“KOPERASI SANTHI ASIH” Keberanian, Kejujuran dan Keyakinan Membangun Koperasi Mandiri

“KOPERASI SANTHI ASIH” Keberanian, Kejujuran dan Keyakinan Membangun Koperasi Mandiri

Usia boleh sudah menginjak 70 tahun, namun semangat I Ketut Catur untuk tetap aktif membuatnya terlihat jauh lebih bugar dibandingkan rekan-rekannya yang sebaya. Keberaniannya dalam mencoba hal-hal baru, meskipun seringkali disertai risiko besar, adalah salah satu kunci utama yang menjaga energinya tetap menyala. Kegigihannya dalam menghadapi tantangan tidak hanya menjadi inspirasi bagi orang lain, tetapi juga memperkuat komitmennya untuk terus berkembang di usia senja.

Perjalanan awal Ketut Catur sebelum mendirikan koperasi, dia memiliki latar belakang sebagai karyawan di sebuah hotel sekaligus menjadi salah satu anggota koperasi di hotel tersebut, dirinya yang antusias dengan perjalanan koperasi di hotel tempatnya bekerja sehingga dirinya mempunyai bekal ilmu dalam dunia koperasi. Berjalannya waktu, timbul niat untuk terjun lebih jauh lagi ke lembaga keuangan dengan mengikuti pelatihan atau diklat kepengurusan dan pengawasan lembaga koperasi yang membuat hati Ketut Catur merasa senang. Dari pengalaman dan bekal yang Ketut Catur miliki di dunia keuangan, begitu pensiun dari pekerjaannya di hotel, dirinya mendapat sebuah kepercayaan dari Bendesa Adat untuk ikut andil sebagai Badan Pengawas LPD di desanya.

Meskipun dipercaya sebagai Badan Pengawas di LPD, Ketut Catur merasa belum sepenuhnya puas dengan peran tersebut. Ia menginginkan kesempatan untuk mengelola langsung lembaga keuangan hasil jerih payah dan pemikirannya. Sebuah lembaga keuangan yang bisa ia bangun dari nol berdasarkan prinsip dan nilai-nilai yang ia yakini. Dengan semangat itu, pada tahun 2010, ia mendirikan “Koperasi Santhi Asih” dengan bermodalkan keberanian, kejujuran dan keyakinan yang kuat. Keberanian Ketut Catur terletak pada kemauannya untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru, meskipun dihadapkan dengan berbagai risiko dan tantangan. Kejujuran menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan koperasi itu sendiri. Sementara itu, keyakinan menjadi pijakan moral yang memandu setiap keputusannya, membuatnya yakin bahwa selama koperasi dijalankan dengan transparansi dan integritas, keberhasilan akan mengikuti. Ketiga inilah, keberanian, kejujuran dan keyakinan yang menjadi pilar kuat bagi Koperasi Santhi Asih untuk bertumbuh dan berkembang, hingga menjadi lembaga keuangan yang mampu melayani anggotanya dengan baik, bahkan di tengah berbagai tantangan ekonomi.

Dengan modal awal hanya 2 juta, Koperasi Santhi Asih berhasil menarik perhatian dan kepercayaan masyarakat sejak tahun pertama. Pada tahun pertama, koperasi ini berhasil mengumpulkan 40 anggota, kemudian bertambah menjadi 80 anggota di tahun kedua, dan lebih dari 100 anggota pada tahun ketiga. Ketut Catur memiliki pendekatan sederhana namun efektif dalam menambah jumlah anggota setiap tahunnya. Bagi dia, kunci utamanya adalah kejujuran, transparansi dan kemampuan untuk terus memperbaiki diri. Ketut Catur selalu menampilkan apa adanya, tanpa memoles atau melebih-lebihkan. Kejujuran dalam pengelolaan koperasi menjadi daya tarik utama yang membuat masyarakat merasa nyaman dan percaya untuk bergabung. Meskipun sejak awal koperasi ini beroperasi di lokasi yang sama, ia tidak pernah berambisi untuk memiliki tempat yang besar dan megah. Baginya, yang paling penting koperasi memiliki ruang untuk melayani kebutuhan anggotanya dengan baik dan siap untuk bertransaksi secara efisien. Filosofi ini membuat Koperasi Santi Asih bertumbuh secara organik dan tetap fokus pada pelayanan yang berkualitas.

