Tetap Memfungsikan Intermediasi Meski di Kondisi Pandemi

Tetap Memfungsikan Intermediasi Meski di Kondisi Pandemi

Sebelumnya Cokorda Gede Mahadewa atau yang akrab disapa Pak Cok ini, sebelumnya berpengalaman selama 17 tahun di bank umum, tepatnya di Bank Harapan Sentosa. Kemudian bergabung dengan BPR Dana Niaga Bali pada tahun 2000. Lima tahun berselang, barulah pria kelahiran Gianyar, 28 Februari 1965 ini, resmi bergabung dengan BPR Padma sebagai direktur utama pada tahun 2005, sampai saat ini.

Berasal dari lingkungan puri, Pak Cok mengungkapkan ia bukan berasal dari kalangan yang berpendidikan tinggi, tak seperti keturunan tjokorda pada umumnya. Dalam pengalaman bekerja pun, ia tak memiliki privilege untuk menempati sebuah posisi, perjalanannya menempati puncak karir, butuh perjuangan yang benar-benar harus ia rintis dari nol. Sebut saja salah satunya, saat ia bekerja di Bank Harapan Sentosa, merupakan pengalaman paling berkesan saat pertama kalinya ia dipercaya sebagai pimpinan. Namun karena ulah oknum yang mencurangi pada masa krisis ekonomi, kondisi bank tak mampu dipertahankan, sehingga bank terpaksa ditutup. Bersyukurnya pengalaman tersebut, mampu membuktikan untuk tetap dipercaya berkarir di dunia perbankan dan berbagi ilmu dan pengalaman yang ia miliki.

Baca Juga : Meleburkan Sinergitas dan Integritas Untuk Bangkit Bersama

Sudah hampir di angka 17 tahun, Pak Cok menempati posisi sebagai direktur utama, sebuah masa perjalanan waktu yang tidak mudah, yang pasti menemukan tantangan demi tantangan yang harus ditemukan solusinya. Hingga BPR yang beralamat di Jalan Raya Sesetan No.324, Denpasar ini, menempati posisi ketiga, sebagai BPR terbaik dari 134 jumlah BPR di Provinsi Bali. Pencapaian ini berkat dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholder yang ada di BPR Padma, rekan-rekan di organisasi PERBARINDO (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia), para nasabah dan pengawas dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Perjalanan awal Pak Cok di BPR Padma, saat mengakuisisi pada tahun 2005 dan menata ulang sistem dengan baik, dimulai mengisi sumber daya yang memiliki kemampuan di perbankan, meningkatkan di bidang teknologi yang bekerjasama dengan PT. Telkom dan sebagai lembaga keuangan yang berada dibawah peraturan dan pengawasan OJK, secara keseluruhan harus berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Bergabung dibawah kepemimpinan dirinya, bagi Pak Cok tak butuh persyaratan yang ribet, terpenting tak neko – neko dan memiliki niat yang tinggi untuk bekerja. Ia pun tak jarang dalam memberikan pengarahan kepada karyawan, lebih banyak berbagi pengalaman dibandingkan teori. Melalui cara yang ia lakukan, ia meyakini apa yang ia bagikan tak hanya bermanfaat untuk karyawan itu sendiri, tapi juga merefleksikan diri sejauh apa kemampuannya dalam mengayomi sebagai pimpinan.

Baca Juga : Komitmen dan Entitas Membangun Perekonomian Desa

Mampu menggerakan sumber daya yang ada dengan kinerja berbasis digitalisasi, sampai pada membangkitkan kembali perusahaan yang sudah bangkrut, merupakan prestasi yang tidak mudah diraih Pak Cok, karena butuh kekompakan oleh seluruh SDM yang ada didalamnya untuk mengatasi konflik bersama-sama dengan memberi solusi terbaik untuk mencapai visi misi perusahaan.

Selanjutnya sebagai perusahaan pemberi pelayanan kepada masyarakat di bidang keuangan, tentu demi perusahaan dapat terus eksis, harus berupaya mengembalikan kepercayaan hingga mampu bangkit kembali. Jadi harus ada keseimbangan saling menjaga kepercayaan yang harus terus dijaga, sebagai timbal balik sekaligus ucapan terima kasih dari bank kepada nasabah, dana nasabah harus terus aman dan begitu juga dengan kredit bank agar tidak terjadi macet.

BPR sebagai industri intermediasi, berupaya mampu berfungsi fleksibel dengan kondisi pandemi saat ini, yang melindungi para deposan dan debitur agar saling bantu. Deposan dapat membantu UMKM dan mempercayakan dananya dengan tetap menempatkan di BPR, demi membantu permodalan sektor UMKM. Sebagai Dewan Pengawas DPD Perbarindo Bali, ia meyakini melalui fungsi intermediasi BPR ini, yang kembali menyalurkan dana masyarakat guna pengembangan sektor usaha produktif, sudah selayaknya digunakan untuk pengembangan ekonomi Bali.

3 thoughts on “Tetap Memfungsikan Intermediasi Meski di Kondisi Pandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *