Selaraskan Pembangunan Desa Sangeh lewat Kepemimpinan adat Maupun Pemerintah

Selaraskan Pembangunan Desa Sangeh lewat Kepemimpinan adat Maupun Pemerintah

Ida Bagus Made Sunartha –  DPRD Badung

Ida Bagus Made Sunartha merupakan politisi senior yang saat ini dipercaya masyarakat untuk mengawal aspirasi mereka di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)  Kabupaten Badung. Sebelum menapaki karir di dunia politik, Gus Sunartha telah dikenal sepak terjangnya dalam organisasi dan kemasyarakatan di Desa Sangeh. Sehingga pada pemilihan Bendesa Adat pada tahun 2014 lalu, pria asli asal Banjar Muluk Babi ini terpilih memimpin masyarakat di tingkat adat. Lantas bagaimanakah strategi Sang Legislator dalam mensinergikan tanggung jawabnya di tingkat desa adat maupun di pemerintah?

Mengemban amanah khususnya yang diberikan oleh masyarakat Badung. Sekaligus juga memimpin masyarakat di lingkungan Desa Adat Sangeh, tentunya merupakan tanggung jawab yang tidak mudah. Namun Ida Bagus Made Sunartha tidak melihatnya sebagai suatu beban. Ia justru menganggap multi peran yang dilakoninya  saat ini merupakan suatu kesempatan yang baik. Lantaran tidak banyak tokoh pemimpin di desa mampu masuk ke lingkaran pengempu kebijakan.

“Beruntung langkah kepemimpinan saya di desa selaras dengan visi misi saya di legislatif, yaitu memajukan pembangunan pariwisata Desa Sangeh dan juga desa-desa lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Badung,” ucapnya sembari bersyukur.

Mengembangkan Potensi Desa

Perjalanan karis Gus Sunartha sebelum terjun ke politik berawal di industri pariwisata. Mantan tour guide ini banyak mengantongi pengalaman kerja di dunia kepariwisataan, sehingga agaknya memang tepat dirinya duduk di Komisi II DPRD Badung. Kondisi ini meliputi berbagai aspek dalam pembangunan ekonomi, dan pariwisata, meliputi bidang perdagangan, perindustrian, pertanian perikanan, perkebunan, kehutanan, pengadaan pangan, logistik, koperasi, pekerjaan umum tata kota, pertamanan, kebersihan, perhubungan, perumahan rakyat dan lingkungan hidup.

Meurut pria kelahiran 17 Juni 1958 ini, desa-desa yang ada di wilayah Badung bagian utara sebenarnya memiliki potensi pariwisata yang besar. Hanya saja dalam prakteknya, pembangunan yang dilaksanakan justru lebih banyak difokuskan di wilayah Badung Selatan. Ia pun berkeinginan untuk mengakomodir harapan masyarakat di wilayah Badung Utara agar pembangunan pariwisata dilaksanakan secara merata. Sudah saatnya pariwisata di Badung Utara bangkit sehingga nantinya dapat menunjang roda perekonomian masyarakat.

Salah satu desa di Badung Utara yang telah terlebih dahulu mengandalkan potensi pariwisata adalah Desa Sangeh. Desa ini dikenal memiliki objek wisata alam yang terpelihara hingga saat ini. Objek Wisata Sangeh tidak hanya dikunjungi wisatawan  lokal. Banyak pula wisatawan mancanegara maupun domestik yang datang menengok keanekaragaman flora dan fauna, khususnya kawanan monyet yang telah menjadi ikon wisata Sangeh.

“Kami juga bersinergi dengan perbekel dan krama dalam memantapkan kembali pengembangan objek wisata Desa Sangeh. Apalagi Pemerintah Kabupaten Badung telah berkomitmen membantu pengembangan desa wisata di Badung dan kami dari desa adat akan mendukung program tersebut,” papar Gus Sunartha.

