Terkadang dalam hidup, sebuah posisi kepemimpinan bisa menjadi sebuah beban yang berat. Dan ketika posisi kepemimpinan tersebut merupakan sebuah tanggung jawab untuk melayani masyarakat, tekanan itu dapat menjadi semakin besar. Namun, bagi I Made Dhana Yasa, ketua dari LPD Desa Adat Carangsari, tanggung jawab tersebut bukanlah sebuah beban yang sulit untuk diemban. Sebaliknya, ia memandangnya sebagai sebuah kesempatan untuk membantu masyarakatnya dan memperbaiki keadaan. Pada suatu waktu, LPD Carangsari mengalami situasi sulit dan menghadapi banyak tantangan yang mengancam keberlangsungan organisasi. Namun dengan dedikasi dan kerja kerasnya, I Made Dhana Yasa berhasil mengembalikan situasi sulit tersebut dan mengembalikan LPD ke jalur yang seharusnya.

Sekilas profil dari Dhana Yasa, ia sejak menamatkan sekolah dari SMAN 1 Denpasar, semakin tertarik dengan bidang ekonomi akuntansi. Ia mendapatkan informasi dari brosur mengenai kampus di Yogyakarta yang mencantumkan minatnya tersebut. Apalagi ia mengetahui bahwa di Universitas Udayana belum ada program studi ekonomi akuntansi, hanya ada fakultas ekonomi saja. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta. Setelah lulus, Dhana Yasa sempat kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang sesuai, akhirnya ia memilih menjadi seorang petani sembari mengisi waktu. Dalam penantiannya memperoleh pekerjaan, akhirnya ia diterima di Bank Perniagaan Umum yang saat itu berlokasi di Jalan Kartini Denpasar dan bekerja selama 11 tahun.
Baca Juga : Anak Desa yang Menuntaskan Dharma Kepada Ayahnya Tercinta Untuk Menjadi Seorang Dokter

Dhana Yasa kemudian memutuskan untuk pensiun muda karena kondisi kerja yang padat membuatnya kesulitan untuk hadir dalam kegiatan sosial di desa. Beberapa kali ia harus melewatkan acara penting karena harus bekerja. Hal ini sangat disayangkan bagi Dhana Yasa karena ia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap masyarakat. Selain itu, saudaranya yang lain belum cukup dewasa untuk menjalankan kewajiban di masyarakat. Akhirnya keputusan untuk pensiun ia ambil.
Tahun 1996, Dhana Yasa semakin menunjukkan kepeduliannya pada Desa Carangsari dengan bekerja di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Carangsari yang berdiri sejak tahun 1981 tersebut. Saat itu, LPD mengalami kondisi minus dan tidak beroperasi cukup lama, sehingga memerlukan perbaikan yang banyak agar dapat lebih optimal dalam melayani masyarakat. Seperti tabungan masyarakat yang tertimbun di LPD, harus segera dituntaskan dan dibayarkan. Pendekatan juga diupayakan dengan komunikasi secara transparan, menjelaskan bagaimana kondisi LPD dan akan dilakukan pengaktifan kembali yang tentunya membutuhkan dukungan dari masyarakat.
