Loyalitas berasal kata dari “loyal” yang memiliki arti setia, ataupun loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan. Dalam dunia perbankan kesetiaan nasabah tidak bisa di paksakan tetapi diperoleh melalui kepuasan dan manfaaat yang diterima seiring berjalannya waktu dan usaha.
Karena pada kenyataannya, kesetiaan datangnya dari ketulusan hati karena pelayanan yang diterima dengan sangat baik tanpa ada batas waktu. Hal inilah yang dipercaya oleh sosok bersahaja seorang putra daerah bernama I Ketut Geden Yogi Putra yang akrab dipanggil ‘Ajik Yogi’ dalam memimpin laju lembaga keuangan koperasi yang ia jalankan.
Berawal dari keinginan kuat krama desa untuk membentuk lembaga keuangan bersama, maka lewat jalan mufakat sosok Ajik Yogi pun kemudian mengemban suatu amanah besar untuk memimpin laju pertumbuhan ‘Koperasi Werdhi Sedana Asih’ dan sekaligus aktif sebagai sekretaris di ‘Koperasi Dana Diva Mandiri’ yang lewat tangan dinginnya dapat terus bertumbuh siginifikan dan menjadi lembaga yang sehat.
Kredibilitas dan pengalaman Ajik Yogi dalam dunia perbankan memang sudah tidak diragukan lagi, maka amanah dari masyarakat yang menjadikannya sosok figur garda depan lembaga keuangan ini dirasa sangat tepat.
Dalam perjalanan karirnya, sosok Ajik Yogi telah bersumbangsih dalam kinerja ‘Bank Rakyat Indonesia/BRI’ selama lebih dari tiga dekade. Maka dengan semua sumber daya dan pengalamannya itu, ia jadikan sebagai energi pendorong untuk membangun sebuah lembaga keuangan yang berbasis kekeluargaan dan swadaya dalam membangun perekonomian mandiri masyarakat di wilayahnya.
Diperlukan sinergi dan kolaborasi bersama dalam mewujudkan percepatan peningkatan ekonomi desa, salah satu caranya adalah adanya revitalisasi terhadap lembaga penggerak ekonomi desa yang dapat berkontribusi untuk memperluas kesempatan dan pendapatan desa dengan sumber daya yang ada. Maka peran figur atau tokoh masyarakat seperti Ajik Yogi pun diharapkan mampu menggerakkan suatu perubahan dinamis yang dapat memberikan makna dan manfaat yang besar bagi lembaga, anggota dan krama.
Dalam hal ini, Ajik Yogi pun selalu konsentrasikan arah kebijakannya untuk membuat iklim usaha dapat lebih berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun daerah, sehingga dapat meningkatkan serta mendorong persaingan usaha yang lebih sehat dan berkeadilan.
Program – program yang dijalankan pun terus dipantau dan diselaraskan dengan isu-isu nasional dan kondisi masyarakat, terlebih dalam warsa terakhir Indonesia harus berhadapan dengan situasi pandemi yang berdampak pada kemerosotan perekonomian di segala lini dan industri, termasuk Bali.
Maka program-program yang esensial dan berhubungan untuk membantu anggota dan masyarakat yang terkena dampaknya pun digalakkan agar dapat terus menstabilkan kinerja dan fungsi awal lembaga koperasi ini dibentuk, yaitu sebagai garda depan yang menjadi tonggak penyeimbang perekonomian wilayah.
Perlahan namun pasti, dengan langkah sosialisasi secara langsung dan masif kepada masyarakat, beserta komitmen dalam mewujudkan berbagai program yang telah dirasakan langsung hasilnya bagi para anggota, nasabah dan krama. Kini ‘Koprasi Dana Diva Mandiri’ dan ‘Koperasi Werdhi Sedana Asih’ ditangannya dapat mendorong kembali semangat masyarakat untuk tergabung membangun perekonomian mandiri melalui koperasi.
Maka dari itu Ajik Yogi pun selalu serius dalam mengkaji dan mengembangkan SDM dalam kinerja lembaga keuangan yang ia nahkodai. Karena Ajik Yogi meyakini, budaya organisasi yang baik akan meningkatkan motivasi seseorang untuk tergabung dan mengembangkan sebuah lembaga yang dibangun.
Baca Juga : Kesungguhan Hati di Setiap Amanat, Cerminan Kesederhanaan dan Rendah Hati Sang Pemimpin Sejati
Komunikasi dalam membangun kedekatan emosional tentu merupakan sarana fundamental untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi dan sarana untuk mencapai tujuan yang mampu memberikan nilai yang diharapkan anggota dan nasabah, sehingga dapat memuaskan dan berjalan selaras dengan nilai-nilai koperasi yang di bentuk sebagai soko guru nasional.
Hal yang sama juga yang dilakukan oleh Gusti Putu Sumardana selaku motor penggerak layanan sosialisasi kepada publik di bagian perkreditan ‘Koperasi Dana Diva Mandiri’ yang aktivitasnya selalu berhubungan dan bertatap muka langsung dengan masyarakat.
Dalam hal ini menurutnya kedekatan emosional mampu memberikan peran peting dalam mempertahankan loyalitas nasabah. Kedekatan emosional yang dilakukan sangat penting untuk memberikan dorongan, arahan, serta mengetahui kebutuhan krusial yang diinginkan para nasabah.
Dari kacamata Gusti Putu Sumardana, sosok Ajik Yogi sebagai figur dan pimpinan dalam mengarahkan lembaga yang dijalankan adalah sosok yang sangat adaptif dan progresif terhadap segala perkembangan yang selaras dengan pemahaman kondisi lokal dan reginonal yang ada, sehingga lembaga koperasi yang dijalankan pun menjadi komprehensif.
Dengan tanggung jawab dan amanah yang Ajik Yogi pegang saat ini, ia membuktikan bahwa doa yang dileburkan dengan integritas dan kredibilitas akan berbuah manis pada waktunya. Ia pun meyakini bahwa perjalanannya hingga sampai di titik ini tidaklah lepas dari campur tangan Tuhan yang selalu membuka pintu kesempatan baginya.
Karena nyatanya setelah pensiun dari pekerjannya dahulu sebagai bankir, Ajik Yogi masih tetap memiliki mindset postif untuk terus berkarya dan memberikan asas manfaat bagi lingkungan disekitarnya. Karena baginya sebaik-baiknya ilmu, adalah ilmu yang bisa dibagi.