Ia melanjutkan, bahwa Desa Sangeh juga memiliki potensi wisata lainnya selain wisata alam. Potensi yang dimaksud adalah potensi wisata spiritual. Hal ini didukung oleh adanya situs peninggalan nenek moyang berupa tempat penglukatan bernama Danu Turta Mumbul. Di tempat ini, masyarakat yang beragama Hindu datang untuk melaksakan penyucian diri maupun juga melasanakan penyucian pratima-pratima pura.

Gus Sunartha mengatakan bahwa fasilitas penyucian atau penglukatan ini terbuka untuk umum. Sehingga yang datang ke tempat ini bukan hanya dari kalangan warga setempat, melainkan juga warga dari desa-desa lainnya di luar Sangeh. Melihat potensi yang begitu besar dari keberadaan objek wisata spiritual tersebut, Gus Sunartha pun mengajak krama desa untuk konsisten menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat pengelukatan yang ada.

Tidak hanya potensi pariwisata, Gus Sunartha juga tidak menampik adanya potensi-potensi lainnya yang dapat dikembangkan. Wilayah Badung Utara memiliki keunggulan letak geografis yang didominasi oleh dataran tinggi serta iklim yang lebih sejuk. Sehingga wilayah ini sangat bagus dikembangkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Sebagai anggota dewan, politisi Partai PDI-P ini pun berupaya menjembatani aspirasi kalangan petani dan peternak untuk disampaikan ke pemerintah eksekutif sebagai pelaksana kebijakan. Berbagai program yang telah ia sampiakan ke tingkat eksekutif berbuah manis. Salah satunya bantuan untuk kelompok-kelompok tani dan ternak yang ada di wilayah Badung.

Otodidak

Gus Sunartha dilahirkan di kalangan keluarga wangsa brahmana di mana secara turun temurun keluarganya dipercaya meduduki posisi Orang Suci dalam keiatan spiritual. Begitu pula almarhum Sang Ayah juga sempat mengemban amanat sebai tokoh keagamaan namun pernah juga aktif di kemasyarakatan. Gus Sunartha pun mengikuti jejak ayahnya tersebut yaitu banyak melibatkan didi dalam kegiatan organisasi di desa sejak remaja.

Setamat SMA, Gus Sunartha memilih terjun di industri pariwisata sebagai tour guide. Ia banyak mengenal tokoh pariwisata lainnya yang pada waktu itu sama sepertinya yang baru merintis karir di pariwisata, ia masih terus aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Kemudian oleh kenalannya ia diajak bergabung ke dunia politik. Sempat ragu karena belum memiliki pengalaman sebelumnya, ia pun bersedia bergabung. Ia mengaku belajar mengenai seluk beluk dunia politik secara otodidak dan banyak bertanya pada yang lebih senior. Akhirnya pada tahun 2005 menjadi Ketua Ranting di Desa Sangeh.

Bersamaan dengan masuknya ke wahan politik Partai PDI-P, Gus Sunartha semakin meningkatkan intensitasnya berjuang di masyarakat. Kontribusi yang besar di masyarakat membuatnya dipercaya untuk masuk ke bursa pencalonan legislatif DPRD Badung pada tahun 2009. Pria yang maju ke pemilihan di wilayah Dapil Abiansemal ini kemudian lolos berkat dukungan dari masyarakat di Desa Sangeh.

Meski telah banyak upaya yang dilakukan guna mewujudkan harapan-harapan yang berasal dari suara rakyat selama hampir dari tiga periode, Gus Sunartha mengakui masih banyak PR yang harus dilakukannya. Ia berharap dalam sisa waktu empat tahun jabatannya saat ini ia dapat membantu  masyarakat yang mebutuhkan lebih maksimal lagi. Selain itu ia juga tengaah mempersiapkan kader-kader penerus yang akan melanjutkan kepemimpinan di desa. Agar nantinya visi misi membangun desa menuju arah kesejahteraan dapat berkelanjutan.

One thought on “Selaraskan Pembangunan Desa Sangeh lewat Kepemimpinan adat Maupun Pemerintah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *