Menyaksikan fenomena masyarakat di lingkungan tempat tinggal I Ketut Karya yang minim akan payung pengetahuan finansial. Kebanyakan dari mereka pun mengalami kesulitan terkoneksi dengan bank umum atau dengan lembaga keuangan yang lain, hingga terpaksa mengambil jalan pintas dengan meminjam uang pada rentenir. Dalam hal ini, I Ketut Karya yang kebetulan terlibat dalam koperasi karyawan di hotel tempatnya bekerja, pun cukup mumpuni dengan pengalamannya untuk kemudian membuka sebuah lembaga ekonomi yang sama, bersama rekannya yang berpengalaman juga di koperasi. Kemudian berdirilah sebuah koperasi yang menyandang nama “Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nadi Sayan”.
Di tahun 2011, diawali di sebuah lokasi yang masih kecil hanya 3×4 meter, koperasi yang berlokasi di Jalan Penestanan, Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini beroperasi secara manual dan belum menerapkan sistem. Meski permulaan yang sederhana, I Ketut Karya harus optimis, lembaga ini akan mendapatkan simpatisan publik dengan berlandaskan pada tujuan yang mulia.
I Ketut Karya sebelumnya bekerja sebagai karyawan di Four Season Resort Bali in Sayan. Kebetulan di sana terdapat koperasi karyawan, yang dirinya pun masuk sebagai anggota inti. Setelah mendapatkan ilmu dan pengalaman yang mapan, ia tertegun untuk mengembangkan koperasi juga di lingkungan tempat tinggalnya, karena merasakan manfaat daripada menjadi anggota koperasi tersebut. Agar setidaknya ada sesuatu yang bisa ia bawa pulang ke kampung halaman, tak hanya untuk keluarga, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang.
Semangat I Ketut Karya dan rekannya dalam mengedukasi masyarakat Desa Sayan pun berhasil menstimulasi mereka untuk bergabung. Melalui produk – produk yang bersifat esensial seperti tabungan dan kredit, kemudian merambah ke produk-produk lainnya. “KSU Karya Nadi Sayan” pun berhasil merekrut 70 anggota diawal dengan menghimpun dana sebesar Rp. 35 juta. Sehingga mereka, khususnya para lansia, tak perlu lagi ke bank-bank umum atau bahkan rentenir yang memiliki bunga tinggi.
Di usia yang ke – 12 tahun ini, masyarakat pun seiring berjalannya waku semakin paham hakikat akan koperasi, tentu kontras perbedaannya saat mereka masih menggunakan jasa rentenir atau bank – bank umum dibandingkan dengan lembaga koperasi. Koperasi hadir melayani anggota dengan lebih mengedepankan kemudahan dan kearifan lokal, bunga kreditnya pun sudah mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya.
Literasi Soal Manajemen Keuangan yang Masih Minim.
Kesuksesan “KSU Karya Nadi Sayan” kini telah mencapai 550 anggota dan beraset Rp. 24 miliar. Menjadi sebuah aset kebanggaan sekaligus pemandu masyarakat Desa Sayan dalam mengencangkan lagi ikat pinggang ekonomi mereka. Ya, sebuah pelajaran dari masa lalu, di mana I Ketut Karya sebagai warga asli yang menjadi saksi sebuah polemik ekonomi yang dialami masyarakat dari mereka yang notabenenya petani, kemudian mendadak menjadi ‘orang jutawan baru’ karena pariwisata yang mulai tumbuh di Desa Sayan.
I Ketut Karya pun memiliki latar belakang keluarga petani yang ekonominya sangat rentan, setali tiga uang dengan nasib masyarakat sekitarnya. Namun sejak pariwisata mulai menjamah desa era 1990-an, peningkatan ekonomi memberikan bukti nyata, namun tidak relevan dengan literasi soal manajemen finansial mereka.
Petani dari Desa Sayan yang memiliki karakter kerja keras dan kejujuran, disalahgunakan oleh pihak lain dan timbul masalah baru. Syukurnya, masyarakat tak sampai menjual lahan mereka, hanya sebatas disewakan saja. Hadirnya pariwisata saat itu pun, yang belum dirasakan masyarakat secara optimal, memantik ide I Ketut Karya untuk menjembatani keuangan masyarakat dengan pendirian sebuah koperasi.
Perjalanan karir I Ketut Karya sendiri hanyalah lulusan SMA, ia sempat bekerja sebagai pengerajin patung yang ia mulai sejak duduk di bangku SMP, kemudian pindah bekerja ke akomodasi perhotelan di “Four Season Resort Bali in Sayan”. Dari hotel bintang lima itu pula ia mendapatkan ilmu dan pengalaman yang cukup untuk mengembangkan koperasi di desa.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Sebelumnya I Ketut Karya menyampaikan keluh kesah tersebut kepada Bapak Bupati, bahwa Desa Sayan bukan lagi masyarakat miskin, mereka sudah berkecukupan dalam ekonomi, hanya saja literasinya masih kurang. Ia pun meminta izin, terkait melancarkan lembaga yang akan didirikan hingga dimudahkan oleh pemerintah. Proses perintisan dan perkenalan kepada masyarakat pun dilakukan, sekitar tahun 2008/2009. Namun ada hal-hal yang membuat I Ketut Karya merasa tertantang untuk menambah anggota untuk bergabung di koperasi yang masih belum memahami arti kehadiran koperasi. Mereka masih lebih memilih lembaga lain untuk menabung dibanding ke koperasi di wilayahnya, dimana hadirnya sebuah koperasi tidak lain bertujuan untuk mempermudah segala kebutuhan perekonomian masyarakat maupun anggota.
Keluarga, khususnya orangtua tak lepas dari curahan hati I Ketut Karya saat menyaksikan respon dari masyarakat tersebut. Ayahnya pun tak urung sempat menganggapi tekadnya mendirikan koperasi, harus tetap semangat memonitoring masyarakat dan jujur. Dukungan dari beliau pun tak kalah berarti, hingga mempertaruhkan lahan pribadi dan nama baik keluarga, demi keberlangsungan koperasi tersebut.
Dengan slogan “Maju Bersama Karya Nadi Sayan”, I Kadek Sutarsa selaku Manajer KSU Karya Nadi Sayan sejak tahun 2018 ini, berharap bisa semakin mengoptimalkan gerakan yang menyentuh kepentingan keuangan masyarakat, berikut dengan kontribusinya yang menjadi ciri khas dari koperasi ini, seperti dana sosial atau dana punia untuk kebutuhan upacara agama maupun pembangunan fasilitas, dana duka dan pembagian SHU di setiap RAT (Rapat Anggota Tahunan).
I Ketut Karya dan I Kadek Sutarsa juga berharap bisa terus melakukan pembenahan dengan beberapa agenda yang tengah dipersiapkan. Tentunya dengan bentuk kerjasama yang solid, komunikasi efektif dan efisien, sebagai garda terdepan kepada masyarakat Desa Sayan. Agar fondasi literasi produk keuangan tak hanya sekedar menjadi informasi, tapi mulai menjadi bagian dari menjalani aktifitas ekonomi yang lebih kokoh dan sejahtera.