Paiketan Lembaga Keuangan Bali Bersama CV. ARMS Dorong Kebangkitan LPD

Paiketan Lembaga Keuangan Bali Bersama CV. ARMS Dorong Kebangkitan LPD

BADUNG – Dalam sistem pengelolaan keuangan daerah, Bali memang memiliki sebuah ciri khasnya sendiri dalam mengelola sebuah pergerakan perekonomian wilayahnya melalui sebuah Lembaga Perkreditan Desa atau LPD yang berbasis pada desa adat ini terbukti dari awal pendiriannya di tahun 1984 hingga sekarang mampu menyokong dan membantu para masyarakat maupun pelaku UMKM di Bali dalam memutar roda perekonomian mereka.

Disamping membantu krama adat dalam pengelolaan keuangan LPD juga berperan penting dalam pembangunan sebuah daerah, maka dari itu LPD sendiri tetap melakukan pembenahan-pembenahan baik dari segi SDM maupun sistemnya agar tetap bisa bersaing dan memberi pelayanan terbaiknya di era yang serba cepat ini.

Salah satu contohnya ialah program pelatihan – pelatihan bagi pengelola maupun yang terlibat aktif dalam jalannya sebuah lembaga LPD. Tepatnya di hari Rabu, 10 Agustus 2022, dilaksanakan sebuah program pelatihan yang bertempat di The Lerina Hotel Nusa Dua, pelatihan kali ini menggandeng CV. ARMS ( Artha Risk Management Solution) dengan narasumber Bapak I Nengah Artha.

I Putu Suryadinatha selaku Pemucuk LPD Tegal sekaligus sebagai Ketua Paiketan Lembaga Keuangan Bali menjelaskan diklat atau pelatihan hari ini merupakan lanjutan dari diklat yang telah dilaksanakan sebelumnya yakni membahas tentang strategi meningkatkan kinerja keuangan LPD melalui analisa portofolio assets & liabilities berbasis pricing & risk, program ini tentu akan menjadi program berkelanjutan kedepannya.

Ditanya mengenai Paiketan Lembaga Keuangan Bali, Putu Suryadinatha menjelaskan bahwa paiketan ini merupakan wadah komunikasi atau menjembatani lembaga LPD yang lain untuk sama-sama belajar tentang ilmu tata kelola manajemen untuk memperkuat LPD itu sendiri. “Kami Paiketan Lembaga Keuangan Bali, sebetulnya sebagai wadah komunikasi untuk belajar ilmu tata kelola memperkuat LPD dengan CV. ARMS, dengan bapak nengah, jadi kami yang menjadi wadah untuk kita bisa melaksanakan diklat bersama, kemudian juga di dalamnya interaksi langsung untuk kita menjalankan tata kelola itu dan bagaimana eksekusinya di lapangan”, ucapnya.

Untuk bergabung dengan Paiketan Lembaga Keuangan Bali, Putu Suryadinatha mengungkapkan tidak ada syarat khusus untuk bergabung dalam paiketan, karena paiketan ini hanya menjembatani atau sebagai wadah untuk bisa belajar bersama-sama dalam mendalami ataupun memperbaiki tata kelola sebuah lembaga agar tetap mendapatkan hasil yang positif. Disisi lain menurutnya, dalam pelaksaannya tidak bisa hanya di atas kertas atau di belakang meja saja, perlu langkah nyata dalam membangun kembali kepercayaan krama dengan lembaga dan disamping itu perlu kepercayaan diri dari pengelola bersama pengawas dalam menjalankan manajemen resikonya.”Jadi tidak ada persyaratan khusus, artinya ini adalah jembatan untuk menyambung bagaimana ilmu tata kelola yang di punyai atau yang di miliki CV. ARMS ini betul-betul bisa dilaksanakan dengan baik dan benar seperti itu” ungkap Putu Suryadinatha.

Paiketan Lembaga Keuangan Bali yang sekarang beranggotakan 25 anggota, dimana anggotanya tidak hanya berasal dari LPD saja namun ada juga dari lembaga keuangan lain seperti Koperasi yang ikut tergabung dalam paiketan ini. Putu Suryadinatha menuturkan bahwa manfaat dari adanya paiketan ini nyatanya telah dirasakan oleh para anggotanya, apalagi masa pandemi yang telah melanda Indonesia sejak tahun 2020 ini menjadi pukulan terberat bagi lembaga keuangan seperti LPD dan lembaga-lembaga keuangan yang lain. Melalui program-program diklat yang dilaksanakan Paiketan Lembaga Keuangan Bali bersama CV. ARMS diharapkan mampu mempercepat kebangkitan dari LPD yang sempat tersandung masalah, meski dalam kebangkitannya sendiri peran penting dari pengurus, pengelola dan pengawas yang tetap bersinergi, bersatu dan menjaga keharmonisan menjadi faktor utama dalam bangkitnya LPD yang sempat terjatuh. “Untuk operasionalnya ya jelas dari ARMS karena didalamnya seperti yang saya sampaikan, harus ada harmonisasi antara pengelola, pengawas dengan Bendesa dan Prajurunya, nah jika sudah ada kesatuan, kebersamaan untuk membangkitkan lembaganya, nah jalan keluarnya dengan ilmu ini” tutur Putu Suryadinatha.

Senada dengan ungkapan Putu Suryadinatha, Pemucuk LPD Desa Adat Bualu yang sekaligus juga sebagai pengawas di paiketan, I Made Astika mengungkapkan ada dampak positif yang dirasakan barang tentu tidak terlepas dari hubungan harmonis serta sinergi para pengelola dan seluruh komponen desa adat yang harus betul-betul menjadi satu kesatuan, memiliki tujuan yang sama untuk memperbaiki LPD, sehingga dampak positif yang dirasakan mampu dirasakan juga oleh krama yang notabene menjadi pengguna daripada jasa LPD.

Dari ilmu yang didapat pada diklat ini, menurut Made Astika ketiga ilmu yang didapat sangat berpengaruh dalam perkembangan LPD, baik itu management pricing, manajemen resiko, manajemen aset maupun liabilities ini sangat berperan penting, apalagi disituasi krisis seperti sekarang ini yang membuat rasio keuangan lembaga banyak yang tidak bisa terpenuhi dikarenakan daya beli dari masyarakat menurun. “Dengan ilmu yang ada saat ini kita bisa melakukan suatu terobosan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat atau oleh nasabah untuk bisa memenuhi kewajibannya, kalau dilihat dari segi dampaknya mungkin tidak mungkin, tetapi kenyataannya mungkin kita lakukan dan itu memang berhasil” ungkapnya.

Ditanya mengenai target Paiketan Lembaga Keuangan Bali kedepannya, Made Astika menyatakan tidak muluk-muluk mengenai target yang akan dicapai, yang terpenting bisa menunjukan hasil kinerja terlebih dulu, ilmu apa yang sudah bisa dibagi dan sudah bisa diaplikasikan ke pengguna jasa LPD. “Karena kita baru berdiri susah rasanya kita untuk membuat program yang muluk-muluk yang terpentng disini kesiapan kita, teman-teman dari LPD lain untuk, ya sekedar melihat saja dulu nanti baru akan kita tata kedepan begitu ya” tambahnya. Hadirnya paiketan ini semata-mata bukan sebagai pesaing dari lembaga lain yang menaungi LPD seperti LPLPD, melainkan sebagai komponen pendukung tambahan yang tetap bersinergi dengan lembaga yang menaungi LPD lainnya demi mengajegkan LPD di Bali. (yga)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *