I Made Arsa Utama & Luh Dwi Eka Wati – Utama Jaya Bangunan | Utama Jaya School & Fashion
Mencari toko bahan bangunan di zaman ini, bukan sebuah perkara sulit lagi. Setiap wilayah Bali, seolah masyarakatnya berlomba – lomba memilih usaha ini untuk meraup keuntungan. Terlebih pembangunan yang akan selalu menjadi bagian dari kebutuhan manusia, diperkirakan persentasenya akan terus meningkat, meliputi pembangunan tempat tinggal, renovasi atau pembangunan fasilitas umum lainnya.
Utama Jaya Bangunan salah satunya, toko bahan bangunan yang berdiri pada tahun 2011, berlokasi di Jalan Putra Yuda Sulahan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Didirikan oleh I Made Arsa Utama, yang berangkat dari keluarga pedagang, tepatnya sejak garis keturunan kakek dan neneknya.
Pekerjaan utama Sang Kakek saat itu ialah penjual tuak keliling dan nenek sebagai penjual nasi. Usaha tersebut yang awalnya hanya dilakukan secara berkeliling, kemudian semakin berkembang seiring berjalannya waktu dengan membuka toko sembako. Mungkin karena menyaksikan sendiri bagaimana di lingkungannnya memperoleh penghasilan yang cukup menjanjikan, Made Arsa pun tak ragu untuk menempuh cara yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.
Jiwa wirausaha Made Arsa pun semakin terpupuk seiring bertambahnya usia, ia pun meminta izin untuk mengambil alih usaha toko sembako yang diteruskan orangtuanya yang mengalami stagnan pada tahun 2006. Di sebuah lokasi yang strategis, di pinggir jalan umum dan lebih luas dibandingkan lokasi sebelumnya, diharapkan akan membuka peluang pengunjung lebih besar pada toko sembako tersebut.
Setelah membawa perkembangan yang signifikan pada toko sembako, terutama menambah jumlah produk, Made Arsa mengembangkan sayap usaha selanjutnya dengan membuka toko bahan bangunan, setelah sang istri Luh Dwi Eka Wati resign dari pekerjaannya di dealer Toyota. Selain merasakan peluang usaha ini akan menjanjikan kedepannya, ia tidak ingin menyia-nyiakan hubungan dengan distributor semen yang sempat terjalin dengan usaha orangtuanya, hanya saja jumlah produk yang dijual di toko sembako masih ala kadarnya saja saat itu.
Berkaryawankan 10 orang pada toko sembako dan 5 orang pada toko bahan bangunan yang berlabel “Utama Jaya Bangunan”, Made Arsa berharap khususnya pada Utama Jaya Bangunan mampu bersaing dengan bisnis serupa lainnya yang semakin menjamur di Bali, khususnya di daerah Bangli, melalui produk bahan bangunan terbaik yang ditawarkan, mampu menyediakan kebutuhan bahan bangunan kepada pelanggannya.
Manfaatkan Pandemi untuk Explore Diri
Masa kecil pria kelahiran Bangli, 12 September 1981 ini, cukup memiliki kedekatan dengan sosok ayah, I Nyoman Diarta yang sebagian besar lebih memiliki waktu untuk mendidiknya. Beliau yang kini berusia 72 tahun, memberikan pelajaran tentang norma – norma kehidupan, terutama penanaman pelajaran kesederhanaan, yang membuat ia dan saudara – saudaranya paham akan makna kehidupan itu sebenarnya, seperti berbuat baik dalam segala hal, mendekatkan diri pada Tuhan dan peduli terhadap sesama. Sedangkan ibu, Ni Nyoman Sumitet memang sosok pekerja, yang fokus untuk menghidupi keluarga, agar terus terpenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pengalamannya di masa kecil pun menumbuhkembangkan Made Arsa menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup. Ia pun membuktikannya dengan sukses mengembangkan dan mempertahankan dua bisnis orangtua, yang nyatanya lebih berat dibandingkan memulai usaha tersebut.
Tantangan tesebut nyata Made Arsa rasakan, saat pandemi masuk ke Bali, sejak bulan Maret hingga Mei 2020 yang mengalami penurunan penjualan, khususnya pada toko bahan bangunan. Hal ini terjadi karena adanya penundaan proyek pembangunan maupun infrastruktur, sehingga pengiriman barang pun ikut tertunda. Market yang dipenuhi ketidakpastian membuat operasional bisnis belum berjalan normal sepenuhnya.
Untuk di toko sembako, juga tak terhindar akan ganasnya pandemi ini, tokonya pun sempat mengalami penurunan drastis, meski sudah berlokasi startegis, karena di awal adanya pandemi banyak wilayah yang ditutup untuk membatasi aktivitas masyarakat, demi menghindari penyebaran virus corona.
Hingga saat ini, di penerapan tatanan kenormalan baru, dalam bisnis apapun, seolah masih menjadi “bulan-bulanan” pandemi. Namun bisa dikatakan, kondisinya lebih baik, dalam upaya menggerakkan kembali sendi perekonomian. Dalam hal ini, Made Arsa sebagai wirausahawan pun membutuhkan strategi tersendiri, agar usaha yang dijalankan dapat berkembang dan memberikan timbal balik yang sepadan.
Me-review ulang visi dan misi perusahaan serta menghadapi tantangan dan mencari solusi yang tepat untuk perusahaan, menjadi fokus Made Arsa saat ini. Selain mencari inovasi – inovasi baru yang tentunya selaras dengan usahanya, melakukan kolaborasi dengan distributor, pengoptimalan pemasaran melalui sosial media, tetap memberikan pelayanan dan menjalin komunikasi yang baik dengan customer. Pelanggan pun akan merasa semakin dekat dengan perusahaan dan memberikan feedback yang positif dan astungkara akan meningkatkan angka penjualan.
Tak sedikit masyarakat yang kehilangan mata pencaharian mereka akibat pandemi, khususnya pada generasi muda, Made Arsa ingin berbagi amanatnya yang mengangkat dari pengalamannya dalam memperjuangkan bisnis orangtua yang kini menjadi tanggung jawab penuhnya.
Ia berpesan, agar generasi muda tetaplah berupaya untuk tetap produktif, jangan bergantung pada satu bidang pekerjaan saja, mulailah memberanikan diri untuk meng-explore bakat yang mungkin selama ini terpendam dan bisa saja masa ini menjadi waktu yang tepat untuk mengasahnya. Bila kita terus berupaya dan tetap opimis, kondisi seperti saat ini, tak menutup kemungkinan juga akan mampu melahirkan ide – ide segar untuk mendirikan sebuah usaha yang tentu diharapkan tak hanya muncul saat pandemi, namun berusia panjang kedepannya.