Muda dan Enerjik, Dipercaya Sebagai Ujung Tombak Manajemen Koperasi Lumbung Padi Bali dan Hadirkan Pola Kerja Cerdas

Muda dan Enerjik, Dipercaya Sebagai Ujung Tombak Manajemen Koperasi Lumbung Padi Bali dan Hadirkan Pola Kerja Cerdas

Kepercayaan dan insting dari Ketua Pengurus “Koperasi Lumbung Padi Bali”, yakni I Made Sutama kepada Ni Luh Ayu Eliana, telah terbukti seiring berjalannya waktu. Perannya sebagai Manajer mampu membenahi dan merombak sistem yang sudah tak patut dipertahankan lagi dengan bekerja lebih cerdas, barulah diikuti kerja keras dan kerjasama oleh seluruh pengisi struktur daripada koperasi.

Ni Luh Ayu Eliana ‘mengakrabkan diri’ pertama kali ikut membantu di Koperasi Lumbung Padi Bali sebagai Pengawas pada tahun 2018 sekedar untuk mengisi waktu luangnya, dikarenakan dirinya saat itu sembari melanjutkan kuliahnya di STIKI Indonesia (sekarang INSTIKI) dan bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Berjalannya waktu, karena masih berstatus sebagai mahasiswi menjelang semester akhir, ia harus fokus ke penyusunan skripsi, sehingga ia memutuskan untuk resign dari kontraktor tempatnya bekerja.

Baca Juga : “Sebuah Dedikasi Untuk Desa Bongan” Maju Beriring Dengan Nilai-Nilai Luhur, Tradisi dan Budaya

Pada Juni 2019, Ayu Eliana kemudian diminta untuk bergabung dengan Koperasi Lumbung Padi Bali pada bagian pengelolaan keuangan. Setelah beberapa tahun menjabat posisi tersebut, ia kemudian dipercaya dan pantas untuk memangku jabatan sebagai Manajer. Wanita kelahiran Meliling, 21 Agustus 1997 ini, menjelaskan bagaimana kondisi koperasi saat ia pertama kali menginjakkan kakinya. Koperasi masih manual dan tak terorganisir dengan baik. Ia pun harus menganalisa permasalahan yang terjadi, mulai dari sistem keuangan, pencatatan dan membuat sistem yang memudahkan para karyawan untuk bekerja lebih cerdas.

Koperasi Lumbung Padi Bali berdiri pada tahun 2005 dan secara resmi berbadan hukum pada tahun 2009, hingga sekarang terus mengedepankan pelayanan terbaik untuk setiap anggota. Namun untuk saat ini, pelayanan kepada anggota masih ada yang manual, dikarenakan upaya untuk ke arah digital membutuhkan perencanaan yang matang, penyesuaian data dan kelowongan waktu yang lumayan banyak untuk fokus pada transformasi ini. Apalagi koperasi telah memiliki anggota sebanyak 100 orang dengan aktifitas ekonomi mereka, jadi untuk saat ini yang terbaik bisa dilakukan, bergerak dan beradaptasi secara perlahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *