Manusia hanya berusaha tapi Tuhan lah yang menentukan segalanya. Kalimat ini mempunyai pemaknaan yang sangat esensial. Karena walaupun sudah berusaha sekeras tenaga atau banting tulang sekalipun, namun tetap saja jika Tuhan tidak berkehendak hal yang diinginkan tidak akan terjadi.
Dalam perjalanan sosok putra daerah tanah kelahiran Denpasar, bernama dr. I Wayan Sudana, M.Kes yang sekarang menjadi direktur utama ‘RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah’ ia sangat meyakini bahwa proses perjalanannya hingga dapat berada di lembar kehidupan saat ini tidak lain karena kuasa Tuhan yang selalu membukakan pintu kesempatan baginya untuk terus berkarya dengan sumber daya yang ia miliki.
‘RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah’ ditangannya kini dapat semakin dinamis menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang dilandasi nilai – nilai sosial dan spiritual.
Menjadi seorang dokter butuh perjuangan panjang, baik dalam pendidikan maupun karir, seperti halnya perjalanan I Wayan Sudana yang sudah menanamkan cita-citanya sedari kecil untuk menjadi seorang dokter.
Baca Juga : “Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia” Belajar Dari Sebuah Seni Untuk Menjalani Hidup Multidisiplin
Kegigihan dan ketekunannya itu menjadi energi fundamental yang membuatnya berhasil melewati tahap demi tahap untuk mewujudkan impiannya dengan baik. Berjuang dengan hati dan tekad yang kuat terbukti mampu membawanya ke titik cemerlang masa depannya.
Perjalanan sosok I Wayan Sudana di mulai dari desa kecil bernama Desa Penatih, ia terlahir di tengah keluarga yang amat sederhana. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani dan pedagang, sama seperti anak – anak desa lain pada umumnya, lembar kehidupan masa kecilnya pun sangat lekat dengan rutinitas di ladang yang menyatu dengan alam.
Suri tauladan ayahanda yang pandai bergaul dan memiliki jiwa sosial tinggi kemudian menjadi cerminan baginya untuk selalu menjalani hidup dengan nilai – nilai sosial bermasyarakat. Hingga pada tahun 1983 saat ia masih duduk di bangku SMA, I Wayan Sudana pun harus berlapang hati, karena kehilangan sosok pahlawan sejati dalam hidupnya. Ayahanda tercinta dihadapkan kembali dengan sang pencipta.