Sembilan tahun lamanya berpengalaman ‘memelihara’ dan mempelajari potensi masalah keuangan nasabah di BPR (Badan Perkreditan Rakyat), membuat aktifitas di perbankan mendarah daging dalam diri Drs. I Wayan Suarnata, Ketua Pengurus dari KSU (Koperasi Serba Usaha) Cendana Makmur Raya (CEMARA). Namun ternyata, basic pendidikan pria asal Bangli ini, adalah guru mata pelajaran Kimia. Setelah sempat mengikuti test CPNS 2004 dan dinyatakan lolos, ia sempat dilema, memilih melanjutkan profesinya atau menetap di PT. BPR Mitra Bali Muktijaya, yang telah mengapresiasi kinerjanya.
Menyaksikan kualitas BPR yang terus berevolusi ke arah yang positif dari beraset Rp. 300 juta hingga mencapai Rp. 5 miliar, kinerja Suarnata pun semakin diakui dan dekat di hati nasabah, hingga menempati posisi Direksi BPR. Namun dilema kemudian menghampiri, saat ia yang awalnya hanya iseng mengikuti test CPNS, ternyata dinyatakan lolos. Setelah enam bulan berpikir, pilihan akhirnya luruh sebagai guru sesuai dengan bekal disiplin ilmu yang ia bekali.
Baca Juga : Cendekiawan Bali yang Terus Gencar Berinovasi
Tak puas sebagai guru saja, Suarnata ungkapkan ada rasa kurang lengkap, saat secara total ia meninggalkan karir yang pertama ia rintis di bidang keuangan. Mengingat bagaimana perjuangannya ketika menghadapi tantangan demi tantangan, kemudian menemukan kepuasaan saat berhasil memberikan solusi, rasanya ingin ia ulang kembali, tapi tak mungkin juga dengan cara ia kembali ke BPR. Maka di tahun 2011, ia putuskan untuk lahir kembali dengan skill-nya di perbankan dengan mendirikan KSU Cendana Makmur Raya (Cemara).
Pasca satu tahun fase pra koperasi, tantangan dan kendala pun sejalan ditemukan, terlebih saat menghadapi ‘aktor’ dari krisis pandemi yakni virus Covid-19. Fokus tak lagi hanya perihal melindungi diri dari virus, tapi cenderung menjaga likuiditas koperasi yang menjadi hel terkrusial sebagai badan pengelolaan keuangan milik anggota. KSU Cendana Makmur Raya (Cemara) pun berupaya memberikan yang terbaik kepada para anggota, namun harus selektif juga memberikan pinjaman dengan melalui tahap kalkulasi koperasi demi memikirkan keberlangsungan jangka panjang lembaga keuangan ini.