I Made Berata – UD. Berata
Indonesia memang sudah dikenal dengan kekayaan alam yang luar biasa karena didukung oleh kondisi iklim cocok dan tanah yang subur. Saking suburnya tanah di Indonesia, bahkan sebuah syair lagu “Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman” mewakili tanah Indonesia yang sangat subur.
Di Indonesia sendiri masih mengandalkan pendapatan di bidang pertanian, hal ini dapat kita lihat dari luasnya sawah di Indonesia serta ladang yang tidak kalah luasnya. Maka peluang usaha pupuk masih menjadi pilihan yang menguntungkan hingga saat ini, mengingat bahwasanya lahan pertanian di Indonesia tidak sebanding dengan pengingkatan kebutuhan akan pupuk. Berangkat dari itu seorang pengusaha asal Bali bernama I Made Berata memantapkan pilihannya untuk berbisnis usaha pupuk dan pakan ternak.

Beliau jugalah yang mendirikan ‘UD.Berata’ yang hingga kini sukses dan menjadi usaha milik keluarga yang dapat diwariskan turun temurun. Tentu jatuh bangun dalam meniti bisnisnya pernah dirasakan I Made Berata, tapi memang proses dan hasil adalah dua hal yang saling berkaitan erat satu sama lain. Agar bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, seorang pengusaha harus menjalani berbagai macam proses terlebih dulu.
Baca Juga : Jangan Terlarut Saat Senang, Jangan Pula Terlarut dalam Keterpurukan; Hadapi dengan Tegar dan Tetap Berusaha
Namun, ada banyak orang yang merasa tidak sabar dan ingin memperoleh hasil dengan cara instan. Tapi melalui sebuah proses yang di usahakan sendiri, I Made Berata dapat mengerti esensi dari kesuksesan tersebut.
Terlahir dari keluarga yang tidak berkecukupan, maka kehidupan I Made Berata dahulu sungguh sulit, membuatnya harus ikut serta bekerja keras membantu perekonomian keluarga hanya untuk dapat mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Tak sampai hati terus membebani orangtuanya, maka I Made Berata akhirnya memutuskan menghentikan pendidikan formalnya untuk tak berlanjut ke sekolah menengah pertama. Mungkin perjalanan hidup susah inilah yang selalu diingatnya untuk tidak mengeluh dan terus berusaha sebaik mungkin demi keluarganya. Ia pun memutuskan untuk bekerja sebagai sopir angkutan umum di Sumatera meski di usianya yang masih sangat muda.
Siapa sangka ia yang dahulu pernah melakoni pekerjaan sebagai sopir angkutan umum itu kini bisa sukses meniti karirnya sebagai pengusaha. Proses inilah yang dinikmati I Made Berata dengan sepenuh hati, namun di dalam benaknya ia selalu berpikir ke depan, prihal bagaimana memutar roda nasib kehidupan keluarganya.
Kesungguhannya itu selanjutnya memunculkan kerja keras dalam setiap usaha dan pekerjaan yang di lakoninya. Membentuk mental postitif untuk tidak bertindak sembarangan, melainkan akan berusaha sebaik mungkin dalam menjalani segala sesuatu demi keluarganya.

“Jangan mengeluhkan permohonan- mu yang belum terkabul, tetapi bersyukurlah atas apa yang kau dapatkan tanpa kau harus memintanya.” Sebuah kata mutiara ini dirasa cocok untuk perjalanan hidupnya, betapa tidak berkat kerja kerasnya, Yang Maha Kuasa akhirnya memberikan jalan yang lapang untuk melangkah mengawali bisnis di tanah kelahirannya, Bali. Pada tahun 1980an awal I Made Berata mendapatkan modal dari BPD yang waktu itu senilai 15 juta rupiah, bermodalklan itu I Made Berata akhirnya mengawali bisnis awalnya dengan berjualan pupuk.
Mencapai tujuan hidup bagaikan mengikuti lari maraton, membutuhkan kesetiaan pada tujuan yang ingin kita capai, serta membutuhkan konsistensi minat dan ketekunan dalam mencapainya. Hal inilah yang menjadi mindset I Made Berata dalam mengelola bisnisnya.
Baca Juga : Berupaya Pada Proses dan Berserah Akan Hasilnya Kepada Sang Pencipta
Hingga perlahan namun pasti bisnis penjualan pupuknya mulai menuai hasil. Meskipun begitu, mental dan jiwa pengusaha yang dimilikinya tak membuatnya lantas menjadi malas lantaran telah berada di zona nyaman. Pencapaian itu malah dimanfaatkannya untuk terus mengembangkan usahanya pada bidang lain, ia pun mulai menekuni bidang baru, sebuah usaha peternakan ayam yang dalam waktu cepat dapat berkembang dan menggurita berkat kegigihannya.
Kini, generasi penurusnya harus bangga dengan sosok I Made Berata. Betapa tidak, melihat ketekunannya dalam meniti karir yang setiap langkahnya terselip doa dan mungkin isak tangis yang menyertai. Maka setelah jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya bertahun-tahun dan akhirnya sukses, I Made Berata akhirnya mewariskan tongkat estafet bisnis ‘UD.Berata’ miliknya itu ke tangan anak-anaknya, yang kini tentu dengan energi baru, bersinergi dengan semangat muda dengan visi dan misi lebih luas ke depannya.
Dari sosok I Made Berata kita belajar bahwa pendidikan formal bukanlah jaminan bagus seseorang untuk mendapatkan kesuksesan. Namun, orang yang memiliki kegigihan tinggi, seiring dengan perjalanan mereka dalam mengembangkan minat dan keahliannya akan dapat membentuk sebuah mental pantang menyerah dan merasakan panggilan untuk berkontribusi pada orang – orang terkasihnya.
