaha ini adalah ladang kita untuk mencari nafkah, untuk kehidupan selanjutnya,” kenang Putu Sumanti. Kasih sayang yang tak terhingga dari sosok Ayah pun terbukti ketika ke-empat anaknya mampu menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan tiga diantaranya telah menamatkan kuliah dengan besik ilmu Teknik Sipil. Termasuk Putu Sumanti.

“Saat Bapak meninggal, akhirnya usaha yang atas nama Bapak dialihkan ke adik saya yang laki-laki yang kebetulan jurusan teknik sipil. Sehingga, sampai saat ini kami menjalankan dua roda perusahaan yang sama-sama bergerak di jasa konstruksi,” imbuh alumnus Universitas Udayana Bali ini. Istri dari I Nyoman Darmawan ini juga menambahkan bahwa, setelah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi di tahun 1997, ia sudah banyak terlibat di berbagai kesibukan kantor serta mengurus sejumlah proyek pembangunan. Ia pun bersyukur, sebab tidak semua orang mendapat kesempatan baik seperti dirinya.

Sehingga, ia pun betul-betul memanfaatkan kepercayaan serta peluang yang diberikan dengan semangat kerja keras. Dalam perspektif, Putu Sumanti meyakini bahwa tapakan kaki perjuangan dalam menjalankan hidup adalah mengabdi pada ilmu hidup. Terus belajar dari beragam pengalaman kian menjadi penopang yang kuat untuk terus berkarya. Hal itu pula yang sepertinya meyakini sosok mendiang Ayah mempercayakan anak sulungnya, Putu Sumanti untuk melanjutkan kiprah serta cita-citanya dalam bidang usaha.

“Syukurnya Bapak orangnya fleksibel ya. Tidak membedakan anak perempuan dan laki-laki. Jadi betul-betul melihat siapa yang paling berkompeten di ranah pekerjaan itu. Juga mungkin karena kebetulan kita ada 4 bersaudara dan 3 orang yang mengambil basic studi yang sesuai dengan profesinya ini, sehingga saya sebagai anak tertua yang menjadi tanggung jawab di tengah keluarga dipercaya sebagai leader dari perusahaan ini,” aku perempuan kelahiran Denpasar, 28 Januari 1972 ini. Bagi Putu Sumanti, didikan dari sosok Ayah sangatlah berpengaruh bagi karakternya. Memiliki sikap yang tegas dan aktif dalam setiap kegiatan organisasi dalam lingkungan sosial, menjadi contoh yang baik untuk bekal hidupnya. Tak hanya itu, totalitas di dalam dunia pekerjaan semakin membentuk pola pikir Putu Sumanti yang kemudian ia terapkan di ranah bisnisnya.

Baik itu dari dari segi kesiapan sumber daya manusia yang berkompeten demi memperlihatkan hasil yang berkualitas hingga taat mengikuti regulasi aturan atau kebijakan terkait tata cara kerja perusahaan di bidang konstruksi. Bukan tanpa alasan, kesiapan seperti itu juga agar CV. Adhi Guna Karya bisa hadir bersaing memberikan dampak positif di tengah lajunya pembangunan di Bali.

“Pastinya, tidak semua orang diberi kesempatan seperti ini, sehingga betul-betul saya kerjakan dengan semangat serta dedikasi yang tinggi untuk masa depan. Pastinya pembenahan yang telah dilakukan selama saya mengendalikan perusahaan ini, memang ada beberapa hal yang sudah mulai terlihat. Dari segi regulasi, tentunya kita tetap mengikuti aturan di bidangnya. Kita memiliki 14 staf dan SDM-nya kita siapkan di basic arsitek dan teknik sipil yang tentu sudah memiliki sertifikasi juga. Jadi memang betul-betul saya siapkan untuk menjaga kualitas serta profesional kita dalam bekerja“ kata Putu Sumanti.

Lebih jauh, ketika ditanyakan seperti apa perencanaan kedepan terkait bisnis yang dikelonya itu, Ibu empat anak ini menuturkan bahwa pastinya dedikasi yang kini ia lakukan untuk masa depan anak-anaknya. Putu sumanti pun tidak mengelak jika pola asuh yang ia terapkan itu mengikuti jejak kedua orang tuanya dulu. Hanya saja, di masanya kini, keempat anaknya tersebut di beri kebebasan untuk lebih banyak belajar dengan beragam pengalamannya sendiri guna mengukur sejauh mana kemampuan yang mereka terapkan.

“Rencana kedepan kebetulan anak juga sering saya libatkan dalam dunia usaha ini. Dan kebetulan sekarang sudah S2 Jurusan Teknik Sipil juga. Jadi dari keempatnya, tiga orang mengambil kuliah teknik sipil. Jadi memang sama seperti kisah kami dulu. Tetapi, kalau saya sendiri mendidik anak tidak memaksa. Saya hanya arahkan untuk belajar dan mencari pengalaman di luar. Kalau pun sudah tak sanggup, usaha ini juga bisa menjadi modal mereka untuk bisa menopang hidup,” imbuh Putu Sumanti dengan tersenyum.

Baginya, dalam ranah pekerjaan atau bahkan membangun sebuah usaha, hal yang wajib dan dibutuhkan adalah usaha dan semangat kerja keras. Ia pun mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak memikirkan terlebih dahulu seberapa besar hasilnya, akan tetapi untuk membentuk sebuah usaha yang wajib di tanamkan adalah niat, usaha dan kerja kerasnya.

“Pastinya, saya pernah mengalami masa-masa sulit dan hanya doa menjadi sandaran. Tapi bagi saya yang paling penting adalah saya sudah bisa berusaha. Masalah hasil nomor dua. Karena mesti di ingat, tidak ada hasil yang pasti disetiap usaha yang kita lakukan. Jadi ya memang berusaha saja dulu. Bekerja dengan sungguh-sungguh,” tutup Putu Sumanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *