Dari arah Selatan Nusa Dua, tepatnya di Banjar Sawangan, Desa Sawangan, sosok Manajer Koperasi Arya Wang Bang Pinatih yang memiliki insting kuat dalam perjalanan karirnya, I Made Gitar dilahirkan sebagai anak petani penggarap sangatlah sulit. Keluarganya tak memiliki tanah atau rumah, meski demikian, orangtuanya tetap bersikeras dan berjuang untuk memastikan agar dia tetap bisa bersekolah, walaupun dengan sumber daya yang apa adanya. Meski dengan keterbatasan demikian, tak menutup kemungkinan, ia adalah siswa yang berprestasi di sekolah, berkat kecerdasannya.
Setelah tamat SD (1976) pertama kali Made Gitar keluar dari gubuk sederhananya untuk bekerja. Ia pernah sebagai Parekan / abdi di Puri Pemecutan Denpasar, bekerja di hotel hingga menjual nasi bungkus bersama rekannya, Wayan Mendra (Bendesa Tuban). Hingga empat tahun merantau untuk di Denpasar, ia ditawarkan Wayan Mendra untuk beralih ke Tuban, mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan dari segi bayaran dan pengalaman.
Di tahun 1978, Made Gitar bergabung dengan “Asia Restaurant”, namun di sana belum memberikan pengalaman yang signifikan tentang bartender. Ia pun belajar kursus bartender di Sanur dengan dua rekannya, kemudian beralih ke bagian bar di “Casablanca”. Setelah akomodasi besar “Pertamina Cottages” dibuka, ia berhasil diterima sebagai Bartender dengan bekerja di pagi harinya dan tetap bekerja di “Casablanca” di malam hari. Meskipun lelah bekerja di dua tempat dengan tingkat kunjungan yang tinggi, Made Gitar tidak menyerah karena kehidupan ekonomi yang sulit selalu mengingatkannya untuk berjuang.
Pada tahun 1989, Made Gitar terus belajar dan berhasil menjadi Kepala Bartender di sebuah hotel. Ketika program rebranding diterapkan, ia ditunjuk sebagai mentor Divisi F&B dan berhasil menjalankan presentasi dalam bahasa Inggris dengan lancar. Keterampilan presentasinya membawanya meraih penghargaan sebagai “Best Manager” di hotel tersebut. Ketika ia juga bergabung dengan Westin Hotel sebagai kandidat karyawan, ia diwajibkan untuk mengikuti karantina selama seminggu. Ia kemudian melakukan presentasi di depan para General Manager Hotel tentang ide membuka bar di pinggir pantai, yang sukses dilaksanakan dan membawa ia mendapat penghargaan sebagai Manajer Terbaik berkat insting yang kuat dalam lingkup pekerjaannya.
Baca Juga : Anak Desa yang Menuntaskan Dharma Kepada Ayahnya Tercinta Untuk Menjadi Seorang Dokter
Pindah dari industri pariwisata ke industri koperasi merupakan lompatan yang signifikan berbeda, namun tak ada yang tak mungkin bagi Made Gitar, terlebih didasarkan pada hati yang tergerak untuk menyatukan masyarakat / semeton Arya Wang Bang Pinatih yang semakin terpecah belah. Ia merasakan penurunan interaksi sosial antar warga, terutama di pura, di mana masyarakat cenderung langsung pulang tanpa melakukan interaksi apapun. Dari fenomena itu, dibentuklah Paiketan atau Pasemetonan yang diinisiasi oleh Penglingsir Arya Wang Bang Pinatih sekaligus pengusaha hotel, Bapak Nyoman Suarsa.
Setelah beliau memimpin selama dua periode, Made Gitar dilantik sebagai Ketua Paiketan Warga Arya Wang Bang Pinatih Wewidangan Kuta yang menaungi tiga kecamatan di Kuta Utara, Tengah, dan Selatan. Bersama rekan-rekannya, ia kemudian mendirikan koperasi “Koperasi Arya Wang Bang Pinatih” tahun 2006 untuk memberikan kegiatan positif bagi komunitas mereka. Koperasi ini semula hanya mencari 20 anggota sesuai prasyarat, namun berhasil menarik 100 anggota dengan respon yang positif. Keberuntungan mereka dalam merekrut anggota ini bagi Made Gitar, disebabkan oleh momen yang tepat, yaitu saat mereka menyatukan masyarakat semeton Arya Wang Bang Pinatih dalam Paiketan tersebut.
Sejak diangkat sebagai Manajer, Made Gitar turut membantu Ketua dalam melakukan pembenahan dan audit guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja Koperasi Arya Wang Bang Pinatih. Pembenahan tersebut meliputi perbaikan sistem administrasi, keuangan dan pengarsipan serta penataan ulang ruang operasional koperasi. Selain itu, Made Gitar juga melakukan pengecekan dan pembuatan sekat-sekat untuk memastikan bahwa manajemen koperasi bekerja dengan teratur dan optimal. Dengan demikian, upaya pembenahan yang dilakukan oleh Made Gitar telah berhasil mengoptimalkan kinerja dan efisiensi operasional Koperasi Arya Wang Bang Pinatih.
Baca Juga : “Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia” Belajar Dari Sebuah Seni Untuk Menjalani Hidup Multidisiplin
Seperti lembaga koperasi lainnya di Bali, di masa pandemi, Koperasi Arya Wang Bang Pinatih pun menghadapi kendala akibat krisis ekonomi. Dalam hal ini, Made Gitar tidak kehilangan naluri untuk mencari solusi terbaik dalam situasi ini. Dia memiliki ide untuk mengeluarkan program Penyertaan Dana dengan bunga 1% menurun dan biaya administrasi 1%, dengan harapan mendapatkan SHU sebesar 15%. Pada tahun 2020, program ini sukses menyelamatkan koperasi dari hantaman pandemi, dengan mengumpulkan dana sebesar Rp. 15 miliar dan menghasilkan SHU sebesar Rp. 370 juta.
Gebrakan baru lainnya yang diimplementasikan Made Gitar, ialah program “Si Wajib” yang membantu untuk anggota dalam permodalan usaha dan program yang bekerjasama dengan PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Program ini memungkinkan anggota koperasi untuk terdaftar pada PT. Jamsostek dengan hanya menyetor sebesar Rp. 500 ribu yang terdiri dari Simpanan Pokok Rp. 200 ribu, Administrasi Rp. 133 ribu dan sisanya menjadi Simpanan Wajib pertama. Melalui program ini, anggota koperasi dapat memperoleh manfaat dan secara tidak langsung terdaftar pada PT. Jamsostek tanpa biaya tambahan. Pembayaran iuran bulanan dilakukan oleh koperasi, sehingga anggota tidak dikenakan biaya lagi.
Made Gitar telah membuktikan keunggulan dan keberhasilannya sebagai seseorang yang mampu mengambil inisiatif baru dan membuat gebrakan-gebrakan yang berdampak positif dalam setiap lingkup pekerjaannya, terutama fokusnya saat ini di Koperasi Arya Wang Bang Pinatih. Made Gitar mampu mengimplementasikan program – program inovatif seperti program “Si Wajib” dan bekerjasama dengan PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Dalam waktu yang relatif singkat, Made Gitar berhasil membawa pertumbuhan aset koperasi ke arah yang kian menanjak, dari Rp. 9 miliar pada tahun 2019 dan tembus menjadi Rp. 18 miliar di tahun 2023. Kini, sebagai seorang Manajer, I Made Gitar siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar lagi dan memberikan kontribusi terbaik bagi lembaga keuangan tercinta, demi Semeton Arya Wang Bang Pinatih.