I Gusti Ketut Sarjana, selaku Ketua LPD Desa Adat Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, bersama Desak Putu Sukarmini sebagai Kasir, bukan hanya menjadi saksi perjalanan LPD Desa Adat Batuaji sejak awal berdiri, tetapi juga merasakan secara langsung bagaimana lembaga ini menjadi bagian penting dalam hidup mereka. Di usia yang tidak memenuhi syarat untuk bersaing di pasar kerja konvesional, LPD Desa Adat Batuaji, justru hadir sebagai ruang bagi mereka untuk tetap produktif, berkontribusi, dan mengembangkan diri.
I Gusti Ketut Sarjana terpilih sebagai Ketua LPD Desa Adat Batuaji bukan karena ambisi pribadi, melainkan karena dipercaya atau ditunjuk oleh lapisan krama desa adat. Saat itu, menemukan sosok yang bersedia memimpin lembaga keuangan desa bukanlah hal yang mudah. Banyak yang enggan mengemban tanggung jawab besar ini, mengingat tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks dibandingkan bisnis pada umumnya. Saat akhirnya ia menerima posisi tersebut, keraguan dan cibiran pun mulai bermunculan. Ada yang menganggapnya tidak akan mampu membawa LPD Desa Adat Batuaji maju karena hanya lulusan SMA, ada pula yang meragukan komitmen dan kemampuannya dalam mengelola lembaga yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat. Namun, bagi I Gusti Ketut Sarjana, amanah ini bukan hanya jabatan, melainkan tanggung jawab moral. Alih-alih mundur karena pandangan skeptis, ia justru menjadikan itu sebagai motivasi untuk membuktikan bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya tidak salah tempat.
Bermodalkan dana awal sebesar 5 juta, I Gusti Ketut Sarjana mulai merintis LPD Desa Adat Batuaji dari nol. Setelah menjalani pelatihan dasar, ia bersama tim, termasuk Desak Putu Sukarmini, mulai bekerja keras membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Mereka memulai segalanya dengan cara mendatangi calon nasabah secara door to door, meyakinkan mereka untuk menabung, serta mencari warga yang bersedia mengambil kredit. Upaya ini tidak mudah, mengingat LPD saat itu masih belum memiliki fondasi yang kuat, sehingga membutuhkan kerja keras dan pendekatan personal agar masyarakat mau mempercayakan keuangan mereka terhadap LPD. Dalam menentukan lokasi operasional LPD, tantangannya tak kalah berat, mereka harus berpindah-pindah tempat, mulai dari mengontrak rumah di perumahan, menumpang di puskesmas, menggunakan rumah pribadi hingga akhirnya mampu membangun sebuah gedung kantor. Meskipun penuh keterbatasan, semangat mereka tidak surut. Sedikit demi sedikit, LPD Desa Adat Batuaji mulai berkembang, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan komitmen, sesuatu yang kecil dapat bertumbuh menjadi besar.
Baca Juga : Nahkodai Lembaga Intermediasi Keuangan yang Tangguh Pasca Pandemi
Semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat, LPD Desa Adat Batuaji, menyadari bahwa keberlanjutan dan stabilitas lembaga ini sangat bergantung pada penguatan manajemen staf. Tidak hanya soal keahlian teknis, tetapi juga bagaimana setiap anggota tim dapat bekerja secara fleksibel dan saling mendukung. Mereka mulai menerapkan sistem kerja yang lebih solid, di mana setiap staf memahami tugas dan tanggung jawab di luar bidang utamanya. Dengan begitu, jika salah satu staf berhalangan hadir, staf lain siap membackup tanpa menghambat operasional. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama dalam menjalankan LPD. Selain membangun sistem yang kuat, mereka juga berinvestasi dalam pengembangan kompetensi. Pelatihan berkala dilakukan untuk memastikan setiap staf memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan, pelayanan nasabah dan strategi pengembangan usaha. Dengan langkah-langkah ini, LPD Desa Adat Batuaji semakin kokoh dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, sekaligus menyiapkan tim yang siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Tanpa terasa, I Gusti Ketut Sarjana dan Desak Putu Sukarmini telah melalui perjalanan panjang dalam membangun dan mengembangkan LPD Desa Adat Batuaji, kini LPD Desa Adat Batuaji telah memenuhi tanggungjawabnya untuk selalu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, baik dalam bentuk dana pembangunan, dukungan untuk upacara yadnya, maupun bantuan sosial. Manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat menjadi bukti bahwa perjuangan mereka selama ini tidak sia-sia. Kini, seiring dengan semakin dekatnya masa pensiun, mereka mulai memikirkan langkah selanjutnya. Di usia yang secara administratif sudah tidak lagi memenuhi di pasar kerja, keduanya merasa bahwa mereka masih ingin terus berkontribusi. Dedikasi dan kecintaan terhadap LPD Desa Adat Batuaji membuat mereka mengambil langkah untuk mengajukan diri kembali kepada Bendesa Adat, selaku penanggung jawab LPD. Mereka berharap masih bisa diberi kesempatan untuk tetap bekerja dan mengabdi di lembaga yang telah mereka bangun dari nol. Keberadaan mereka di dalamnya bukan hanya sebagai pengelola, tetapi juga sebagai bukti bahwa selama seseorang masih memiliki semangat dan kesempatan, usia bukanlah batasan untuk tetap berdaya dan berkontribusi.