I Gede Agus Sugiarta, S.Pd seorang figur inspiratif dari Bali, berhasil memadukan dua peran penting dalam hidupnya: sebagai pemilik Cahaya Toserba dan seorang guru yang berdedikasi. Perjalanan hidupnya penuh dengan pelajaran berharga tentang ketekunan, kerja keras dan pengabdian.
Setelah menyelesaikan studi di bidang teknik elektro bertahun-tahun yang lalu, I Gede Agus Sugiarta memutuskan untuk membuka warnet dan kursus komputer untuk anak-anak sekolah dasar. Keputusannya ini didasari oleh keinginannya untuk memanfaatkan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah sekaligus membantu masyarakat sekitar. Dengan menyediakan akses internet dan pelatihan komputer, Gede Agus Sugiarta berupaya untuk memperkenalkan teknologi kepada generasi muda, memberikan mereka bekal pengetahuan yang sangat dibutuhkan di era digital.
Keberhasilan dalam bisnis warnet dan kursus komputer menjadi langkah awal yang penting dalam perjalanan kariernya. Namun, ia tidak berhenti di situ. Kesuksesan tersebut memberikan modal dan kepercayaan diri untuk mengembangkan usahanya lebih jauh, hingga akhirnya mendirikan Cahaya Toserba, sebuah toko serba ada yang dikelolanya dengan penuh dedikasi dan kerja keras. Cahaya Toserba telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya, menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan inovasi, seseorang bisa mencapai keberhasilan yang luar biasa.
Baca Juga : “KUD Jaya Werdi” Transformasi Ekonomi Rakyat di Bawah Kepemimpinan I Gusti Ngurah Alit
Sukses dalam dunia bisnis tidak membuat I Gede Agus melupakan hasratnya untuk berbagi ilmu. Sejak tujuh tahun lalu, ia meniti karier sebagai guru. Keputusan ini bukan didasari oleh kebutuhan materi, melainkan oleh dorongan untuk berbagi ilmu dan membantu orang lain. Dalam tujuh bulan pertama ia mengajar, ia tidak menerima gaji sama sekali. Namun, hal ini tidak menggoyahkan semangatnya. Bagi Gede Agus Sugiarta, profesi mengajar adalah bentuk pengabdian yang luhur dan kesempatan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya
Keahlian dalam berbisnis dan semangat untuk berbagi yang dimiliki I Gede Agus tidak lepas dari pengaruh kedua orang tuanya. Ayahnya adalah seorang pekerja keras yang memulai karier sebagai tukang bangunan. Melalui ketekunan dan keinginan untuk terus belajar, sang ayah kemudian belajar menyetir dari seorang kenalannya. Keberanian dan kegigihan sang ayah tampak ketika ia memutuskan untuk mencicil mobil dan memulai usaha rental mobil. Dari situ, usaha rental mobil tersebut berkembang dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.
Ibu Gede Agus Sugiarta juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan etos kerja anaknya. Sehari-hari, sang ibu bekerja sebagai pedagang di pasar. Melalui kerja keras dan ketekunan, sang ibu berhasil membantu menopang ekonomi keluarga. Gede Agus Sugiarta belajar banyak dari ibunya tentang kesederhanaan, ketekunan dan bagaimana mengelola usaha dengan baik. Hingga kini, sang ibu masih berjualan di pasar, menjadi contoh nyata bagaimana kerja keras dan disiplin harus terus dijaga sepanjang hidup.
Kedekatan Gede Agus Sugiarta dengan ibunya sangat mempengaruhi pandangan hidupnya. Sang ibu merupakan sosok yang tegas dan disiplin, namun penuh kasih sayang. Dari sang ibu, Gede Agus Sugiarta belajar bahwa disiplin adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya tersebut tercermin dalam cara Gede Agus Sugiarta menjalani hidupnya. Sebagai pemilik Cahaya Toserba, ia menunjukkan bahwa keberhasilan dalam bisnis tidak hanya ditentukan oleh kemampuan finansial, tetapi juga oleh ketekunan dan kerja keras. Sebagai guru, ia mengajarkan bahwa ilmu adalah salah satu bentuk kekayaan yang paling berharga dan harus dibagikan kepada orang lain.
Baca Juga : Dari Tidur Beralas Brosur hingga Menjadi Pengusaha Sektor Pertanian melalui UD. Puja Tani
Tanggung Jawab Sebagai Pemangku
Selain peran-peran ini, Gede Agus Sugiarta juga harus mengemban tugas sebagai pemangku, sebuah peran penting dalam tradisi dan keagamaan Hindu Bali, yang akan dilimpahkan kepadanya karena kondisi kesehatan ayahnya yang menurun. Sebagai anak laki-laki pertama, ia harus siap mengemban tugas ini, meskipun tantangannya besar dan mungkin ia belum sepenuhnya siap. Namun, dengan pola pikir positif dan dukungan dari keluarganya, Gede Agus Sugiarta menerima tanggung jawab ini dengan lapang dada dan berusaha menjalankannya sebaik mungkin.
Perjalanan hidup I Gede Agus Sugiarta adalah sebuah contoh nyata bagaimana ketekunan, pengabdian dan pemikiran positif dapat berjalan beriringan. Ia tidak hanya berhasil dalam bisnis tetapi juga memberikan kontribusi yang besar dalam dunia pendidikan dan menjaga tradisi keluarganya. Dengan semangat untuk terus belajar dan berbagi, I Gede Agus Sugiarta telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan pengabdian, setiap orang dapat mencapai kesuksesan yang bermakna.