Tetap Semangat dan Kokoh Melayani Customer di Musim Pandemi

Tetap Semangat dan Kokoh Melayani Customer di Musim Pandemi

I Made Weta – UD. Karmiasih

Berburu bahan bangunan bisa jadi kebutuhan yang tidak akan pernah ada matinya, yang akan terus ada dari masa ke masa. Di tengah pandemi pun, toko bahan bangunan menjadi salah satu usaha yang bisa dikatakan cukup beruntung, karena selalu ada customer yang datang setiap harinya, meski mungkin hanya mencapai satu hingga lima orang. Dengan didukung masa daya tahan produknya yang tak memiliki jangka waktu tertentu, membuat usaha ini semakin banyak dilirik oleh masyarakat, meski membutuhkan modal yang tidak sedikit.

UD. Karmiasih awalnya berangkat dari modal sederhana, yakni orangtua yang hanya memproduksi batako. Pekerjaan tersebut pun ditekuni dalam jangka yang panjang dan hanya bergerak di ruang lingkup yang sama. Hanya bila ada permintaan khusus saja dari masyarakat lokal saja, barulah ayahnya bergerak memenuhi kebutuhan tersebut.

I Made Weta sendiri saat itu yang juga memiliki darah seni dalam keluarga, tengah fokus pada palu dan alat pahatnya, dalam menghasilkan karya seni berupa patung, yang berbahan dasarkan batang kayu. Hari-harinya ia habiskan dengan menekuni pekerjaan tersebut dan telah menghasilkan karya yang sudah tak terhitung.

Melihat keterampilan I Made Weta dalam bekerja, ia tak terpikirkan sama sekali bahwa akan melanjutkan usaha orangtua, yang jauh dari basic pekerjaannya. Hingga nasib pun harus membawanya pada sebuah perubahan yang mau tidak mau harus ia jalani. Yakni meneruskan usaha produksi batako tersebut, bahkan tantangan dalam mengembangkannya menjadi toko bahan bangunan yang lebih lengkap dan terpercaya.

Meneruskan sebuah usaha yang sudah tertata cantik dan apik akan menjadi sebuah tantangan bagi generasi penerusnya dalam mempertahankannya. Terlebih pada kondisi usaha yang belum kokoh betul dalam segi penghasilan dan mengambil hati masyarakat. I Made Weta pun dalam hal ini membutuhkan kerja keras dan keuletan dalam pengalihan usaha tersebut ke tangannya. Pekerjaan sebelumnya pun ia tinggalkan dan memulainya dari nol di bidang yang sama sekali tak banyak ia memiliki ilmu dan pengalamnnya.

Kondisi ayahnya yang mulai sakit-sakitan, membuat I Made Weta harus mewarisi usaha orangtua yang sayang untuk ditinggalkan begitu saja. Hingga ia resmi mengambil alih usaha sejak tahun 2007, karena takdir ayahnya yang akhirnya menghadap ke Sang Pencipta. Dengan ketiadaan dalam hal penjualan material bangunan, ia berupaya mempelajarinya, hingga berani melengkapi display toko, tak hanya berupa batako, tapi juga material untuk membangun rumah atau renovasi.

Dari bahan dasar dalam proses berupa bambu, semen, paku, keramik dengan berbagai corak sesuai dengan tema ruangan, cat tembok berbagai merk, hingga pelengkap ruangan seperti toilet duduk dan jongkok, pria kelahiran Denpasar, 25 Juli 1967 ini, mulai melengkapi kebutuhan UD. Karmiasih yang beralamat di Jalan Trenggana No. 152, Penatih, Denpasar.

Dalam perintisan meningkatkan kualitas toko dengan produk-produk yang ditawarkan, Made Weta mengungkapkan prosesnya memang agak lambat karena butuh beradaptasi, tak hanya pengenalan produk, juga dalam memberikan pelayanan pada sales maupun customer. Seiring berjalannya waktu dan pengalamn demi pengalaman yang datang, UD. Karmiasih mulai berjalan stabil dan dikenal masyarakat.

Untuk perjalanan usaha UD. Karmiasih kedepannya, Made Weta berharap dapat terus berjalan dan tetap dipercaya menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal. Bahkan di tengah pandemi, ia hanya berupaya menjalani apa yang ada di depan mata dengan sebaik-baiknya, agar bisa diteruskan ke generasi selanjutnya atau mengisi masa – masa tuanya kelak.

Terus berjuang dan semangat di tengah kondisi pandemi, menjadi upaya Made Weta saat ini. Ia pun tak bisa menampik, usaha yang dibidangi ini memiliki nasib yang lebih baik, dibandingkan mereka yang berkarya di dunia pariwisata yang memaksa untuk menutup ladang penghasilan mereka. Dalam hal ini, ia tak mau berhenti bersyukur kepada Sang Pencipta, sembari menanti pandemi ini mampu dihadapi oleh masyarakat Indonesia, khususnya Bali, agar bisa beraktiftas kembali seperti biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *