Sukses Mempertahankan dan Mengembangkan Usaha Orangtua Meski Meninggalkan Kuliah

Sukses Mempertahankan dan Mengembangkan Usaha Orangtua Meski Meninggalkan Kuliah

I Wayan Edi Purna Wijaya & Ni Ketut Wahyuni – UD. Putra Sanggar

Lahir di Bedulu, kabupaten Gianyar dari orangtua yang bekerja sebagai petani, namun memiliki semangat juang yang tinggi dalam bekerja, hal ini yang membuat Wayan Edi tak mudah menyingkirkan kenangan itu begitu saja. Belum lagi pesan yang paling diingat dari Sang Ayah padanya saat muda, “Bila orang lain bisa melakukannya, tidak menutup kemungkinan ia pun mampu mencapai posisi tersebut”.

Sempat kuliah di teknik sipil, I Wayan Edi Purna Wijaya pun tak menyangka akan berurusan bisnis produk bahan bangunan nantinya. Meski orangtua yang telah memiliki usaha seperti ini sebelumnya, namun tak ada paksaan sama sekali untuknya melanjutkan di usaha yang serupa.

Masa kuliah Wayan Edi yang hanya sampai di semester VI pada Jurusan Teknik Sipil, kemudian memilih melanjutkan usaha orangtua, bisa jadi diawali karena ia telah mencicipi penghasilan yang telah ia dapatkan dari hasil dari karyanya yang masih berhubungan dengan disiplin ilmu yang ia tekuni. Rasa candu itu pun kembali ia rasakan, saat mulai ikut ambil bagian dalam usaha bahan bangunan milik orangtua.

Toko bahan bangunan yang telah didirikan buah kegigihan orangtua, telah terwujud saat pria kelahiran Gianyar 24 April 1970 ini, masih bersekolah. Betapa bangganya ia saat itu, saat diminta bangun di pagi hari, hanya untuk membuka gerbang toko orangtuanya, atau tanpa sengaja diminta orangtua, ia dengan sendirinya membantu pekerjaan di toko.

Rutinitas tersebut pun masih terbawa hingga Wayan Edi remaja, yang semakin menumbuhkan kecintaannya pada dunia bisnis. Bahkan di usia remaja, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk membuka toko, dengan meminjam modal sebesar 10 juta kepada ayahnya. Mendengar hal tersebut, ayahnya tidak menolak, tidak juga mengiyakan, ia diminta hanya untuk bersekolah saja dulu sembari mematangkan pengalaman di toko orangtuanya.

Akhirnya Wayan Edi hanya melanjutkan kuliahnya di Jurusan Teknik Sipil, sampai pada semester VI. Padahal ia tak ada masalah dengan program kuliah yang ia jalani. Masalahnya adalah pada dirinya, yang mulai terusik dari asyiknya bisa menghasilkan uang sendiri.

Namun seiring berjalannya waktu, terjawablah bahwa keputusannya untuk berhenti kuliah, tidak 100% salah. Orangtua yang seiring perjalanan usianya tidak mungkin terus mengelola usaha tersebut dan faktor lainnya, di mana orangtua mendapat kepercayaan dari warga setempat untuk menjadi pemangku atau sebutan bagi pimpinan dalam upacara keagamaan Hindu. Pengabdian dalam kegiatan kerohanian tersebut pun disambut oleh pihak keluarga Wayan Edi.

Toko bahan bangunan pun mulai diambil alih oleh Wayan Edi, di tangannya dengan segala upaya, ia mempertahankan usaha orangtua “Putra Sanggar Building” yang beralamat di Jalan A.A. Gede Rai No.155. Setelah dirasa matang dan siap untuk ke fase selanjutnya, Wayan Edi membuka toko selanjutnya di kabupaten Negara yang berkaryawankan delapan orang.

Saat ditanya apa alasan ia lebih memilih kota Negara, melainkan bukan di Denpasar sebagai centralnya Bali, dengan tegas ia mengatakan demi menghindari persaingan ketat, menjamurnya usaha material bangunan di Denpasar dan mencari “lahan” yang masih kosong akan usaha ini.

Hingga di titik pencapaian saat ini, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang didapatkan Wayan Edi. Salah satunya “Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu dengan mengkhawatirkan sesuatu yang belum bisa dipastikan akan terjadi, lakukan saja yang terbaik, apa yang bisa dilakukan saat itu”.

Pengalaman tersebut pun, ia kolaborasikan dengan pesan kepada generasi muda yang ingin memulai sebuah usaha, agar segera memulai langkah usaha yang menjadi pilihan bahkan passion kita. Kita tidak akan pernah tahu seberapa kemampuan kita, bila kita tidak pernah mencoba. Apalagi fasilitas saat ini dalam memperoleh informasi, sudah jauh lebih tersedia, dibandingkan dengan zamannya mendirikan usaha. Manfaatkan kemajuan teknologi ini dengan sebaik mungkin, agar apa yang menjadi mimpi kita, tak hanya sekedar terbawa saat tidur, tapi terwujud sukses, saat kita terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *