Kendati lahir dari keluarga petani, yang seperti kita ketahui konsep pekerjaan ini masih dianggap belum memberi harapan yang pasti bagi yang menggelutinya, namun bagi Ni Ketut Sutarsih, S.E tak membuat dirinya pupus harapan. Sebagai anak petani, ia tetap memiliki hak yang sama untuk sukses, hanya saja semuanya kembali lagi pada diri masing-masing. Apakah berani untuk mengambil langkah yang berbeda dari akar komunitasnya atau main aman saja.
Bibit – bibit unggul pemimpin masa depan, tak mengenal jati diri latar belakang keluarga mereka seperti apa. Tak peduli, bahkan dari keluarga petani sederhana sekalipun, bisa melahirkan jiwa kepemimpinan yang nyatanya secara natural didapatkan dari adaptasi kemandirian dan kedisiplinan lingkungan keluarga. Seperti Ni Ketut Sutarsih, S.E perempuan berusia 53 tahun ini, selain menonjol memimpin sebuah lembaga pendidikan, juga terampil berwirausaha dengan mendirikan badan usaha koperasi bersama rekan-rekan sejawat.
Koperasi Bayu Dana Mandiri, yang awalnya dirancang bersama kakak pada tahun 2004 yang bervisi misi membantu saudara – saudara saja. Seiring proses waktu yang semakin membuktikan kinerja positif dari koperasi ini, masyarakat di lingkungan terdekat yang membutuhkan pendampingan sehubungan dengan pengelolaan dana pun mulai bergabung dengan koperasi, berharap bisa mendapatkan pencerahan untuk mencapai kesejahteraan.
Tak hanya menjaga koperasi tetap di orbitnya, Sutarsih juga harus pintar-pintar memanajemen waktu antara koperasi dan posisinya sebagai Kepala SMK Bali Dewata yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani Utara No.466, Peguyangan, Kec. Denpasar Utara. Sebagai wujud syukurnya dengan pekerjaan lebih yang ia miliki, di usia yang tergolong sudah tidak muda, ia patut menghargai waktu yang ada dengan dijalankan dan di-manage sebaik mungkin, bagaimana ia mengatur waktu antara pekerjaan dan waktu istirahat. Dengan fisik yang sehat, berpikir pun akan lebih jernih dalam penyelenggaraan agenda-agenda kerja di dua sektor yang signifikan berbeda tersebut.