Denpasar – Pengurus Pusat Maha Gotra Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat melaksanakan Pesamuan Agung ke-17 di Sekretariat Maha Gotra Sanak Sapta Rsi (Widyagraha Kepasekan) Jalan Cekomaria 777, Peninjoan, Peguyangan Kangin, Denpasar Utara pada hari Minggu, 25 Desember 2022.
Pesamuan Agung merupakan agenda rutin tahunan MGPSSR sebagai bahan evaluasi dari program kerja yang telah berjalan dan program yang akan dilaksanakan di tahun berikutnya. Pesamuan Agung ke-17 ini diikuti oleh seluruh pengurus MGPSSR se-Indonesia, baik dari tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Dalam Pesamuan agung tahun ini ada beberapa agenda yang dilaksanakan yakni, pembahasan laporan pertanggungjawaban, pembahasan progam kerja, tatasana Kesulinggihan (khusus Sulinggih) dan rekomendasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2023.
I Wayan Winatha selaku Sekretaris Umum Maha Gotra Sanak Sapta Rsi Pusat, menyampaikan dalam Pesamuan agung yang ke-17 ini diikuti oleh kepengurusan MGPSSR dari 12 provinsi se-Indonesia. “Yang ikut dalam Pesamuan Agung ini, utusan-utusan dari provinsi di seluruh indonesia yang sampai sekarang sudah terbentuk 12 provinsi, dimana sudah terwakili atau sudah hadir semuanya dan sudah kita fasilitasi akomodasi, transportasi dan sebagainya,” tuturnya.
Diwawancara terpisah, I Putu Wiswara selaku Ketua Panitia Pesamuan Agung ke-17 ini juga menyampaikan bahwa kegitan Pesamuan Agung di tahun ini dilakukan dengan sistem tatap muka atau offline yang dimasa pendemi kemarin pelaksanaan Pesamuan Agung ini sempat tidak bisa terlaksana satu kali dan Pesamuan Agung berikutnya harus digelar secara daring (online). Ia pun tak lupa mengucapkan terimakasihnya kepada elemen pengurus MGPSSR Pusat, pihak panitia dan para Ida Sulinggih yang telah mendukung pelaksanaan Pesamuan Agung ini.
“Kegiatan ini kita laksanakan setiap tahun, tapi di masa pandemi kemarin kita sempat tidak mengadakan satu kali tapi selanjutnya kita buat dengan sistem online, kemudian sistem yang sekarang kita pakai adalah offline, jadi beberapa provinsi yang ada di seluruh nusantara bisa hadir, yaitu dari Jawa Timur, DKI Jakarta, Kendari, Sulawesi Tengah, Lampung, Kepulauan Riau, Lombok dan beberapa provinsi yang lain,” jelas I Putu Wiswara.
“Astungkara berkat dukungan dari semua panitia, pengurus pusat dan sampai pada Ida Sulinggih, kita akhirnya bisa melaksanakan Pesamuan hari ini,” sambungnya.
Dalam Pesamuan Agung tahun ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster yang di dampingi oleh istri, Ni Putu Putri Suastini Koster dengan pemukulan gong tanda Pesamuan Agung ke-17 ini resmi dibuka. I Wayan Winatha mengatakan, disamping dihadiri langsung oleh Gubernur Bali, pengurus MGSSR Pusat juga mengundang beberapa instansi pemerintahan dan pengurus MGPSSR se-Kabupaten di Bali. Namun di kesempatan ini beberapa tidak bisa hadir atau diwakilkan untuk menghadiri kegiatan ini, dikarenakan terhalang cuaca buruk dan juga bertepatan dengan Hari Natal.
“Yang menghadiri, kita undang dari Bapak Gubernur sendiri, terus Walikota dan Muspida setingkat dengan gubernur dan kabupaten/kota, mungkin ini bertepatan dengan hari Natal jadi banyak yang diwakilkan, ya kebetulan Bapak Gubernur memang pada saat kita audiensi, kita mohon kepada beliau untuk menghadiri dan membuka acara ini”, jelas Wayan Winatha.
Baca Juga : Yayasan Pendidikan Gita Asrama Mandala Sambut Hari Jadi Ke – 19
“Ya estimasi sih sekitar 300 – 400 peserta, karena mungkin cuacanya tidak mengijinkan dari pagi sudah hujan, banyak yang confirm tidak bisa hadir dan lain sebagainya, seperti sekarang kondisi hujan sudah agak reda dengan memohon kehadapan Ida Bhatara supaya tidak terjadi lah hujannya. Ya memang terbukti, karena saudara-saudara atau semeton kami yang dari Karangasem, Negara dan Buleleng, karena hujan ya sedikit yang bisa hadir. Yang hadir Bapak Gubernur dan Ketua PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) Provinsi, Walikota diwakilkan dan dari kabupaten yang lain juga diwakilkan. Artinya 50% lebih yang hadir dari unsur pemerintahan, lebih banyak yang diwakilkan”, sambungnya.
Dengan mengusung tema “Kertha Laksana, Kertha Warga, Kertha Nusa, Nyujur Sukertaning Negara”. I Wayan Winatha selaku Sekretaris Umum Maha Gotra Sanak Sapta Rsi berharap, dengan diadakannya Pesamuan Agung ini kedepan bisa tetap menjaga hubungan baik antar pasemetonan maupun hubungan yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual dengan leluhur.
“Ya sebetulnya harapan pasti tetap ada, paguyuban kita ini dibentuk atas dasar kebersamaan dari trah pasek yang ujung atau hulunya nanti, ke horisontalnya ke semeton dan vertikalnya ke Bhatara Kawitan seperti itu, itu memang inti dari pada Penglingsir kita membentuk paguyuban Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi”, tuturnya.
I Putu Wiswara selaku ketua panitia pun tak lepas juga menyampaikan harapannya atas terlaksananya Pesamuan Agung ini. Dirinya berharap dengan adanya Pesamuan Agung tahun ini di tahun depan lebih banyak lagi provinsi yang bisa hadir di Pesamuan Agung ini dan segala program-program yang tertunda dapat terlaksana, baik dari pembangunan fisik maupun dari SDMnya dan dari Pesamuan Agung di tahun ini juga akan menjadi rekomendasi pelaksanaan Pesamuan Agung ke-18 di tahun 2023 dan bisa sebagai acuan di tahun 2024 yang akan diadakan Mahasaba yakni pergantian kepengurusan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat.
“Setelah kegiatan ini kita berharap pelaksanaan dari Pesamuan Agung, kita membuat rekomendasi untuk pelaksanaan Pesamuan Agung di tahun 2023 nanti yaitu yang ke-18 dan sebagai acuan nanti kita pada tahun 2024 kita akan melaksanakan Mahasaba atau lebih tepatnya adala pergantian pengurus di pusat. Nah, kemudian hasil dari Pesamuan Agung hari ini adalah sebuah keputusan yang kita ambil baik di lini kepengurusan dan kesulinggihan, jadi kedepannya semua program-program yang selama ini tertunda, baik mengenai pembangunan fisik dan pembangunan SDM nya kita akan tingkatkan dan kedepannya seperti wacana tadi, bisa dikembangkan lagi di provinsi lain sampai akhir tahun 2023, sehingga di tahun 2024 lebih banyak lagi provinsi yang bisa hadir,” tutupnya. (prp)