Koperasi Santhi Asih memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan kebanyakan koperasi lainnya, terutama dalam kebijakan mereka untuk menerima deposito. Menurut Ketut Catur, uang deposito itu sifatnya sensitif, perlu dipastikan terlebih dahulu asal-usulnya, termasuk sumber penghasilan dan kemampuan pembayarannya. Jika ada keraguan mengenai hal ini, koperasi tidak akan melanjutkan prosesnya. Dengan kebijakan yang selektif ini, Koperasi Santhi Asih berhasil menjaga stabilitas finansial, bahkan di masa krisis pandemi. Hal ini terbukti ketika koperasi tetap mampu membagikan Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggotanya, karena mereka tidak bergantung pada dana pihak ketiga, melainkan hanya menggunakan uang riil koperasi dan anggota. Setiap bulan, koperasi mengumpulkan iuran anggota sebesar 100 ribu, dan dari dana tersebut, koperasi berhasil tumbuh secara berkelanjutan. Langkah hati-hati ini tidak hanya melindungi koperasi dari risiko, tetapi juga memastikan kepercayaan dan kesejahteraan anggota terjaga.

Setiap tahun, Koperasi Santhi Asih mengadakan kegiatan sosial yang berfokus pada pembagian sembako, terutama bagi para lansia yang membutuhkan. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya kepada mereka yang berada dalam kelompok rentan. Selain itu, koperasi juga memiliki rencana jangka panjang yang mencakup pemberian dana pendidikan kepada siswa siswi berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Inisiatif ini tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi para lansia, tetapi juga memberikan harapan dan dukungan bagi generasi muda yang berpotensi, namun terkendalam oleh keterbatasan finansial. Dengan program beasiswa yang direncanakan, Koperasi Santhi Asih berharap dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan taraf pendidikan di komunitasnya sekaligus mendorong pertumbuhan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketut Catur berpendapat, kegiatan sosial ini bukan sekedar tanggung jawab, tetapi wujud nyata dari nilai kebersamaan dan gotong royong yang dipegang teguh.

Menjadi Gambaran, Bukan Contoh
Ketut Catur memiliki gaya kepemimpinan yang unik, yang tercermin dalam gaya hidupnya tetap aktif di usia senja. Di mata timnya, yang dipaparkan oleh Ni Nyoman Sudiasih, kepemimpinan Ketut Catur dipaparkan bukan hanya soal memberikan arahan, tetapi lebih kepada gambaran yang nyata bagi tim koperasi melalui tindakan dan disiplin diri. Terlihat dalam keseharian, ia tetap menjaga rutinitas yang terstruktur, seperti bangun dini hari dan menyelesaikan banyak aktivitas produktif sebelum kebanyakan orang memulai harinya. Gaya hidupnya yang aktif tidak hanya menjaga kebugarannya, tetapi juga memberikan contoh nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan berkontribusi. Ia selalu menekankan pentingnya manajemen waktu, fokus pada hal-hal bermanfaat, serta menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat. Dengan prinsip ini, Ketut Catur berhasil menunjukkan di usia senja, seseorang tetap bisa menjalani hidup dengan penuh semangat dan produktivitas, sembari tetap memegang teguh nilai-nilai disiplin dan kebijaksanaan.

Koperasi Santhi Asih kini telah mencapai aset sebesar 10 miliar, adalah bukti nyata bahwa kesuksesan tidak memandang usia. Ketut Catur, dengan semangat, ketegasan dalam membentuk tim koperasi yang solid dan dedikasi yang tinggi, menunjukkan keterlibatan aktif dalam masyarakat dan pengelolaan yang baik telah mengantarkan pada pencapaian yang luar biasa, terlepas dari tahap kehidupan seseorang, Di bawah kepemimpinannya, Koperasi Santhi Asih mengingatkan kita bahwa dedikasi, disiplin dan niat baik dapat menghasilkan hasil yang luar biasa, tidak peduli pada usia. Ketut Catur telah membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat, siapa pun dapat mencapai tujuan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Koperasi ini berdiri sebagai simbol inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berjuang, berinovasi, dan berkontribusi pada kemajuan bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *