Turunkan Ego Tekuni Usaha Keluar Jalur dari Latar Belakang Ilmu

Turunkan Ego Tekuni Usaha Keluar Jalur dari Latar Belakang Ilmu

Kadek Agung Purna Winata – UD. Kusuma Jati

Kurang lebih diawali pada tahun 2010, Kadek Agung Purna Winata mengambil langkah berani dan penuh resiko untuk membangun usaha. Dari membuat batako, menjual pasir dan dipercaya oleh distributor semen, ia merintis usaha material bangunan “UD. Kusuma Jati”. Komposisi toko pun semakin terpenuhi, seiring penawaran – penawaran pun datang mengiringi usaha yang beralamat di Jalan Siligita No.888, Benoa, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung.

Keberanian akan mengambil resiko adalah satu karakter seseorang yang akan mencapai kesuksesan nantinya. Kadek Agung salah satunya, ia berupaya menjawab segala tantangan demi tantangan, untuk menggali kemampuan terbaik yang dimiliki. Hingga harapannya untuk membangun sumber finansialnya sendiri, ia wujudkan dengan memilih di toko penyedia material bangunan.

Tiga tahun perjuangan Kadek Agung untuk membangun UD. Kusuma Jati, tantangannya tak hanya datang dari luar, bahkan dari internal, yakni orangtua sendiri, sempat meragukan keberhasilan akan usahanya tersebut. Baginya itu wajar adanya, karena ada beberapa orangtua yang telah menyekolahkannya hingga sarjana, memiliki pandangan akan lebih nyaman melihat putranya bekerja di kantoran dengan manajemen dan penghasilan yang sudah jelas akan didapat.

Banting setir sebagai wirausaha, memang bukan keputusan yang main – main harus diambil, Kadek Agung pun sadar akan hal tersebut. Namun sekali lagi ia berprinsip dan menyemangati diri sendiri, kala orang lain bisa sukses, tentu dirinya memiliki peluang yang sama. Bahkan yang memiliki modal lebih sedikit daripadanya, sukses menjalankan passion mereka.

Rasa pesimis dari orangtua, tak ingin membuat pria asal Nusa Dua ini juga menimpali dengan rasa yang sama. Ia membuktikan, bahwa pilihan karirnya tidak salah meski tak menjadi pegawai kantoran seperti ayahnya atau menjadi guru honorer sesuai dengan profesi ibunya. Meski sempat mendapat didikan keras dari orangtua, agar menjadi sesuai dengan yang mereka inginkan, pada akhirnya hanya adiknya yang mengikui jejak tersebut, sedangkan kakaknya berwitausaha di bidang kuliner dan dirinya di toko material bangunan.

Di bangku SMA, Kadek Agung belum sepenuhnya memahami bagaimana cara orangtuanya menunjukkan kasih sayangnya, melalui didikan tersebut, terutama dalam kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan sehari – hari di rumah. Misalnya saja saat hari libur, ia tetap harus bangun pagi – pagi, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berbeda jauh dengan kehidupan remaja seusianya. Bahkan ikut membantu pekerjaan paman, untuk menambah biaya sekolah. Memang sempat diakui olehnya, ada rasa kesal menghinggapi, tapi seiring bertambahnya usia, terlebih hidup berumah tangga, ia pun mulai memahami makna sebenarnya kemandirian yang telah diajarkan sejak dini.

Lulus kuliah dari Jurusan Teknik Sipil, Kadek Agung sempat bekerja di perusahaan kontruksi hanya selama setahun. Ia kemudian pindah ke perusahaan berikutnya dan tidak juga menemukan kenyamanan dalam bekerja. Kebebasan mengekspresikan diri pun nyatanya hanya ia temukan setelah membangun usahanya sendiri.

Dari modal yang tidak seberapa, orangtua mulai luluh hatinya untuk membantu putranya menyumbangkan tenaga, dimana saat itu ia baru sanggup mempekerjakan satu orang karyawan. Tak hanya berupa tenaga, hampir di semua lini usaha, beliau limpahkan perhatiannya, demi turut mewujudkan usaha impian Kadek Agung.

Tiga tahun berselang, kestabilan usaha akhirnya dicapai oleh Kadek Agung, ia meyakini kesuksesan ini tak berlaku karena doa yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta, tapi juga hasil karma baik yang selama ini ia tanam. Tentu tak hanya siraman rohani yang dibutuhkan, upaya dan motivasi dari diri sendiri pun harus terus dilakukan, terlebih bila di lingkungan kita yang kurang mendukung apa yang tengah kita rintis. Buktikan dengan kegigihan yang kita miliki, dengan mencoba sesuatu yang baru. Bila satu atau dua tahun belum menemukan hasil, jangan menyerah begitu saja, kalau perlu turunkan ego, ambil pekerjaan yang skalanya ada di bawah latar belakang pendidikan kita dan jangan gengsi untuk ditekuni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *