Di usia yang sudah di angka 82 tahun tentu usia yang tidak muda lagi, Luh Made Purani sangat bersyukur masih diberi fisik yang sehat dan masih mampu bekerja, bila dibandingkan dengan rekan-rekan seusianya. Baginya ini berkat dukungan keluarga, terutama anak – anak yang selalu berada disisinya saat senang maupun susah. Begitu juga di lingkungan kerja Bina Medika Laboratorium yang ia dirikan, masih bersedia memberikan ia kesempatan untuk melayani masyarakat sekian tahun lamanya, meski terbilang masih dibantu oleh salah satu timnya, Komang Widiada.
Bekerja di ranah jasa pelayanan kesehatan, tak hanya memberikan prospek yang menjanjikan, bagi para penggiatnya, tapi berdasarkan pengalaman pribadi Luh Made Purani, ia telah mengalami pengalaman berharga seiring dengan kondisi tubuh yang berangsur – angsur stabil, sejak memutuskan mengakhiri pendidikannya, kemudian memilih langsung terjun bekerja di suatu fasilitas kesehatan.
Luh Made Purani lahir di Tabanan dari ayah sebagai perawat dan ibu, sebagai ibu rumah tangga. Berprofesi sebagai perawat di zaman penjajahan Jepang, mengharuskan ayahnya berpindah – pindah daerah, ia dan keluarga pun harus diboyong ke Buleleng dan akhirnya menetap di Denpasar.
Baca Juga : Semangat Bergelora Untuk Maju Bersama
Dibesarkan dari lingkungan keluarga yang berlatarbelakang di kesehatan, Luh Made Purani pun mengikuti jejak sang ayah di sektor kesehatan yang dulunya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK). Berkat datangnya dukungan – dukungan dari rekan-rekan seprofesinya Luh Made Purani mulai berkeinginan untuk mendirikan laboratorium hingga sekarang sekaligus menjadikan laboratorium nya sebagai salah satu pioneer di Bali. Seiring kesibukannya dan pengalihan pikirannya merintis laboratorium, entah bagaimana akhirnya tanpa ia sadari, ia mampu berkembang kearah yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya, Bahkan di usianya kini 82 tahun, ia masih beraktifitas di Bina Medika Laboratorium.
Transformasi Bina Medika hingga Eksis Selama 35 Tahun
Bina Medika Laboratorium, awalnya bernama Laboratorium Klinis Bina Medika, yang dirintis dibawah Yayasan Bina Medika oleh rekan-rekan praktisi kesehatan pada tahun 1986. Seiring kebutuhan, laboratorium juga dikembangkan dengan klinik melayani kesehatan masyarakat. Pada tahun 2014, laboratorium ini baru berganti nama menjadi CV. Bina Medika atau Bina Medika Laboratorium yang lebih cenderung melayani kesehatan lingkungan, seperti uji kualitas makanan, kualitas air berdasarkan disiplin ilmu mikrobiologi, uji logam berat melalui pemeriksaan fisika dan kimia, limbah dan lain-lain, sedangkan izin klinik sudah dihentikan setelah mengalami pergantian nama dan transformasi pelayanan untuk lebih memberikan yang terbaik kedepannya, khususnya kepada kontribusi kepada pemerintah untuk pemeriksaan hygiene sanitasi dan swasta, seperti hotel – hotel, meliputi maintenance kualitas air bersih dan makanan.
Diungkapkan oleh Luh Made Purani, bahwa pengaruh kinerja tim, khususnya Komang Widiada mampu memberi semangat untuk terus berkarya. Komang Widiada pun menimpali, ia juga termotivasi dari pimpinannya yang kebanyakan di usia beliau sudah menikmati masa tua, Luh Made Purani dan Bina Medika Laboratorium masih eksis di tengah bertumbuhnya laboratorium serupa. Ia pun berharap mampu mendedikasikan diri melalui kemampuan terbaik yang ia miliki tak berbatas usia.
Baca Juga : Tetap Memfungsikan Intermediasi Meski di Kondisi Pandemi
Komang Widiada baru bergabung dengan laboratorium yang telah terakreditasi penuh dari pemerintah ini pada tahun 1997. Dibesarkan di tengah keluarga yang sederhana, sang ayah bekerja sebagai tata usaha di sebuah sekolah menengah pertama dan ibu sebagai pedagang. Saudara Komang Widiada sendiri juga berlatar belakang di kesehatan, sang kakak bekerja di Rumah Sakit Karangasem di bagian laboratorium dan adik sebagai perawat. Dan kini ia pun sudah menjadi keluarga besar dari Bina Medika selama 25 tahun, pada posisi Manajer Teknik. Bergabungnya ia dengan laboratorium, tentu ingin membawa perkembangan yang terus maju, agar tidak ketinggalan dengan para kompetitor yang lebih muda.
Dirasakan oleh Komang Widiada, lokasi dari Bina Medika yang menjadi fokus untuk dikembangkan saat ini, karena butuh tempat yang lebih luas untuk bekerja. Faktor ini yang menyebabkan izin operasi untuk klinik akhirnya dihentikan, karena lokasi yang sudah tidak ideal dilakukan penindakan. Ia pun menambahkan bila memungkinkan, juga ingin mengembangkan laboratorium untuk penanganan tes Covid-19, mengingat pandemi ini seolah akan terus mengalami mutasi dan masyarakat harus menghadapi kenyataan harus hidup berdampingan dengan wabah yang menyerang saluran pernafasan ini.
Sebagai sesepuh di Bina Medika, Luh Made Purani tentunya menyambut baik atas masukan – masukan dari rekan – rekan di perusahaannya yang telah banyak membantu selama 36 tahun kebersamaan. Sama halnya dengan harapannya, semoga Bina Medika kedepannya mampu berkembang lebih pesat, tak hanya senior dalam tahun pendirian, tapi yang terpenting pelayanan jasa yang harus terus dikembangkan dan dipelihara dari masa ke masa di berbagai generasi. Untuk Luh Purani, ia berharap dapat terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi di usia senja dan semakin pandai bersyukur, untuk meraih ketentraman hati dalam menjalani aktifitas sehari – hari.
2 thoughts on “Berkah Rezeki dan Umur Panjang Memberikan Jasa Pelayanan Kesehatan”